Balikpapan (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar "workshop" digitalisasi dan hilirisasi produk sawit skala UKMK di Kalimantan Timur sebagai upaya untuk "inklusi" produksi produk hilir di sektor sawit.

“Kami mengajak Bapak dan Ibu pekebun yang sedang nyaman sekarang ini dengan harga TBS tinggi untuk mengembangkan dan merubah mindset-nya untuk masuk kepada pengolahan hasil turunannya dari kelapa sawit,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmat Selasa (1/3) di Balikpapan.

Hal itu disampaikan  dalam Workshop Promosi Digitalisasi dan Hilirisasi Produk Sawit Skala UKMK Batch I yang diselenggarakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada Selasa (1/3) di Balikpapan.

Dalam kegiatan ini dilaksanakan workshop produksi minyak goreng berbahan sawit, produksi sabun dan coklat berbahan sawit, produksi bumbu mie instan berbahan sawit serta talkshow akses platform digital untuk pemasaran produk UKMK Sawit.

Kegiatan ini diikuti secara offline oleh perwakilan 30 Koperasi petani sawit dari Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur serta peserta secara online dari pelaku UKM, mahasiswa, peneliti, dan masyarakat umum.   BPDPKS gelar "workshop" digitalisasi dan hilirisasi produk sawit skala UKMK di Kaltim (Humas BPDPKS)

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Balikpapan, Adi Nugroho menyampaikan dukungan dan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini.

Dikarenakan kegiatan ini sejalan dengan salah satu agenda Jalur Keuangan Presidensi G20 Indonesia dalam rangka mewujudkan inklusi keuangan untuk pengembangan pasar dan pembiayaan UKMK sawit melalui digitalisasi.  BPDPKS gelar "workshop" digitalisasi dan hilirisasi produk sawit skala UKMK di Kaltim (Humas BPDPKS)

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Indonesia Yuana Rochma Astuti dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Tujuannya untuk membantu pelaku usaha UMKM dalam memasarkan produknya secara digital di marketplace yang tersedia di Indonesia.

Data Kemenparekraf mencatat terdapat sebanyak lebih dari 9,2 juta UMKM yang sudah on-boarding di marketplace di Indonesia.  
  BPDPKS gelar "workshop" digitalisasi dan hilirisasi produk sawit skala UKMK di Kaltim (Humas BPDPKS)
Sementara itu, Ketua Umum DPP APKASINDO Gulat Manurung mengatakan bahwa pemanfaatan minyak kelapa sawit sangat banyak, salah satunya melalui hilirisasi minyak goreng oleh petani.

Disampaikan Gulat, satu pabrik minyak goreng yang didirikan petani sawit di Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan minyak goreng pada satu daerah tersebut. 

Dosen Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem ITS Prof. Setiyo Gunawan menyampaikan bahwa ke depannya, akan sangat memungkinkan untuk pengolahan CPO menjadi minyak goreng pada skala UKMK. 

“Dan untuk itu, kami di Perguruan Tinggi mencoba membuat yang sederhana dan ini yang sedang kami lakukan dan skala lab itu berhasil. Dengan BSE ini cocok untuk skala UMKM tadi karena sederhana sekali,” ujar Setiyo. 

Peneliti Pusat Kopi dan Kakao Jember Hendy Firmanto menyampaikan bahwa komposisi lemak cocoa butter yang tinggi dalam pengolahan coklat dapat digantikan dengan minyak sawit.

Hal ini dikarenakan titik leleh yang dihasilkan minyak sawit mirip dengan titik leleh alami kakao. Secara garis besar dijelaskan Hendy, proses pengolahan coklat berbahan sawit di antaranya penyangraian kakao, pengupasan kulit biji kakao, pemastaan Nib kakao, penambahan minyak sawit, serta penghalusan dan formulasi coklat. 

Tidak hanya sebagai campuran pembuatan coklat, minyak sawit merah dapat dijadikan sebagai campuran dalam pembuatan bumbu mie instan.

Manfaat minyak sawit merah bagi kesehatan tubuh diantaranya dapat meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan kesehatan otak, serta mendukung kesehatan mata. 

“Selain bebas pengawet, minyak sawit merah dalam bumbu mie instan memiliki kandungan alfa karoten, beta karoten, dan likopen yang sangat tinggi,” papar Ketua DPW Apkasindo Kaltara Suhendrik saat menyampaikan demo pembuatan Mie Misamer berbahan sawit. 

Petani sawit Indonesia tidak hanya berperan sebagai aktor utama yang menyediakan bahan baku untuk produksi minyak sawit mentah, tetapi juga berpotensi menjadi produsen produk-produk turunan berbasis minyak sawit ataupun limbah kelapa sawit. 

  BPDPKS gelar "workshop" digitalisasi dan hilirisasi produk sawit skala UKMK di Kaltim (Humas BPDPKS)
Melalui kelembagaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK), petani sawit akan dituntun untuk mampu menghasilkan beragam produk turunan sawit sederhana dan sekaligus memasarkannya secara digital melalui platform marketplace yang ada di Indonesia.

Dalam kegiatan ini, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui digitalisasi dan hilirisasi kelapa sawit, BPDPKS juga menghadirkan narasumber dari praktisi kelapa sawit yaitu Plt.

Direktur Kemitraan BPDPKS Kabul Wijayanto; Asisten Deputi Pengembangan SDM Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan UKM Dwi Andriani Sulistyowati; Peneliti Surfactant dan Bioenergy Research Center IPB University Prof. Erliza Hambali; Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPP APKASINDO Amin Nugroho; Head of Tani Academy TaniHub Group Deeng Sanyoto; Founder and Owner Creabrush Indonesia Febri Yunarta. ***



Baca juga: Sawit, masa depan energi terbaharukan dan bernilai kampanye hijau
Baca juga: Gubernur Kaltara Mengajak Perusahaan Sawit laporkan CSR Secara Rutin
Baca juga: Harga kelapa sawit terus naik, petani kembali bergairah

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024