Tarakan (ANTARA) - Terduga pelaku pengancaman teror bom di Mapolres Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (17/1) berinisial AS memiliki gangguan jiwa.
"Dari interogasi awal, pelaku diduga melakukan pengancaman terhadap Polres Tarakan didapati bahwa yang bersangkutan ada rekomendasi rujukan mengalami gangguan kejiwaan," kata Wakapolres Tarakan, Kompol Ariantony Utama Bangalino didampingi Wakil Komandan Satbrimob Polda Kaltara, AKBP Sutrisno Hady Santoso di Mapolres Tarakan, Selasa.
Hal tersebut diketahui dalam surat rujukan yang AS yang berobat pada 9 November 2021 dan hasil diagnosa mengidap skizofrenia paranoid.
Ariantony mengatakan personel Polres Tarakan bergerak cepat melakukan pengamanan terhadap AS yang nekat menerobos portal pintu masuk penjagaan Polres Tarakan, Selasa sekitar pukul 11.30 WITA.
Pria terduga pelaku teror tersebut menerobos portal menggunakan kendaraan motor Honda Blake dengan nomor polisi KT 4119 FY membawa dua barang yakni satu dus dan satu koper.
Personel jaga melihat hal tersebut langsung melakukan penghentian terhadap orang tak dikenal tersebut.
Wakapolres mengungkapkan personel jaga yang berusaha menghentikan pria tersebut mendapat respons dari pelaku dan marah serta berteriak kepada petugas jaga.
"Kemudian dari pelaku mengeluarkan kata memaki petugas dan meneriakkan kata jihad dan meminta untuk ditembak serta mengancam akan meledakkan Polres Tarakan," katanya.
Karena mendengar pernyataan tersebut, petugas jaga Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) yang bertugas pada saat itu langsung meminta orang tersebut turun dari kendaraan.
"Akan tetapi yang bersangkutan langsung melarikan diri dan meninggalkan kendaraan serta barang bawaan berupa satu unit koper dan satu kotak berisi satu kotak yang belum di ketahui isinya," kata Wakapolres.
Sebagai kesiapsiagaan personel Polres Tarakan, melihat hal tersebut, Waka Polres Tarakan langsung meminta bantuan dari Tim Gegana Satbrimob Polda Kaltara.
Dan tim Resbom Polres Tarakan melakukan pencarian terhadap orang tersebut. Selang beberapa jam AS berhasil diamankan dan saat ini menjalani pemeriksaan.
Setelah melakukan koordinasi dengan Tim Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Kaltara, kemudian dilaksanakan sterilisasi untuk persiapan pelaksanaan disposal diduga barang adalah bom.
"Setelah diketahui bersama beberapa proses, kemudian dari pihak Gegana brimob Polda membuka akses terhadap isi paket diduga merupakan bom dan setelah dibuka barang didapati itu adalah pakaian dan buah cempedak," kata Ariantony.
Sementara istri terduga pelaku AS, DN membenarkan bahwa suami sudah lama berobat karena penyakit yang diderita tersebut. Namun pada tahun 2022 tidak lagi melanjutkan pengobatan karena permintaan suaminya.
Dan memang ia membenarkan juga pernah berangkat ke Nunukan dua hari lalu. Sebelum berangkat memang diakuinya ada ciri-ciri akan kambuh lagi penyakit sang suami.
"Sebelum ke Nunukan dua hari lalu ada ciri ciri ke arah sana. Sempat takut ke sana jadi ikut dan di sana dia aman. Tidak ada hal fatal dibuat. Pulang juga diantar ke rumah aman saja," kata DN.
Kemudian siangnya, suaminya mengaku mau mengambil barang ke pelabuhan. Ia sempat menawarkan biar sang kakak saja yang mengambil. Oleh pelaku tidak sabar karena takut kelamaan menunggu.
"Kemudian kembali ambil barang tapi tidak pulang-pulang. Lalu saya dapat kabar sudah di sini. Kalau suami keseharian sebagai ABK (Anak Buah Kapal, red) 'speedboat' baik-baik saja," katanya.
Baca juga: Seorang pria menaruh barang mencurigakan di Polres Tarakan diamankan
"Dari interogasi awal, pelaku diduga melakukan pengancaman terhadap Polres Tarakan didapati bahwa yang bersangkutan ada rekomendasi rujukan mengalami gangguan kejiwaan," kata Wakapolres Tarakan, Kompol Ariantony Utama Bangalino didampingi Wakil Komandan Satbrimob Polda Kaltara, AKBP Sutrisno Hady Santoso di Mapolres Tarakan, Selasa.
Hal tersebut diketahui dalam surat rujukan yang AS yang berobat pada 9 November 2021 dan hasil diagnosa mengidap skizofrenia paranoid.
Ariantony mengatakan personel Polres Tarakan bergerak cepat melakukan pengamanan terhadap AS yang nekat menerobos portal pintu masuk penjagaan Polres Tarakan, Selasa sekitar pukul 11.30 WITA.
Pria terduga pelaku teror tersebut menerobos portal menggunakan kendaraan motor Honda Blake dengan nomor polisi KT 4119 FY membawa dua barang yakni satu dus dan satu koper.
Personel jaga melihat hal tersebut langsung melakukan penghentian terhadap orang tak dikenal tersebut.
Wakapolres mengungkapkan personel jaga yang berusaha menghentikan pria tersebut mendapat respons dari pelaku dan marah serta berteriak kepada petugas jaga.
"Kemudian dari pelaku mengeluarkan kata memaki petugas dan meneriakkan kata jihad dan meminta untuk ditembak serta mengancam akan meledakkan Polres Tarakan," katanya.
Karena mendengar pernyataan tersebut, petugas jaga Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) yang bertugas pada saat itu langsung meminta orang tersebut turun dari kendaraan.
"Akan tetapi yang bersangkutan langsung melarikan diri dan meninggalkan kendaraan serta barang bawaan berupa satu unit koper dan satu kotak berisi satu kotak yang belum di ketahui isinya," kata Wakapolres.
Sebagai kesiapsiagaan personel Polres Tarakan, melihat hal tersebut, Waka Polres Tarakan langsung meminta bantuan dari Tim Gegana Satbrimob Polda Kaltara.
Dan tim Resbom Polres Tarakan melakukan pencarian terhadap orang tersebut. Selang beberapa jam AS berhasil diamankan dan saat ini menjalani pemeriksaan.
Setelah melakukan koordinasi dengan Tim Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Kaltara, kemudian dilaksanakan sterilisasi untuk persiapan pelaksanaan disposal diduga barang adalah bom.
"Setelah diketahui bersama beberapa proses, kemudian dari pihak Gegana brimob Polda membuka akses terhadap isi paket diduga merupakan bom dan setelah dibuka barang didapati itu adalah pakaian dan buah cempedak," kata Ariantony.
Sementara istri terduga pelaku AS, DN membenarkan bahwa suami sudah lama berobat karena penyakit yang diderita tersebut. Namun pada tahun 2022 tidak lagi melanjutkan pengobatan karena permintaan suaminya.
Dan memang ia membenarkan juga pernah berangkat ke Nunukan dua hari lalu. Sebelum berangkat memang diakuinya ada ciri-ciri akan kambuh lagi penyakit sang suami.
"Sebelum ke Nunukan dua hari lalu ada ciri ciri ke arah sana. Sempat takut ke sana jadi ikut dan di sana dia aman. Tidak ada hal fatal dibuat. Pulang juga diantar ke rumah aman saja," kata DN.
Kemudian siangnya, suaminya mengaku mau mengambil barang ke pelabuhan. Ia sempat menawarkan biar sang kakak saja yang mengambil. Oleh pelaku tidak sabar karena takut kelamaan menunggu.
"Kemudian kembali ambil barang tapi tidak pulang-pulang. Lalu saya dapat kabar sudah di sini. Kalau suami keseharian sebagai ABK (Anak Buah Kapal, red) 'speedboat' baik-baik saja," katanya.
Baca juga: Seorang pria menaruh barang mencurigakan di Polres Tarakan diamankan