Jakarta (ANTARA) - Sebagian orang memiliki kenyamanan sebagai pertimbangan utama dalam berpakaian pada tahun 2022. Mereka juga memilih berpakaian sederhana dan kasual, demikian hasil survei layanan konsumen berbasis digital Populix.
Dalam survei berjudul “Indonesia in 2022: Looking at Fashion Trends & Economy Revival”, Populix melibatkan 1.013 responden yang terdiri dari 500 responden laki-laki dan 513 responden perempuan berusia 18-55 tahun pada tanggal 26-31 Desember 2021.
Mereka menemukan, baik responden laki-laki maupun perempuan memilih gaya berpakaian yang sederhana (73 persen) dan kasual (68 persen) di tahun 2022.
Walau begitu, responden laki-laki juga menyukai gaya sporty, sementara gaya vintage lebih diminati oleh responden perempuan.
Untuk mendukung preferensi gaya berpakaian tersebut, outer atau kardigan akan menjadi barang fesyen wajib para perempuan di tahun 2022, sementara t-shirt dan kemeja berkerah akan tetap menjadi barang fesyen terfavorit laki-laki.
“Adaptasi era kenormalan baru telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam gaya berpakaian. Dengan berbagai kebijakan terkait pembatasan fisik dan bekerja atau belajar dari rumah guna mengurangi penyebaran COVID-19, kini sebagian besar responden menyatakan tidak terlalu mengikuti tren fesyen, tetapi lebih mengutamakan kenyamanan dalam gaya berpakaian mereka,” ujar Chief Executive Officer, Populix, Timothy Astandu dalam keterangan persnya, dikutip Rabu.
Dalam hal alas kaki, responden laki-laki dan perempuan memilih sneakers sebagai alas kaki yang akan dipakai tahun 2022, diikuti dengan sendal jepit dan sepatu slip-on.
Responden perempuan juga memilih jilbab segi empat (47 persen), pashmina (40 persen), dan jilbab instan (31 persen) sebagai pendukung gaya berpakaian mereka.
Berbicara pertimbangan dalam membeli pakaian, survei menemukan sebanyak 80 persen responden menyatakan akan mengutamakan kenyamanan berpakaian, sementara 56 persen responden lebih memilih gaya pakaian yang sederhana.
Di samping itu, sekitar 39 persen responden mengatakan gaya berpakaian merupakan bentuk ekspresi diri mereka. Sebanyak 23 persen responden mengaku lebih tertarik untuk bergaya modern dan 22 persen responden lebih tertarik dengan gaya berpakaian yang membuat mereka terlihat profesional dan lebih percaya diri.
Dalam hal jumlah anggaran bulanan, mayoritas responden, baik laki-laki maupun perempuan, bersedia menghabiskan Rp 250.001 - Rp 500.000 untuk berbelanja barang-barang fesyen setiap bulannya.
Namun menariknya, responden laki-laki bersedia mengeluarkan anggaran yang lebih besar dibandingkan perempuan dengan 19 persen laki-laki bersedia mengalokasikan lebih dari Rp 1.000.000, sementara hanya 12 persen perempuan yang bersedia mengeluarkan anggaran lebih dari Rp 1.000.000 untuk berbelanja barang-barang fesyen.
Timothy berharap survei ini dapat memberikan insights kepada para pelaku industri fesyen, baik UMKM maupun brand, untuk mempersiapkan strategi bisnis dan pengembangan produk mereka tahun ini.
Survei menunjukkan, sekitar 56 persen responden memiliki frekuensi berbelanja di UMKM sama dengan brand fesyen ternama, dan 50 persen responden menyatakan memiliki anggaran yang sama ketika mereka berbelanja di UMKM maupun brand.
"Hal tersebut menunjukkan UMKM memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh sebagai penggerak roda ekonomi Indonesia tahun 2022,” menambahkan," demikian ujar Timothy.
Baca juga: Warna pastel diprediksi tetap jadi tren fesyen di 2022
Baca juga: Empat tren sustainable fashion sepanjang 2021
Baca juga: Fashion berkelanjutan bukan tren tapi keharusan
Dalam survei berjudul “Indonesia in 2022: Looking at Fashion Trends & Economy Revival”, Populix melibatkan 1.013 responden yang terdiri dari 500 responden laki-laki dan 513 responden perempuan berusia 18-55 tahun pada tanggal 26-31 Desember 2021.
Mereka menemukan, baik responden laki-laki maupun perempuan memilih gaya berpakaian yang sederhana (73 persen) dan kasual (68 persen) di tahun 2022.
Walau begitu, responden laki-laki juga menyukai gaya sporty, sementara gaya vintage lebih diminati oleh responden perempuan.
Untuk mendukung preferensi gaya berpakaian tersebut, outer atau kardigan akan menjadi barang fesyen wajib para perempuan di tahun 2022, sementara t-shirt dan kemeja berkerah akan tetap menjadi barang fesyen terfavorit laki-laki.
“Adaptasi era kenormalan baru telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam gaya berpakaian. Dengan berbagai kebijakan terkait pembatasan fisik dan bekerja atau belajar dari rumah guna mengurangi penyebaran COVID-19, kini sebagian besar responden menyatakan tidak terlalu mengikuti tren fesyen, tetapi lebih mengutamakan kenyamanan dalam gaya berpakaian mereka,” ujar Chief Executive Officer, Populix, Timothy Astandu dalam keterangan persnya, dikutip Rabu.
Dalam hal alas kaki, responden laki-laki dan perempuan memilih sneakers sebagai alas kaki yang akan dipakai tahun 2022, diikuti dengan sendal jepit dan sepatu slip-on.
Responden perempuan juga memilih jilbab segi empat (47 persen), pashmina (40 persen), dan jilbab instan (31 persen) sebagai pendukung gaya berpakaian mereka.
Berbicara pertimbangan dalam membeli pakaian, survei menemukan sebanyak 80 persen responden menyatakan akan mengutamakan kenyamanan berpakaian, sementara 56 persen responden lebih memilih gaya pakaian yang sederhana.
Di samping itu, sekitar 39 persen responden mengatakan gaya berpakaian merupakan bentuk ekspresi diri mereka. Sebanyak 23 persen responden mengaku lebih tertarik untuk bergaya modern dan 22 persen responden lebih tertarik dengan gaya berpakaian yang membuat mereka terlihat profesional dan lebih percaya diri.
Dalam hal jumlah anggaran bulanan, mayoritas responden, baik laki-laki maupun perempuan, bersedia menghabiskan Rp 250.001 - Rp 500.000 untuk berbelanja barang-barang fesyen setiap bulannya.
Namun menariknya, responden laki-laki bersedia mengeluarkan anggaran yang lebih besar dibandingkan perempuan dengan 19 persen laki-laki bersedia mengalokasikan lebih dari Rp 1.000.000, sementara hanya 12 persen perempuan yang bersedia mengeluarkan anggaran lebih dari Rp 1.000.000 untuk berbelanja barang-barang fesyen.
Timothy berharap survei ini dapat memberikan insights kepada para pelaku industri fesyen, baik UMKM maupun brand, untuk mempersiapkan strategi bisnis dan pengembangan produk mereka tahun ini.
Survei menunjukkan, sekitar 56 persen responden memiliki frekuensi berbelanja di UMKM sama dengan brand fesyen ternama, dan 50 persen responden menyatakan memiliki anggaran yang sama ketika mereka berbelanja di UMKM maupun brand.
"Hal tersebut menunjukkan UMKM memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh sebagai penggerak roda ekonomi Indonesia tahun 2022,” menambahkan," demikian ujar Timothy.
Baca juga: Warna pastel diprediksi tetap jadi tren fesyen di 2022
Baca juga: Empat tren sustainable fashion sepanjang 2021
Baca juga: Fashion berkelanjutan bukan tren tapi keharusan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
- Editor: Alviansyah Pasaribu