Tarakan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat suntikan investasi sebesar Rp180 triliun dari perusahaan Australia, Fortescue Future Industries Pty Ltd, anak usaha Fortescue Metals Group. 

“Insya Allah tahun ini investor dari Australia akan masuk melaksanakan pembangunan proyek PLTA. Itu nilai investasinya lebih kurang Rp180 triliun,” kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang di Tarakan, Kamis.

Investasi tersebut bertujuan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.

Zainal menambahkan bahwa selain itu,  rencananya investasi ini juga akan masuk ke Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi, Tanjung Palas Timur, Bulungan.

“Diperkirakan kegiatan pada investasi mega proyek ini akan bisa merekrut lebih kurang 7.000 tenaga kerja. Tentu ini akan menjawab masalah pengangguran di Kaltara ini,” kata Gubernur.

Sementara, Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara, Yansen TP menuturkan, investasi hijau perlu didorong untuk mengoptimalkan keberlangsungan lingkungan selain juga tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Apalagi, Pemerintah sudah mengungkap rencana pembangunan proyek kawasan industri hijau terintegrasi berbasis hydropower yang akan dibangun di Kaltara.

Kawasan industri yang luasnya mencapai 12.500 hektar itu bahkan menjadi salah satu kawasan industri hijau terbesar di dunia.

“Kita punya potensi yang bisa menghasilkan energi. Tapi dulu kita tidak punya kebijakan itu. Nah, sekarang kita sudah punya kebijakan itu,” kata Yansen.

Dia berharap para investor yang masuk bisa serius dan memiliki komitmen. Jangan hanya sekadar hanya untuk mendapatkan kesempatan atau mendapatkan izin, tapi harus diwujudkan.

"Harapan kita, izin itu harus bisa dipertanggungjawabkan. Tentu dengan cara progres pekerjaan harus jelas,” kata Wagub.
Baca juga: Gubernur Kaltara Mengapresiasi ASN yang Taat Larangan Mudik
Baca juga: Gubernur minta inventisir data warga terdampak banjir untuk keperluan bantuan


 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024