Tanjung Selor (ANTARA) - Pedalaman Sungai Kayan di kawasan Pujungan dan Bahau, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara kini banjir, sejumlah rumah penduduk telah tergenang air hingga satu meter.
"Air meluap menggenangi sejumlah rumah penduduk di hulu sungai sejak Kamis dini hari (20/5/2021) tepatnya mulai 02.00 Wita. Warga Tanjung Selor dan sekitar harap waspada karena hilir sungai ada di wilayah Kabupaten Bulungan," kata Roni Manan, salah seorang warga Desa Wisata Long Alango, Bahau Hulu kepada ANTARA via telpon, Kamis.
Tingginya curah dan intensitas hujan di pedalaman Sungai Bahau dan Sungai Pujungan --berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia-- menyebabkan dua sungai besar di pedalaman meluap.
Roni menjelaskan banjir terparah di pedalaman Sungai Bahau Hulu, yakni Desa Apau Ping karena sudah merendam kawasan pemukiman.
Kondisi terkini banjir juga sudah mulai menjangkau Desa Long Alango, yakni Ibu Kota Kecamatan Bahau Hulu serta merendam pelabuhan dan gudang-gudang di pinggir sungai.
Baca juga: Banjir di sejumlah daerah pedalaman Kaltara
Baca juga: Beberapa lokasi di Tanjung Selor mulai tergenang banjir
Banjir pedalaman Bahau dan Pujungan, Kamis (20/5/2021) (/Ist)
Banjir juga telah merusak fasilitas umum, yakni jembatan penghubung dua desa.
"Di Long Alango, sebagian gudang dan pelabuhan yang terdampak langsung banjir," katanya.
Sebagian warga kini sedang bersimpun barang untuk antisipasi luapan banjir makin naik.
Baca juga: Pertamina Pastikan Distribusi BBM dan LPG di Malinau Aman
Baca juga: Warga mengungsi, Banjir landa beberapa desa di Kaltara
Banjir pedalaman Bahau dan Pujungan, Kamis (20/5/2021) (/Ist)
Sementara itu, Ketua KNPI Malinau Charles saat dihubungi menghmbau kepada masyarakat disepanjang DAS Bahau Hulu dan Pujungan untuk selalu siaga dalam kondisi cuaca agak ekstrim akhir-akhir ini.
"Mengharapkan juga agar Pemprov Kaltara dan Pemkab Malinau segera meninjau daerah -daerah yang terkena musibah," katanya.
Berdasarkan kondisi geografis di pedalaman Sungai Bahau dan Sungai Pujungan jika terjadi banjir maka transportasi sungai tidak bisa menjangkau kawasan itu.
"Hanya melalui transportasi udara (pesawat kecil atau helikopter) yang bisa menjangkau kawasan itu jika dua sungai di pedalaman itu meluap," katanya.
Sementara itu, air di hilir Sungai Kayan --melintasi Tanjung Selor, Ibu Kota Kabupaten Bulungan-- tampak meluap meskipun belum menggenangi kawasan pemukiman.
Sebelumnya, akhir pekan lalu (Sabtu, 15 Mei 2021) banjir juga terjadi di pedalaman Kabupaten Malinau, kali ini akibat luapan Sungai Mentarang Hulu.
Luapan Sungai Mentarang Hulu mengakibatkan kerugian besar akibat hanyut sejumlah rumah warga serta fasilitas umum di sejumlah desa.
Musibah menimpa antara lain Desa Lung Barang dan Desa Lung Simau.
Banjir dilaporkan menghanyutkan rumah Yohanes Kenui, Dermaga Lung Barang, tempat pembuatan perahu Johan, dan 30 drum solar milik desa Lung Barang, empat drum solar milik tower hanyut.
Banjir juga merusak dapur mess perumahan guru rusak akibat abrasi, kandang beserta ternak warga, dan Dermaga UPTD PKM Lung Barang hanyut.
Baca juga: Waspada, potensi hujan lebat disertai kilat
Baca juga: Gubernur minta inventisir data warga terdampak banjir untuk keperluan bantuan
"Air meluap menggenangi sejumlah rumah penduduk di hulu sungai sejak Kamis dini hari (20/5/2021) tepatnya mulai 02.00 Wita. Warga Tanjung Selor dan sekitar harap waspada karena hilir sungai ada di wilayah Kabupaten Bulungan," kata Roni Manan, salah seorang warga Desa Wisata Long Alango, Bahau Hulu kepada ANTARA via telpon, Kamis.
Tingginya curah dan intensitas hujan di pedalaman Sungai Bahau dan Sungai Pujungan --berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia-- menyebabkan dua sungai besar di pedalaman meluap.
Roni menjelaskan banjir terparah di pedalaman Sungai Bahau Hulu, yakni Desa Apau Ping karena sudah merendam kawasan pemukiman.
Kondisi terkini banjir juga sudah mulai menjangkau Desa Long Alango, yakni Ibu Kota Kecamatan Bahau Hulu serta merendam pelabuhan dan gudang-gudang di pinggir sungai.
Baca juga: Banjir di sejumlah daerah pedalaman Kaltara
Baca juga: Beberapa lokasi di Tanjung Selor mulai tergenang banjir
Banjir juga telah merusak fasilitas umum, yakni jembatan penghubung dua desa.
"Di Long Alango, sebagian gudang dan pelabuhan yang terdampak langsung banjir," katanya.
Sebagian warga kini sedang bersimpun barang untuk antisipasi luapan banjir makin naik.
Baca juga: Pertamina Pastikan Distribusi BBM dan LPG di Malinau Aman
Baca juga: Warga mengungsi, Banjir landa beberapa desa di Kaltara
Sementara itu, Ketua KNPI Malinau Charles saat dihubungi menghmbau kepada masyarakat disepanjang DAS Bahau Hulu dan Pujungan untuk selalu siaga dalam kondisi cuaca agak ekstrim akhir-akhir ini.
"Mengharapkan juga agar Pemprov Kaltara dan Pemkab Malinau segera meninjau daerah -daerah yang terkena musibah," katanya.
Berdasarkan kondisi geografis di pedalaman Sungai Bahau dan Sungai Pujungan jika terjadi banjir maka transportasi sungai tidak bisa menjangkau kawasan itu.
"Hanya melalui transportasi udara (pesawat kecil atau helikopter) yang bisa menjangkau kawasan itu jika dua sungai di pedalaman itu meluap," katanya.
Sementara itu, air di hilir Sungai Kayan --melintasi Tanjung Selor, Ibu Kota Kabupaten Bulungan-- tampak meluap meskipun belum menggenangi kawasan pemukiman.
Sebelumnya, akhir pekan lalu (Sabtu, 15 Mei 2021) banjir juga terjadi di pedalaman Kabupaten Malinau, kali ini akibat luapan Sungai Mentarang Hulu.
Luapan Sungai Mentarang Hulu mengakibatkan kerugian besar akibat hanyut sejumlah rumah warga serta fasilitas umum di sejumlah desa.
Musibah menimpa antara lain Desa Lung Barang dan Desa Lung Simau.
Banjir dilaporkan menghanyutkan rumah Yohanes Kenui, Dermaga Lung Barang, tempat pembuatan perahu Johan, dan 30 drum solar milik desa Lung Barang, empat drum solar milik tower hanyut.
Banjir juga merusak dapur mess perumahan guru rusak akibat abrasi, kandang beserta ternak warga, dan Dermaga UPTD PKM Lung Barang hanyut.
Baca juga: Waspada, potensi hujan lebat disertai kilat
Baca juga: Gubernur minta inventisir data warga terdampak banjir untuk keperluan bantuan