Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara kini mempersiapkan kompetensi tenaga kerja lokal, mengingat megaproyek pada Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Bulungan Kaltara membutuhkan pekerja sedikitnya  60 ribu pekerja.

"Jadi saya mengajak semua pihak mendukung kompetensi tenaga kerja lokal melalui program sertifikasi, melatih tenaga ahli konstruksi dan ahli terampil agar kita mampu bersaing dengan pekerja luar daerah serta asing,"  kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang dalam keterangan tertulis diterima di Tarakan, Sabtu.

Peningkatan kompetensi pelaku jasa konstruksi akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembangunan, terutama mega proyek yang akan dikerjakan di Kaltara, termasuk pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan.

Demikian juga megaproyek  di KIHI yang sebelumnya disebut KIPI (Kawasan Imdustri - Pelabuhan Internasional) yang berada di daerah Pantai Mangkupadi dan Pantai Tanah Kuning Bulungan.

Terdapat empat pengelola di kawasan industri hijau terbesar di dunia itu --30.000 Hektare--  yakni PT. Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), PT Kawasan Industri Kawasan Indonesia (KIKI), PT. Industri Strategis Indonesia (ISI) dan PT Kayan Patria Propertindo. 

Rencana nilai investasi secara menyeluruh sebesar Rp1.800 triliun.

Diperkirakan KIHI akan menyerap kurang lebih 60 ribu tenaga kerja konstruksi dan pelaku jasa konstruksi.

Untuk itu, perlu kerja sama dan sinergi antar semua pelaku jasa konstruksi baik itu tenaga ahli, asosiasi, badan usaha dan pemerintah dalam mempersiapkan tenaga kerja konstruksi lokal kompeten.

Gubernur juga berencana membangun laboratorium bahasa asing di Jalan Meranti, Kecamatan Tanjung Selor. Bahkan Zainal juga telah meninjau lokasi tersebut dan sedang direnovasi.

Laboratorium bahasa tersebut dibangun sejalan dengan adanya isu strategis nasional di Kaltara. Seperti pembangunan KIPI, dimana kedepannya akan banyak perusahaan asing dibangun di Kaltara.

Oleh sebab itu, Pemprov perlu menyiapkan SDM yang menguasai bahasa asing, sehingga kedepannya putra-putri Kaltara dapat melakoni profesi di kawasan industri itu.

“Ke depan akan banyak perusahaan besar dari berbagai negara seperti China, Inggris hingga Kanada dibangun di Kaltara, jadi kita perlu menyiapkan SDM yang baik dan sesuai dengan kebutuhan,” katanya.

Dia meyakini melalui kursus di laboratorium bahasa ini sudah mampu menguasai bahasa asing.

“Laboratorium bahasa ini dibimbing oleh tenaga ahli di bidangnya, selain itu didukung juga peralatan audio dan visual untuk menunjang kegiatan pelatihan, jadi membuat peserta mudah memahami materi yang diberikan pembimbing,” kata Zainal.

Lewat program sertifikasi, melatih tenaga ahli konstruksi dan ahli terampil, sejak awal dilaksanakan pada 2016, hingga saat ini sudah 2.732 tenaga konstruksi lokal  memiliki sertifikasi.

Baca juga: Rapat terbatas bersama Presiden, kawasan industri Kaltara dipastikan ada kemajuan
Baca juga: Dari Kemah Ala Gubernur, Tidak Ingin Pemuda Kaltara jadi Penonton di KIPI

Pewarta : Susylo Asmalyah
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024