Tarakan (ANTARA) - Pemerintah Kota Tarakan dan Rumah Sakit Carsa Tarakan melaksanakan Bakti Sosial Nasional (Baksosnas) dengan menggelar operasi bibir sumbing gratis.

"Kegiatan ini merupakan kegiatan baksi sosial nasional yang digagas oleh Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar," kata Wali Kota Tarakan, Khairul di Tarakan, Selasa.

Sebanyak 18 orang penderita bibir sumbing mengikuti operasi bibir sumbing gratis di Rumah Sakit Carsa, tidak hanya warga Tarakan, tapi juga datang dari luar daerah seperti Bulungan, Nunukan, Malinau dan Kabupaten Tana Tidung. 

"Pada waktu itu Wakil Rektor 1 Bidang Akademi dan Kemahasiswaan menghubungi saya bahwa adik-adik mahasiswa dari BEM bersama dengan Unhas mau melakukan baksos disini (Tarakan) artinya kolaborasi," kata Khairul.

Operasi bibir sumbing dilakukan oleh Dosen Unhas khususnya dosen Fakultas Kedokteran Bedah Fisik dan Mulut bersama tim dari RSU Carsa, RSKUT dan RSUD dr H Jusuf SK. 

"Tujuanya adalah membantu pemerintah kota Tarakan, dari mahasiswa kemarin ada sunatan massal,  ada vaksinasi hewan pencegahan PMK, ada penyuluhan pakan ternak, penyuluhan tentang hidroponik dan stunting, mereka berjalan bareng", katanya. 

Untuk sasaran peserta operasi gratis ini sebanyak 18 orang, tiga dari Tarakan, selebihnya 15 orang berasal dari Bulungan, Nunukan, KTT dan Malinau. 

"Jadi ini memang baksos ini gratis, kemudian yang dipakai RS Carsa, sehingga tidak mengganggu pelayanan di RSUKT atau RSUD Provinsi. Karena ini kegiatan kemanusiaan maka kita support, ada juga dari Pemerintah Kota Tarakan, termasuk juga Provinsi," kata Khairul.

Selain kegiatan operasi bibir sumbing, secara bersamaan Baksosnas juga dilaksanakan yakni sunatan massal, suntik vaksin pencegahan PMK pada hewan, penyuluhan pakan ternak, penyuluhan hidroponik, dan selanjutnya penanaman pohon mangrove, serta lomba makanan sehat. 

Paul salah satu tim operasi sekaligus panitia, mengatakan, kegiatan operasi berjalan dengan lancar tanpa kendala, ada yang dioperasi hanya bibirnya, lalu langit-langitnya atau keduanya sesuai dengan persetujuan orang tua. 

"Rangkaiannya pasien kita periksa darah, rontgen thorax setelah lolos di screening spesialis bedah mulut yang mau dilakukan operasi, calon pasien termuda yakni balita umur 4 bulan dan paling besar umur 23 tahun," kata Paul.
Baca juga: Pemkot membangun gedung rawat inap paviliun RSU Kota Tarakan
Baca juga: Pemkot Tarakan menargetkan angka stunting turun jadi 15 persen

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024