Bukittinggi (ANTARA) - Seorang penceramah di Nagari Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, meninggal saat menyampaikan khutbah Idul Fitri, Kamis (13/5).
"Beliau terjatuh saat menyampaikan khutbah Shalat Idul Fitri, tepatnya di khutbah kedua ketika berdoa di Masjid Istiqamah Magek," kata Wali Jorong Kampuang Bawah, Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Joh Har di Kabupaten Agam, Kamis.
Menurutnya, Ustadz Marnis Bahrum yang berusia sekitar 70 tahun itu langsung tersandar ke mimbar dan tiba-tiba berhenti berkhutbah.
Ia bersama jamaah lain sangat terkejut dan langsung berdiri menolong ustadz itu dan sempat melarikan ke puskesmas terdekat.
"MasyaAllah, semoga beliau khusnul khatimah, sepertinya ustaz sudah wafat di dalam masjid ini ketika beliau terjatuh dari khutbahnya," kata Jon Har.
Ia menambahkan, isi pengajian Ustadz Marnis Bahrum begitu menyentuh dan tersampaikan dengan rapi.
Menurutnya, tidak ada tanda-tanda ustaz sedang mengalami sakit sebelum berceramah.
"Saya sempat bercengkrama dan berbicara ringan dengan beliau sebelum menaiki mimbar, kebetulan saya ada di sebelah beliau duduk," kata dia.
Wafatnya ustadz itu, membuat banyak jamaah bertangisan ketika ramai mengantarkan jenazah almarhum ke rumah kediamannya di daerah Tilatang Kamang.
Ustadz Marnis dikenal sebagai ulama bersahaja dan aktif membantu sesama.
Sang ustadz juga memiliki pondok tahfiz Al Quran di Namuang, Koto Tangah.
"Beliau terjatuh saat menyampaikan khutbah Shalat Idul Fitri, tepatnya di khutbah kedua ketika berdoa di Masjid Istiqamah Magek," kata Wali Jorong Kampuang Bawah, Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Joh Har di Kabupaten Agam, Kamis.
Menurutnya, Ustadz Marnis Bahrum yang berusia sekitar 70 tahun itu langsung tersandar ke mimbar dan tiba-tiba berhenti berkhutbah.
Ia bersama jamaah lain sangat terkejut dan langsung berdiri menolong ustadz itu dan sempat melarikan ke puskesmas terdekat.
"MasyaAllah, semoga beliau khusnul khatimah, sepertinya ustaz sudah wafat di dalam masjid ini ketika beliau terjatuh dari khutbahnya," kata Jon Har.
Ia menambahkan, isi pengajian Ustadz Marnis Bahrum begitu menyentuh dan tersampaikan dengan rapi.
Menurutnya, tidak ada tanda-tanda ustaz sedang mengalami sakit sebelum berceramah.
"Saya sempat bercengkrama dan berbicara ringan dengan beliau sebelum menaiki mimbar, kebetulan saya ada di sebelah beliau duduk," kata dia.
Wafatnya ustadz itu, membuat banyak jamaah bertangisan ketika ramai mengantarkan jenazah almarhum ke rumah kediamannya di daerah Tilatang Kamang.
Ustadz Marnis dikenal sebagai ulama bersahaja dan aktif membantu sesama.
Sang ustadz juga memiliki pondok tahfiz Al Quran di Namuang, Koto Tangah.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Masuki M. Astro