Nunukan (ANTARA) - Untuk memenuhi kebutuhan penerangan bagi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kaltara dibutuhkan ketersediaan daya listrik yang memadai.
PT PLN Nunukan menilai masih dibutuhkan tambahan daya sekira 2-3 mega watt (MW) walaupun beban puncak pemakaian listrik di daerah itu khususnya Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik masih mencukupi, terang Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) PT PLN Nunukan, Bambang Heriyanto di Nunukan, Senin.
"Sebenarnya kita masih butuh daya sekira 2-3 MW atau tiga unit mesin PLTD. Tetapi meskipun ada tambahan daya itu belum bisa menjamin tidak ada pemadaman juga," sebut Bambang.
Bambang mengatakan pemadaman listrik di Kabupaten Nunukan ini lebih banyak dipengaruhi oleh gangguan alam akibat dari perubahan cuaca seperti petir. Kebutuhan tambahan daya ini diperuntukkan sebagai cadangan apabila ada mesin pembangkit yang mengalami kerusakaan secara mendadak.
Menurut Manager ULP PT PLN Nunukan ini, kemampuan daya untuk pelangganya di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik sebesar 14.400 mega watt (MW) dengan beban puncak paling tinggi 12.500 MW.
"Masalah beban puncak ini beda-beda setiap hari tergantung dari pemakaian dari pelanggan. Tapi rata-rata pemakaian atau benan puncak di Pulau Nunukan dan Sebatik ini sekira 11.600 MW," ucap dia. Oleh karena itu, masih ada sisa daya yang tidak terpakai sekira 2,8 MW setiap hari.
Hanya saja, kata Bambang, kelebihan daya ini belum mampu menjamin tidak terjadi lagi pemadaman listrik akibat dari kerusakan pada mesin pembangkit di PLTD Sei Bilal dan PLTMG Sebaung. "Seperti baru-baru ini terjadinya pemadaman listrik akibat dari kerusakan dua kompresor milik PT Bugak dan PT Pertamina di PLTMG Sebaung," ungkap dia.
Bambang menambahkan PLTMG Sebaung telah menjanjikan penambahan daya sebesar 5 MW yang bakal direalisasikan pada Mei 2021 ini. Jika ada tambahan daya ini maka kemampuan sudah mencapai 19.400 MW.
"Jadi ada suntikan daya tambahan dari PLTMG Sebaung itu sebesar 5 MW yang akan direalisasikan paling lambat Mei 2021," terang dia.
PT PLN Nunukan menilai masih dibutuhkan tambahan daya sekira 2-3 mega watt (MW) walaupun beban puncak pemakaian listrik di daerah itu khususnya Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik masih mencukupi, terang Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) PT PLN Nunukan, Bambang Heriyanto di Nunukan, Senin.
"Sebenarnya kita masih butuh daya sekira 2-3 MW atau tiga unit mesin PLTD. Tetapi meskipun ada tambahan daya itu belum bisa menjamin tidak ada pemadaman juga," sebut Bambang.
Bambang mengatakan pemadaman listrik di Kabupaten Nunukan ini lebih banyak dipengaruhi oleh gangguan alam akibat dari perubahan cuaca seperti petir. Kebutuhan tambahan daya ini diperuntukkan sebagai cadangan apabila ada mesin pembangkit yang mengalami kerusakaan secara mendadak.
Menurut Manager ULP PT PLN Nunukan ini, kemampuan daya untuk pelangganya di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik sebesar 14.400 mega watt (MW) dengan beban puncak paling tinggi 12.500 MW.
"Masalah beban puncak ini beda-beda setiap hari tergantung dari pemakaian dari pelanggan. Tapi rata-rata pemakaian atau benan puncak di Pulau Nunukan dan Sebatik ini sekira 11.600 MW," ucap dia. Oleh karena itu, masih ada sisa daya yang tidak terpakai sekira 2,8 MW setiap hari.
Hanya saja, kata Bambang, kelebihan daya ini belum mampu menjamin tidak terjadi lagi pemadaman listrik akibat dari kerusakan pada mesin pembangkit di PLTD Sei Bilal dan PLTMG Sebaung. "Seperti baru-baru ini terjadinya pemadaman listrik akibat dari kerusakan dua kompresor milik PT Bugak dan PT Pertamina di PLTMG Sebaung," ungkap dia.
Bambang menambahkan PLTMG Sebaung telah menjanjikan penambahan daya sebesar 5 MW yang bakal direalisasikan pada Mei 2021 ini. Jika ada tambahan daya ini maka kemampuan sudah mencapai 19.400 MW.
"Jadi ada suntikan daya tambahan dari PLTMG Sebaung itu sebesar 5 MW yang akan direalisasikan paling lambat Mei 2021," terang dia.