Tarakan (ANTARA) - Sebanyak 18 kontainer atau 351.000 liter minyak goreng akan segera tiba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kalimantan Utara.
"Atas nama Pemprov Kaltara melalui Disperindagkop dan UKM mengimbau pada masyarakat agar tidak 'panic buying' ketersediaan minyak goreng kita Insya Allah aman,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (Disperindagkop-UKM) Kaltara Hasriani di Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.
Dia memastikan stok minyak goreng aman untuk kebutuhan masyarakat Kaltara.
“Dua hari ke depan sudah dalam pengiriman delapan kontainer. Dan sepuluh hari ke depan, menyusul sepuluh kontainer lagi yang akan datang khusus untuk Kaltara,” kata Hasriani.
Menurutnya membeli sesuai kebutuhan dan tidak panik menumpuk stok adalah kunci stabilnya pasar akan suatu kebutuhan pokok.
Dia mengatakan bahwa dari pemerintah berharap agar masyarakat membeli sesuai dengan kebutuhan dan tidak usah risau terhadap ketersediaan stok minyak goreng.
"Kami tetap berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan menyampaikan kepada produsen untuk (penuhi) pendistribusian minyak di Kabupaten/Kota. Jadi sekali lagi untuk masyarakat beli sesuai kebutuhan,” kata Hasriani.
Dia menyarankan agar masyarakat mengurangi konsumsi minyak goreng pada hidangan. Selain menyehatkan, juga merupakan upaya menyiasati penghematan penggunaannya.
Sementara proses pendistribusian yang terus dijalankan oleh pemprov pada ritel lokal maupun modern. Selain itu juga, membeli minyak goreng sesuai kebutuhan keluarga.
Dia mengungkapkan bahwa di toko memang dijatah satu liter untuk tiap konsumen dan dengan pendistribusian yang ada, dia yakin tidak ada kelangkaan.
Satu keluarga bisa pakai satu sampai dua liter, hingga dua minggu lebih. Untuk menjaga kesehatan kita lebih baik konsumsi makanan rebus atau menggunakan margarin/mentega.
“Mengubah kebiasaan konsumsi yang cenderung berminyak, kan tidak setiap hari makan gorengan. Ikan bakar dan sayur bening itu lebih enak,” sambung Hasriani.
Sementara untuk UMKM atau pedagang kecil Hasriani mengungkapkan kebutuhan per hari bisa mencapai lima liter dipastikan aman.
Sebab, tiap pelaku UMKM telah berlangganan dengan ritel/pengecer jauh sebelum terbatasnya stok minyak goreng dan tidak diperuntukan untuk konsumsi pribadi melainkan untuk menjalankan perekonomian di tingkat masyarakat.
Baca juga: Mendag: Kebijakan minyak goreng satu harga dimulai 19 Januari
"Atas nama Pemprov Kaltara melalui Disperindagkop dan UKM mengimbau pada masyarakat agar tidak 'panic buying' ketersediaan minyak goreng kita Insya Allah aman,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (Disperindagkop-UKM) Kaltara Hasriani di Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.
Dia memastikan stok minyak goreng aman untuk kebutuhan masyarakat Kaltara.
“Dua hari ke depan sudah dalam pengiriman delapan kontainer. Dan sepuluh hari ke depan, menyusul sepuluh kontainer lagi yang akan datang khusus untuk Kaltara,” kata Hasriani.
Menurutnya membeli sesuai kebutuhan dan tidak panik menumpuk stok adalah kunci stabilnya pasar akan suatu kebutuhan pokok.
Dia mengatakan bahwa dari pemerintah berharap agar masyarakat membeli sesuai dengan kebutuhan dan tidak usah risau terhadap ketersediaan stok minyak goreng.
"Kami tetap berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan menyampaikan kepada produsen untuk (penuhi) pendistribusian minyak di Kabupaten/Kota. Jadi sekali lagi untuk masyarakat beli sesuai kebutuhan,” kata Hasriani.
Dia menyarankan agar masyarakat mengurangi konsumsi minyak goreng pada hidangan. Selain menyehatkan, juga merupakan upaya menyiasati penghematan penggunaannya.
Sementara proses pendistribusian yang terus dijalankan oleh pemprov pada ritel lokal maupun modern. Selain itu juga, membeli minyak goreng sesuai kebutuhan keluarga.
Dia mengungkapkan bahwa di toko memang dijatah satu liter untuk tiap konsumen dan dengan pendistribusian yang ada, dia yakin tidak ada kelangkaan.
Satu keluarga bisa pakai satu sampai dua liter, hingga dua minggu lebih. Untuk menjaga kesehatan kita lebih baik konsumsi makanan rebus atau menggunakan margarin/mentega.
“Mengubah kebiasaan konsumsi yang cenderung berminyak, kan tidak setiap hari makan gorengan. Ikan bakar dan sayur bening itu lebih enak,” sambung Hasriani.
Sementara untuk UMKM atau pedagang kecil Hasriani mengungkapkan kebutuhan per hari bisa mencapai lima liter dipastikan aman.
Sebab, tiap pelaku UMKM telah berlangganan dengan ritel/pengecer jauh sebelum terbatasnya stok minyak goreng dan tidak diperuntukan untuk konsumsi pribadi melainkan untuk menjalankan perekonomian di tingkat masyarakat.
Baca juga: Mendag: Kebijakan minyak goreng satu harga dimulai 19 Januari