Nunukan (ANTARA) - Kebakaran permukiman padat penduduk di Porsas RT 21 Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Kaltara yang berjumlah 21 kepala keluarga dari empat rumah yang hangus terbakar sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah daerah setempat.
Sebagaimana yang diutarakan seorang korban kebakaran yang tidak bersedia disebutkan nama pada Rabu bahwa merasa sangat sedih atas musibah yang dialaminya pada Minggu malam (7/11) sekitar pukul 17.30 Wita itu.
Rumahnya yang terbuat dari kayu dan di bawahnya dibuat beberapa kamar yang disewakan hangus dilalap api saat itu dan hampir tidak ada harta bendanya yang berhasil diselamatkan.
Korban ini mengaku sedang berangkat ke Masjid menunaikan ibadah sholat Isya, tiba-tiba kaget atas teriakan warga karena kebakaran dengan api yang cepat membesar.
Korban ini mengaku untuk sementara terpaksa menumpang di rumah keluarganya bersama istri dan ketiga anaknya. Oleh karena itu, dia inginkan membangun kembali rumahnya yang hangus terbakar tetapi tidak memiliki dana lagi.
Sebab hampir seluruh harta bendanya termasuk pakaian anak-anaknya hangus terbakar saat itu. "Semoga pemerintah mau membantu biaya perbaikan rumah yang tinmggal puing-puing itu," sambil menunjuk bekas rumahnya.
Hal itu dibenarkan pula oleh seorang warga yang menyewa salah satu kamar di rumah yang terbakar menuturkan pada saat kejadian sedang berada di Masjid yang jauhnya sekitar 150 meter dari rumah sewanya tersebut.
"Tidak ada barang-barang yang selamat kecuali pakaian yang saya pakai ke masjid," ujar dia. Ia pun mengharapkan adanya bantuan dana dari pemerintah daerah atas musibah yang dialaminya.
Korban kebakaran mengaku sampai sekarang belum ada informasi akan adanya bantuan dana dari pemerintah daerah setempat, sementara tidak mungkin juga akan menumpang selamanya di rumah keluarga.
Ketua RT 21 Sahid yang ditemui di tenda pengungsian yang disediakan Pemkab Nunukan menyatakan dari empat rumah yang terbakar dan delapan buah lainnya yang terdampak, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp500 juta.
Sementara jumlah korban jiwa sebanyak 41 jiwa dari 21 kepala keluarga. Sebagian besar korban kebakaran di wilayahnya itu adalah penyewa.
Pantauan di tenda pengungsian, sejumlah pihak menyalurkan bantuannya baik pakaian, makanan dan uang dari sumbangan warga secara pribadi untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebagaimana yang diutarakan seorang korban kebakaran yang tidak bersedia disebutkan nama pada Rabu bahwa merasa sangat sedih atas musibah yang dialaminya pada Minggu malam (7/11) sekitar pukul 17.30 Wita itu.
Rumahnya yang terbuat dari kayu dan di bawahnya dibuat beberapa kamar yang disewakan hangus dilalap api saat itu dan hampir tidak ada harta bendanya yang berhasil diselamatkan.
Korban ini mengaku sedang berangkat ke Masjid menunaikan ibadah sholat Isya, tiba-tiba kaget atas teriakan warga karena kebakaran dengan api yang cepat membesar.
Korban ini mengaku untuk sementara terpaksa menumpang di rumah keluarganya bersama istri dan ketiga anaknya. Oleh karena itu, dia inginkan membangun kembali rumahnya yang hangus terbakar tetapi tidak memiliki dana lagi.
Sebab hampir seluruh harta bendanya termasuk pakaian anak-anaknya hangus terbakar saat itu. "Semoga pemerintah mau membantu biaya perbaikan rumah yang tinmggal puing-puing itu," sambil menunjuk bekas rumahnya.
Hal itu dibenarkan pula oleh seorang warga yang menyewa salah satu kamar di rumah yang terbakar menuturkan pada saat kejadian sedang berada di Masjid yang jauhnya sekitar 150 meter dari rumah sewanya tersebut.
"Tidak ada barang-barang yang selamat kecuali pakaian yang saya pakai ke masjid," ujar dia. Ia pun mengharapkan adanya bantuan dana dari pemerintah daerah atas musibah yang dialaminya.
Korban kebakaran mengaku sampai sekarang belum ada informasi akan adanya bantuan dana dari pemerintah daerah setempat, sementara tidak mungkin juga akan menumpang selamanya di rumah keluarga.
Ketua RT 21 Sahid yang ditemui di tenda pengungsian yang disediakan Pemkab Nunukan menyatakan dari empat rumah yang terbakar dan delapan buah lainnya yang terdampak, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp500 juta.
Sementara jumlah korban jiwa sebanyak 41 jiwa dari 21 kepala keluarga. Sebagian besar korban kebakaran di wilayahnya itu adalah penyewa.
Pantauan di tenda pengungsian, sejumlah pihak menyalurkan bantuannya baik pakaian, makanan dan uang dari sumbangan warga secara pribadi untuk kebutuhan sehari-hari.