Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara menginstruksikan agar instansi terkait segera melakukan  digitalisasi kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) guna memperkenalkan produk khas daerah.

"Kita butuh aplikasi atau digitalisasi kepada UMKM agar supaya dunia juga bisa melihat produk khas daerah kita,” ujar Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang di Tanjung Selor, Sabtu.

Secara khusus ia sudah menginstruksikan kepada Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kaltara Firmansyah dan Kepala Bidang Industri Dinas Perindagkop dan UMKM Kaltara Rahmatiah agar melakukan digitalisasi terhadap UMKM.

Hal itu menanggapi  Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) seri Juni 2021.

Pemerintah melanjutkan kesuksesan pada 2020 sehingga Gernas BBI kembali hadir di tahun 2021. 

Program ini mengajak masyarakat Indonesia untuk bangga menggunakan produk lokal. 

Melalui kampanye ini, diharapkan perekonomian domestik dapat meningkat.

Gerakan yang dikampanyekan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia ini mengangkat tema "Kilau Digital Permata Kilau Digital Permata Flores, Sumba, Timor dan Alor (Flobamora)" dipusatkan di Nusa Tenggara Timur Tahun 2021.

Acara diikuti gubernur Kaltara kemarin secara virtual yang disiarkan langsung dari Puncak Waringin, Labuan Bajo, Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Menanggapi perintah gubernur Kaltara,  Rahmatiah mengatakan bahwa usaha tersebut sedang dilakukan dan saat ini sedang dalam tahap foto katalog. 

Selain itu Disperindagkop juga sudah mensosialisasikan penggunaan furniture dan produk khas Kaltara di beberapa hotel di Kaltara.

Hal tersebut sesuai dengan visi gubenur untuk menjadikan Provinsi Kaltara sebagai provinsi yang maju, berubah, dan sejahtera sehingga UMKM adalah salah satu bidang yang mendapatkan perhatian serius.

Rahmatiah menginginkan adanya sinergitas antara Dinas Pariwisata dan Dinas KISP untuk membuat aplikasi.

Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Provinsi Kaltara sudah pernah memasarkan produk UMKM Kaltara di platform jual beli daring terkemuka seperti Shopee dan Lazada, serta melakukan pelatihan penggunaan platform Shopee.

“Hanya saja tidak terpenuhi permintaan itu, karena pembeli dari luar kota terkendala ongkos kirim. Ongkos kirim tidak seimbang,” kata wanita yang juga menjabat Sekretaris Dekranasda Provinsi Kaltara ini.

Sementara itu, Firmansyah terkait penyediaan aplikasi daring mengatakan kesiapannya untuk mendukung keinginan tersebut.

“Kita berhadap ada koordinasi dengan sektor lain dan  pengelola-pengelola UMKM yang ada di Provinsi Kaltara, misal Disperindagkop. Silakan koordinasi disini, perlu bantuan untuk membuat aplikasi untuk UMKM," katanya.

Baca juga: Bagaimana Grab Membuka Peluang Bagi UMKM diTarakan
Baca juga: Kapolri Minta Seluruh Kapolda Maksimalkan PPKM Mikro dan Kawal Pemulihan Ekonomi
Baca juga: BNI gelar UMKM Heroes untuk peningkatan promosi produk lokal
Baca juga: Teten dan Zainal berkomitmen kembangkan koperasi dan UMKM di Kaltara
Baca juga: Bank Indonesia optimalkan 46 kantor perwakilan promosikan produk UMKM

Pewarta : Susylo Asmalyah
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024