Jakarta (ANTARA) - Sebuah cuitan yang telah disukai oleh 20.700 pengguna Twitter mengklaim penerima vaksin COVID-19 akan lebih rentan terinfeksi varian Omicron dibandingkan dengan orang yang tidak divaksin.

Dalam unggahannya, pemilik akun Twitter itu pun menyertakan sebuah tangkapan layar studi kesehatan yang disebut dilakukan di Denmark. 

Berikut isi narasinya dalam Bahasa Indonesia:
"Astaga. Studi ini menunjukkan bahwa setelah tiga bulan efektivitas vaksin Pfizer & Moderna terhadap Omicron sebenarnya negatif. Penerima Pfizer 76,5 persen lebih mungkin dan penerima Moderna 39,3 persen lebih mungkin terinfeksi daripada orang yang tidak divaksinasi".

Cuitan milik pengguna Twitter dengan 293.500 pengikut itu telah dibagikan ulang hingga 11.000 kali.

Namun, benarkah penerima vaksin COVID-19 lebih rentan terinfeksi Omicron?
  Tangkapan layar cuitan di Twitter yang menyatakan penerima vaksin COVID-19 lebih mudah terinfeksi Omicron dibandingkan nonvaksin (Twitter)

Penjelasan:
Melansir AFP, studi yang dirujuk dalam cuitan tersebut dikirimkan oleh para peneliti Denmark sebagai laporan awal ke platform daring MedRxiv pada 22 Desember 2021.

Pihak MedRxiv pun menjelaskan pengguna Twitter itu salah membaca dan menafsirkan hasil studi tersebut.

Faktanya, penelitian dari Denmark itu bertujuan untuk menentukan efektivitas suntikan Pfizer dan Moderna terhadap varian Omicron, hingga lima bulan setelah vaksinasi penuh. Hasilnya, infeksi Omicron memang menurunkan efektivitas vaksin. 

Tidak ada penjelasan tentang vaksin meningkatkan infeksi terhadap Omicron.

Para peneliti Denmark itu pun merekomendasikan masyarakat untuk mendapatkan vaksin penguat (booster), setelah memperoleh dua dosis suntikan.

Kepala Departemen Penyakit Menular Universitas Negeri Sao Paolo, Brasil, Alexandre Naime turut membantah klaim vaksin dapat meningkatkan infeksi terhadap COVID-19.

"Tidak ada vaksin yang menyebabkan risiko infeksi lebih besar. Itu tidak benar. Itu adalah kekeliruan biologis," kata Alexandre Naime.

Klaim: Penerima vaksin COVID-19 lebih mudah terinfeksi Omicron
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Lonjakan protein dari vaksin COVID-19 merusak organ anak

Cek fakta: Hoaks! Amerika Serikat tolak vaksin booster Pfizer karena timbulkan infeksi hati

Cek fakta: Hoaks! Tubuh mengandung bluetooth dan bisa dilacak setelah vaksin

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso


Pewarta : Antara
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024