Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengatakan bahwa sebanyak 22 juta kubik perhari (MMSCFD) Liquefied Natural Gas (LNG) bakal diproduksi PT Kayan LNG Nusantara.
“Selain itu, kilang ini juga akan memproduksi elpiji yang diperkirakan 400-500 ton per bulannya. Tentu saja ini cukup besar bagi Kaltara,” kata Zainal di Tanjung Selor, Bulungan, Selasa.
Zainal sebelumnya melihat langsung progress pembangunan kilang pengolahan gas alam cair di Desa Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung, Senin (7/3).
Gubernur menyebut, kehadiran mini LNG pertama di Kaltara dapat memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan di daerah setempat.
“Dampak yang tidak langsung bagi daerah sekitar biasanya hingga tiga kali lipat dari nilai investasi,” kata Zainal.
Nantinya, PT Kayan LNG Nusantara akan membeli gas dari PT Pertamina dan PT Medco E&P untuk diolah menjadi LNG.
Kemudian dikirim ke Kota Tarakan menggunakan ISO Tank untuk diekspor. Gubernur melihat adanya rantai pasok yang cukup, sehingga dapat memicu perekonomian di Kaltara.
“Dampak APBD kita terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah kurang lebih 23 persen. Jadi 77 persen pertumbuhan ekonomi kita itu bergantung pada dunia swasta," kata Zainal.
Gubernur meminta kepada Bupati Tana Tidung untuk memberikan fasilitas kemudahan bagi semua investor yang ingin melakukan kegiatannya.
“Apabila ada permasalahan antara masyarakat dengan calon investor. Kita sebagai pemerintah harus dapat menyelesaikan persoalannya. Agar para investor tetap dapat berinvestasi di daerah kita. Saya yakin dengan gerak cepat dan niat yang tulus, semua persoalan yang dihadapi, Insya Allah akan teratasi,” kata Gubernur.
Selain itu, Gubernur juga meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas agar ikut membantu memperhatikan proyek tersebut.
Utamanya dalam hal perizinan. Sebab, ke depannya LNG tersebut dapat diekspor sehingga akan menambah devisa negara.
“Pembangunan kilang pengolahan gas alam cair ini mempunyai risiko tinggi, sehingga bupati dan jajarannya dapat membantu sosialisasikan kepada masyarakat agar tidak mendekati areal kerja,” kata Zainal.
Baca juga: Gubernur Kaltara berupaya wujudkan ketahanan pangan daerah
“Selain itu, kilang ini juga akan memproduksi elpiji yang diperkirakan 400-500 ton per bulannya. Tentu saja ini cukup besar bagi Kaltara,” kata Zainal di Tanjung Selor, Bulungan, Selasa.
Zainal sebelumnya melihat langsung progress pembangunan kilang pengolahan gas alam cair di Desa Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung, Senin (7/3).
Gubernur menyebut, kehadiran mini LNG pertama di Kaltara dapat memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan di daerah setempat.
“Dampak yang tidak langsung bagi daerah sekitar biasanya hingga tiga kali lipat dari nilai investasi,” kata Zainal.
Nantinya, PT Kayan LNG Nusantara akan membeli gas dari PT Pertamina dan PT Medco E&P untuk diolah menjadi LNG.
Kemudian dikirim ke Kota Tarakan menggunakan ISO Tank untuk diekspor. Gubernur melihat adanya rantai pasok yang cukup, sehingga dapat memicu perekonomian di Kaltara.
“Dampak APBD kita terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah kurang lebih 23 persen. Jadi 77 persen pertumbuhan ekonomi kita itu bergantung pada dunia swasta," kata Zainal.
Gubernur meminta kepada Bupati Tana Tidung untuk memberikan fasilitas kemudahan bagi semua investor yang ingin melakukan kegiatannya.
“Apabila ada permasalahan antara masyarakat dengan calon investor. Kita sebagai pemerintah harus dapat menyelesaikan persoalannya. Agar para investor tetap dapat berinvestasi di daerah kita. Saya yakin dengan gerak cepat dan niat yang tulus, semua persoalan yang dihadapi, Insya Allah akan teratasi,” kata Gubernur.
Selain itu, Gubernur juga meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas agar ikut membantu memperhatikan proyek tersebut.
Utamanya dalam hal perizinan. Sebab, ke depannya LNG tersebut dapat diekspor sehingga akan menambah devisa negara.
“Pembangunan kilang pengolahan gas alam cair ini mempunyai risiko tinggi, sehingga bupati dan jajarannya dapat membantu sosialisasikan kepada masyarakat agar tidak mendekati areal kerja,” kata Zainal.
Baca juga: Gubernur Kaltara berupaya wujudkan ketahanan pangan daerah