Tarakan (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Utara ternyata tidak saja memiliki letak strategis dalam perdagangan, karena berbatasan langsung dengan Malaysia namun bisa menjadi pilar perekonomian karena potensi minyak dan gas bumi (migas).
Potensi migas di ujung pulau Kalimantan yakni kawasan Simenggaris yang berbatasan dengan Malaysia - Nunukan, Kaltara perlahan kini terus digarap.
Selain migas ada juga batu bara serta energi baru terbarukan yang memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltara.
Pada tahun 2021 Kaltara memiliki PAD yang tercatat sebesar Rp2,21 triliun. Sedangkan target murni pendapatan daerah Kaltara tahun 2022 sebesar Rp411,3 miliar.
Pada semester II 2022 Dana Bagi Hasil (DBH) Sumber Daya Alam untuk migas Kaltara tercatat Rp5.084.870.000,-, Bulungan tercatat Rp5.332.577.000,-, Malinau tercatat Rp2.542.435.000,-, Nunukan tercatat Rp3.183.054.000,-, Tarakan tercatat Rp6.854.334.000,- dan Tana Tidung tercatat Rp2.608.051.000,-.
Salah satu sumber pendapatan migas di Kaltara dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Joint Operating Body (JOB) Pertamina - Medco E&P Simenggaris yang merealisasikan produksi gas dari lapangan migas yang dikelolanya, berada di Tana Tidung dan Nunukan. Saat ini JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris siap mengalirkan gas kepada PT Kayan LNG Nusantara pada tahun 2022.
“Fasilitas gas plant untuk mengirimkan gas ke PT Kayan LNG Nusantara,” kata Project Development Manager JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris Akhmad Zamroni.
Hal ini merupakan wujud pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia dengan kemandirian energi dan peningkatan rasio elektrifikasi melalui energi yang bersih. Dengan memanfaatkan cadangan gas dari Blok Simenggaris yang dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris.
Cadangan gas dari Wilayah Kerja Simenggaris ini akan dimanfaatkan oleh PT Kayan LNG Nusantara untuk kebutuhan domestik dan ekspor.
Kesepakatan penjualan gas sebesar 22 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) ini dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) yang ditandatangani oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Simenggaris Afif Saifudin dan Direktur Utama PT Medco E&P Simenggaris Ronald Gunawan dengan Direktur Utama PT Kayan LNG Nusantara, Antony Lesmana pada tahun 2020 lalu.
Penandatanganan PJBG tersebut sebuah momen penting karena menjadi yang pertama menggunakan skema bisnis LNG hilir di Indonesia, dimana PT Kayan LNG Nusantara akan membeli gas dari JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris, kemudian melakukan proses liquefaction terhadap gas menjadi LNG (Liquefied Natural Gas) atau gas alam cair, dan disimpan dalam LNG isotank untuk dikapalkan langsung menuju pembeli akhir dengan total volume penjualan gas sebesar 22 MMSCFD.
Dengan bantuan dan dukungan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Pemerintah daerah, JOB Simenggaris terus melakukan upaya dalam mendukung percepatan pengaliran dan penyerapan gas ini.
Salah satunya dengan melakukan serangkaian persiapan fasilitas antara lain revitalisasi fasilitas produksi gas existing, pembangunan pipa gas. Dari sumur-sumur gas ke fasilitas produksi, pembangunan pipa gas dan kondensat dari fasilitas produksi gas hulu ke fasilitas Kayan LNG serta penambahan peralatan tambahan pada fasilitas produksi gas.
Saat ini, JOB Simenggaris dalam kondisi siap untuk mengalirkan gasnya kepada PT Kayan LNG Nusantara yang akan digunakan untuk kegiatan testing dan uji coba peralatan fasilitas dalam waktu dekat.
PJBG Simenggaris ini menunjukkan sumbangsih Pertamina dan Medco Energi bagi kemajuan dan pengembangan ekonomi lokal di Kaltara, dimana gas Blok Simenggaris dapat dimanfaatkan untuk masyarakat di Kaltara.
Keseimbangan ekonomi dan ekologi
JOB Simenggaris dalam menjalankan operasional di lapangan minyak dan gas migas yang dikelolanya tetap menerapkan keseimbangan ekonomi dan ekologi. Hal tersebut mendukung pemerintah dalam menurunkan emisi karbon untuk mengatasi perubahan iklim.
“Dengan memberikan bantuan bibit tanaman sebanyak 1.100 bibit pada tahun 2021 kepada warga dan melakukan penanaman bersama SKK Migas Kalsul di Kabupaten Tana Tidung,” kata Humas JOB Pertamina - Medco E&P Simenggaris, Bayu Anggara saat dihubungi dari Tarakan, Kamis (8/9).
Jumlah bibit yang diberikan tersebut sebanyak 200 batang bibit pucuk Merah, 200 batang bibit okulasi rambutan, 200 batang bibit jambu kristal, 250 batang bibit okulasi jeruk nipis dan 250 batang bibit okulasi jeruk manis lokal.
Program penanaman serentak ini merupakan salah satu dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) JOB Simenggaris yang merupakan tindak lanjut dari program pelatihan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Pengembangbiakan bibit secara vegetatif dengan metode cangkok/ okulasi kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Tani yang sudah dilaksanakan pada November 2021 lalu, diharapkan ilmu yang telah didapatkan pada pelatihan sebelumnya dapat diimplementasikan dalam program penghijauan ini.
Sedangkan di bidang infrastruktur dengan memberikan bantuan listrik baru kepada 85 Kepala Keluarga (KK) di Desa Tanah Merah, Desa Tanah Merah Barat, Desa Sambungan dan Desa Sambungan Selatan di Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung.
Pemberian bantuan tersebut untuk perputaran ekonomi lokal serta memberikan wawasan dari segi ekonomi dan juga dapat membantu dalam menjaga lingkungan, sehingga menciptakan udara yang bersih serta berdampak pada kesehatan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) JOB Simenggaris menjalankannya bersama masyarakat adalah penerapan dari ESG (Environment, Social, Governance). Serta ikut berkontribusi untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Harapan ekonomi
Saat ini, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) secara agresif melakukan pengeboran, ada 200 sumur yang dibor sebagian sudah dilaksanakan dan sebagian lagi akan dilaksanakan pada akhir tahun 2022. Wilayah Kalimantan dan Sulawesi berkontribusi untuk minyak bumi sebanyak 11 persen pada migas nasional, sedangkan 30 persen adalah gas yang terbesar ada di Kalimantan Timur.
Kepala Perwakilan SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul), Azhari Idris optimis ada harapan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus di masa yang akan datang
Hal ini, tentu turut membantu dalam pencapaian target produksi migas tahun 2030 dari SKK Migas yakni satu juta barel minyak per hari (BPOD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
Target tersebut kemudian diikuti dengan lahirnya Rencana Strategi (Renstra) Indonesia Oil and Gas 4.0 atau Renstra IOG 4.0. Transformasi Renstra IOG 4.0 mencakup kegiatan usaha hulu migas secara keseluruhan. Namun SKK Migas sebagai manajemen operasional atau pengelola kegiatan usaha hulu migas yang menjadi penggeraknya.
Supaya publik juga tahu ada harapan ekonomi yang cukup bagus bahwa migas di Kalimantan ini terus berkembang di masa yang akan datang. Gas ini mengantarkan energi baru yang terbarukan. Saat ini energi gas cukup bagus di Kalimantan.
Dalam waktu dekat di Kaltara bisa menghidupkan mini LNG dan itu merupakan mini LNG pertama di Indonesia .
"Di Kaltara ada LNG mini pertama di Indonesia adalah sebagai contoh bahwa untuk daerah - daerah lain yang memiliki gas dan terletak di daerah terpencil kemudian volume produksi gasnya terbatas dapat dibuat seperti itu," kata Azhari.
Jika sudah diaktifkan nilai LNG gas bisa dijual , kemudian LNG mini ini mengubah menjadi gas menjadi cair sehingga bisa disalurkan kemana - mana untuk mendukung industri yang ada di pulau - pulau di Indonesia.
LNG mini di Kaltara ini diharapkan menjadi contoh pertama untuk provinsi lain yang menghasilkan gas di Indonesia.
Azhari mengungkapkan bahwa dilakukannya penanaman pohon di lokasi operasional KKKS mengurangi efek negatif operasional. Serta memberikan banyak suasana yang lebih hijau dan lebih sejuk.
Hal tersebut masuk dalam program teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization and storage/CCUS). Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi minyak dan gas bumi serta mengurangi emisi karbon di daerah operasional.
Program ini untuk mengelola alam secara baik dan tertata. Karbon yang dihasilkan pada produksi bisa diambil dan digunakan, kemudian masuk dalam program dekarbonisasi untuk memanfaatkan alam secara bijak.
Pengelolaan sumber daya alam di perbatasan Indonesia – Malaysia tersebut merupakan manifestasi dari kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain untuk menjaga keutuhan wilayah sebagai pertahanan dan keamanan juga untuk kesejahteraan masyarakat di perbatasan.
Hal itu merupakan prinsip kesejahteraan rakyat tersirat dalam falsafah negara di sila kelima Pancasila yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Manajer Senior Operasi SKK Migas Kalsul, Roy Widhiarta menyampaikan kontribusi untuk minyak bumi sebanyak 11 persen dari migas nasional, sedangkan untuk gas sebanyak 30 persen hal tersebut cukup signifikan.
Diharapkan dengan produksi gas tersebut Pemda di daerah operasi dapat peduli dan mendukung penggunaan gas untuk kawasan industri yang akan dibangun di Kaltara.
Misalnya pengembangan kawasan industri yang membutuhkan energi gas, karena serapannya tinggi dibandingkan hanya untuk jaringan gas (jargas).
Dalam hal ini, KKKS bisa bersinergi dengan pemda yang akan membangun kawasan industri, karena KKKS memiliki sumber daya untuk menyalurkan gas yang ada, misalnya diubah menjadi mini LNG.
Pemprov Kaltara saat ini sudah melakukan percepatan pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) yang berlokasi di Tanah Kuning – Mangkupadi, Kabupaten Bulungan. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 21 Desember 2021.
KIHI salah satu mega proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) serta bakal banyak proyek besar di dalam pembangunannya diproyeksikan terbesar di dunia dan merupakan transformasi ekonomi baru di Indonesia.
Baca juga: Dukung "sustainable development goals", Pertamina Hulu Indonesia konsisten jalankan CSR
Baca juga: Optimalisasi Gas di Era Transisi Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Potensi migas di ujung pulau Kalimantan yakni kawasan Simenggaris yang berbatasan dengan Malaysia - Nunukan, Kaltara perlahan kini terus digarap.
Selain migas ada juga batu bara serta energi baru terbarukan yang memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltara.
Pada tahun 2021 Kaltara memiliki PAD yang tercatat sebesar Rp2,21 triliun. Sedangkan target murni pendapatan daerah Kaltara tahun 2022 sebesar Rp411,3 miliar.
Pada semester II 2022 Dana Bagi Hasil (DBH) Sumber Daya Alam untuk migas Kaltara tercatat Rp5.084.870.000,-, Bulungan tercatat Rp5.332.577.000,-, Malinau tercatat Rp2.542.435.000,-, Nunukan tercatat Rp3.183.054.000,-, Tarakan tercatat Rp6.854.334.000,- dan Tana Tidung tercatat Rp2.608.051.000,-.
Salah satu sumber pendapatan migas di Kaltara dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Joint Operating Body (JOB) Pertamina - Medco E&P Simenggaris yang merealisasikan produksi gas dari lapangan migas yang dikelolanya, berada di Tana Tidung dan Nunukan. Saat ini JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris siap mengalirkan gas kepada PT Kayan LNG Nusantara pada tahun 2022.
“Fasilitas gas plant untuk mengirimkan gas ke PT Kayan LNG Nusantara,” kata Project Development Manager JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris Akhmad Zamroni.
Hal ini merupakan wujud pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia dengan kemandirian energi dan peningkatan rasio elektrifikasi melalui energi yang bersih. Dengan memanfaatkan cadangan gas dari Blok Simenggaris yang dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris.
Cadangan gas dari Wilayah Kerja Simenggaris ini akan dimanfaatkan oleh PT Kayan LNG Nusantara untuk kebutuhan domestik dan ekspor.
Kesepakatan penjualan gas sebesar 22 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) ini dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) yang ditandatangani oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Simenggaris Afif Saifudin dan Direktur Utama PT Medco E&P Simenggaris Ronald Gunawan dengan Direktur Utama PT Kayan LNG Nusantara, Antony Lesmana pada tahun 2020 lalu.
Penandatanganan PJBG tersebut sebuah momen penting karena menjadi yang pertama menggunakan skema bisnis LNG hilir di Indonesia, dimana PT Kayan LNG Nusantara akan membeli gas dari JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris, kemudian melakukan proses liquefaction terhadap gas menjadi LNG (Liquefied Natural Gas) atau gas alam cair, dan disimpan dalam LNG isotank untuk dikapalkan langsung menuju pembeli akhir dengan total volume penjualan gas sebesar 22 MMSCFD.
Dengan bantuan dan dukungan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Pemerintah daerah, JOB Simenggaris terus melakukan upaya dalam mendukung percepatan pengaliran dan penyerapan gas ini.
Salah satunya dengan melakukan serangkaian persiapan fasilitas antara lain revitalisasi fasilitas produksi gas existing, pembangunan pipa gas. Dari sumur-sumur gas ke fasilitas produksi, pembangunan pipa gas dan kondensat dari fasilitas produksi gas hulu ke fasilitas Kayan LNG serta penambahan peralatan tambahan pada fasilitas produksi gas.
Saat ini, JOB Simenggaris dalam kondisi siap untuk mengalirkan gasnya kepada PT Kayan LNG Nusantara yang akan digunakan untuk kegiatan testing dan uji coba peralatan fasilitas dalam waktu dekat.
PJBG Simenggaris ini menunjukkan sumbangsih Pertamina dan Medco Energi bagi kemajuan dan pengembangan ekonomi lokal di Kaltara, dimana gas Blok Simenggaris dapat dimanfaatkan untuk masyarakat di Kaltara.
Keseimbangan ekonomi dan ekologi
JOB Simenggaris dalam menjalankan operasional di lapangan minyak dan gas migas yang dikelolanya tetap menerapkan keseimbangan ekonomi dan ekologi. Hal tersebut mendukung pemerintah dalam menurunkan emisi karbon untuk mengatasi perubahan iklim.
“Dengan memberikan bantuan bibit tanaman sebanyak 1.100 bibit pada tahun 2021 kepada warga dan melakukan penanaman bersama SKK Migas Kalsul di Kabupaten Tana Tidung,” kata Humas JOB Pertamina - Medco E&P Simenggaris, Bayu Anggara saat dihubungi dari Tarakan, Kamis (8/9).
Jumlah bibit yang diberikan tersebut sebanyak 200 batang bibit pucuk Merah, 200 batang bibit okulasi rambutan, 200 batang bibit jambu kristal, 250 batang bibit okulasi jeruk nipis dan 250 batang bibit okulasi jeruk manis lokal.
Program penanaman serentak ini merupakan salah satu dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) JOB Simenggaris yang merupakan tindak lanjut dari program pelatihan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Pengembangbiakan bibit secara vegetatif dengan metode cangkok/ okulasi kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Tani yang sudah dilaksanakan pada November 2021 lalu, diharapkan ilmu yang telah didapatkan pada pelatihan sebelumnya dapat diimplementasikan dalam program penghijauan ini.
Sedangkan di bidang infrastruktur dengan memberikan bantuan listrik baru kepada 85 Kepala Keluarga (KK) di Desa Tanah Merah, Desa Tanah Merah Barat, Desa Sambungan dan Desa Sambungan Selatan di Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung.
Pemberian bantuan tersebut untuk perputaran ekonomi lokal serta memberikan wawasan dari segi ekonomi dan juga dapat membantu dalam menjaga lingkungan, sehingga menciptakan udara yang bersih serta berdampak pada kesehatan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) JOB Simenggaris menjalankannya bersama masyarakat adalah penerapan dari ESG (Environment, Social, Governance). Serta ikut berkontribusi untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Harapan ekonomi
Saat ini, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) secara agresif melakukan pengeboran, ada 200 sumur yang dibor sebagian sudah dilaksanakan dan sebagian lagi akan dilaksanakan pada akhir tahun 2022. Wilayah Kalimantan dan Sulawesi berkontribusi untuk minyak bumi sebanyak 11 persen pada migas nasional, sedangkan 30 persen adalah gas yang terbesar ada di Kalimantan Timur.
Kepala Perwakilan SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul), Azhari Idris optimis ada harapan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus di masa yang akan datang
Hal ini, tentu turut membantu dalam pencapaian target produksi migas tahun 2030 dari SKK Migas yakni satu juta barel minyak per hari (BPOD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
Target tersebut kemudian diikuti dengan lahirnya Rencana Strategi (Renstra) Indonesia Oil and Gas 4.0 atau Renstra IOG 4.0. Transformasi Renstra IOG 4.0 mencakup kegiatan usaha hulu migas secara keseluruhan. Namun SKK Migas sebagai manajemen operasional atau pengelola kegiatan usaha hulu migas yang menjadi penggeraknya.
Supaya publik juga tahu ada harapan ekonomi yang cukup bagus bahwa migas di Kalimantan ini terus berkembang di masa yang akan datang. Gas ini mengantarkan energi baru yang terbarukan. Saat ini energi gas cukup bagus di Kalimantan.
Dalam waktu dekat di Kaltara bisa menghidupkan mini LNG dan itu merupakan mini LNG pertama di Indonesia .
"Di Kaltara ada LNG mini pertama di Indonesia adalah sebagai contoh bahwa untuk daerah - daerah lain yang memiliki gas dan terletak di daerah terpencil kemudian volume produksi gasnya terbatas dapat dibuat seperti itu," kata Azhari.
Jika sudah diaktifkan nilai LNG gas bisa dijual , kemudian LNG mini ini mengubah menjadi gas menjadi cair sehingga bisa disalurkan kemana - mana untuk mendukung industri yang ada di pulau - pulau di Indonesia.
LNG mini di Kaltara ini diharapkan menjadi contoh pertama untuk provinsi lain yang menghasilkan gas di Indonesia.
Azhari mengungkapkan bahwa dilakukannya penanaman pohon di lokasi operasional KKKS mengurangi efek negatif operasional. Serta memberikan banyak suasana yang lebih hijau dan lebih sejuk.
Hal tersebut masuk dalam program teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization and storage/CCUS). Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi minyak dan gas bumi serta mengurangi emisi karbon di daerah operasional.
Program ini untuk mengelola alam secara baik dan tertata. Karbon yang dihasilkan pada produksi bisa diambil dan digunakan, kemudian masuk dalam program dekarbonisasi untuk memanfaatkan alam secara bijak.
Pengelolaan sumber daya alam di perbatasan Indonesia – Malaysia tersebut merupakan manifestasi dari kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain untuk menjaga keutuhan wilayah sebagai pertahanan dan keamanan juga untuk kesejahteraan masyarakat di perbatasan.
Hal itu merupakan prinsip kesejahteraan rakyat tersirat dalam falsafah negara di sila kelima Pancasila yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Manajer Senior Operasi SKK Migas Kalsul, Roy Widhiarta menyampaikan kontribusi untuk minyak bumi sebanyak 11 persen dari migas nasional, sedangkan untuk gas sebanyak 30 persen hal tersebut cukup signifikan.
Diharapkan dengan produksi gas tersebut Pemda di daerah operasi dapat peduli dan mendukung penggunaan gas untuk kawasan industri yang akan dibangun di Kaltara.
Misalnya pengembangan kawasan industri yang membutuhkan energi gas, karena serapannya tinggi dibandingkan hanya untuk jaringan gas (jargas).
Dalam hal ini, KKKS bisa bersinergi dengan pemda yang akan membangun kawasan industri, karena KKKS memiliki sumber daya untuk menyalurkan gas yang ada, misalnya diubah menjadi mini LNG.
Pemprov Kaltara saat ini sudah melakukan percepatan pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) yang berlokasi di Tanah Kuning – Mangkupadi, Kabupaten Bulungan. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 21 Desember 2021.
KIHI salah satu mega proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) serta bakal banyak proyek besar di dalam pembangunannya diproyeksikan terbesar di dunia dan merupakan transformasi ekonomi baru di Indonesia.
Baca juga: Dukung "sustainable development goals", Pertamina Hulu Indonesia konsisten jalankan CSR
Baca juga: Optimalisasi Gas di Era Transisi Mendukung Pembangunan Berkelanjutan