Tarakan (ANTARA) - Pulau Bunyu adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara merupakan salah satu pulau terluar di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pulau Bunyu memiliki luas 11.393,104 hektare dan masih banyak hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan endemik diantaranya akar pakis.
“Selama ini akar pakis oleh warga dianggap mengganggu karena susah dicangkul serta dianggap sampah, karena untuk membersihkan lahan dengan adanya akar pakis dengan cara dibakar,” kata Suprapto yang merupakan Inovator dan Pendamping Teknis Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field di Pulau Bunyu, Bulungan, Rabu (25/10).
Prapto biasa pria ini dipanggil kelahiran Malang, Jawa Timur pada 42 tahun yang lalu yang pertama kali memperkenalkan media tanam Good Fern adalah media tanam akar pakis press. Hampir di setiap wilayah Pulau Bunyu yang masih memiliki daerah hutan banyak ditumbuhi akar pakis oleh pihak PT Pertamina EP Bunyu Field akar pakis dimanfaatkan.
Perusahaan milik negara ini melakukan inovasi menjadi akar pakis press Good Fern, yaitu media tanam hidroponik yang berbahan dasar akar pakis dari jenis Stenochaelna Palustris atau pakis udang.
Ide membuat Good Fern yang tidak disengaja ini muncul saat Prapto merupakan lulusan Magister Manajemen dari Universitas Islam Malang (Unisma), menerima banyak keluhan para ibu pecinta tanaman hidroponik di Bunyu yang merasakan mahalnya media bertanam menggunakan rockwoll seharga Rp35.000,- perbal.
Prapto menceritakan saat mencari rumput untuk makan ternak milik orang tuanya, dia melihat tumbuhan akar pakis kelihatan lembut seratnya seperti cocopeat yang banyak digunakan dalam sistem hidroponik yang terbuat dari sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk. Bentuknya mirip dengan serbuk hasil gergaji, tapi lebih lembut.
“Pada waktu cari rumput itu, ada akar pakis yang sudah kering, setelah dipegang lembut akarnya. Saya juga teringat dulu di bawah pohon gaharu ada akar pakis sekitarnya dan pohon gaharu terlihat subur,” kata Prapto.
Akhirnya dia mengambil akar pakis yang oleh orang lokal biasa dikenal dengan nama Lembiding. Selanjutnya akar pakis yang diambil digunakan untuk media tanam untuk bawang merah, dimana kejadian itu pada tahun 2021. Hasilnya menggembirakan dengan mengalami peningkatan produksi dan mengurangi penggunaan pupuk.
Akar pakis yang lembut tersebut dan merupakan media yang menyerap air. Hal itulah dijadikan solusi oleh Prapto yang juga dilakukan untuk media tanam, walaupun ditemukan secara kebetulan namun dibarengi teori ilmu yang dimilikinya.
Menurutnya serat dari akar pakis ini tidak mudah busuk, menyerap air dan saling terkait satu sama lain akarnya sehingga bagus kalau untuk dibuat media hidroponik. Sebelum dikemas dalam kemasan dengan nama Good Fern diberi anti jamur kemudian dengan ukuran 100 gram dikemas dalam plastik dengan harga Rp15.000,-.
Penggunaan akar pakis ini memberikan dampak baik, bagi warga pencinta tanaman di Bunyu. Prapto mencontohkan penggunaan Good Fern untuk tanaman hidroponik di Green House Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field di Pulau Bunyu.
“Biasa menanam melon menggunakan media rockwoll hanya satu kali berbuah tiap pohonnya dan media tanam satu kali pakai, sedangkan menggunakan Good Fern bisa berbuah sampai empat buah perpohon dan rasa buah melon lebih manis serta tidak mudah mati tanamannya,” kata Prapto.
Selain itu, harga Good Fern lebih murah dapat digunakan berkali – kali, dibanding harga rockwoll yang hanya digunakan satu kali penanaman. Kemudian akar pakis yang kecil – kecil tidak masuk dalam kemasan dapat dijadikan pupuk organik dengan harga Rp40.000,- perkarung.
Mendapatkan hak paten
Inovasi media tanam Good Fern ini sudah melalui pengujian di dua laboratorium yakni Laboratorium PT. Saraswati Indo Genetech (SIG) di Bogor dan Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu serta Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Maret 2022.
Dari hasil pengujian di kedua laboratorium dapat diambil kesimpulan bahwa media tanam akar pakis Good Fern memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang lengkap terutama unsur N, P dan K yang sangat tinggi di atas nilai minimal yang telah ditetapkan SNI 19-7030-2004.
Kemudian inovasi dari akar pakis ini sudah mendapat sertifikat paten sederhana untuk PT. Pertamina EP Bunyu Field dengan pemegang paten PHI Zona 10 dan inventor Prapto bersama ketiga rekannya pada 29 Mei 2023 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Prestasi yang ditoreh dari inovasi Good Fern adalah meraih juara satu untuk Teknologi Tepat Guna (TTG) dari Pemerintah Provinsi Kaltara pada tahun 2022 dan dilanjutkan untuk tingkat nasional meraih juara ketiga dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Prapto yang mendapat penghargaan juara satu sebagai Inovator dari Kemendes PDTT sudah menularkan inovasi Good Fern kepada Karang Taruna, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan seluruh mitra binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field.
Prapto mengatakan media tanam Good Fern tersebut mampu menghemat biaya terutama dalam pengadaan media tanam hidroponik. “Sumber bahan baku yang melimpah dan dapat dikelola secara ramah lingkungan,” katanya. Hal ini dikarenakan tanaman Stenochaelna Palustris atau pakis udang dalam waktu tiga bulan sudah tumbuh kembali dengan cepat di Bunyu.
“Bangga aja kalau produk ini (Good Fern, red) di kembangkan di Kaltara dan bisa meningkatkan produksi pertanian di Kaltara. Terutama di lahan transmigrasi yang membuka lahan dengan dibakar, padahal bisa untuk campuran media tanam,” katannya.
PT. Pertamina EP Bunyu Field yang melakukan kemitraan di wilayah operasi dengan melalui komunikasi partisipatif menghasilkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) dengan mengelola secara ramah lingkungan.
Serta merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Pihak yang menjadi penerima bantuan program kemitraan disebut Mitra Binaan. Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang dijalankan merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) oleh PT. Pertamina EP Bunyu Field.
Warga memanfaatkan Good Fern.
Inovasi membuat media tanam Good Fern mulai menular di sebagian besar warga Bunyu dan mulai dilakukan produksi untuk dipasarkan. Salah satu yang mendapat manfaat adalah Karang Taruna Karya Muda Desa Bunyu Barat. Jurianti (41) merupakan Koordinator Ekonomi Kreatif Karang Taruna Karya Muda Desa Bunyu Barat bersama tujuh orang rekannya mulai melakukan produksi Good Fern.
Jurianti mulai melakukan kegiatan produksinya pada bulan Juni 2023 dengan mencari akar pakis di wilayah Pulau Bunyu, kemudian disortir dan diberi anti jamur dan dikemas. “Harga satu plastik Rp15.000,-, bulan ini pesanan lagi banyak sekitar 150 bungkus plastik,” katanya.
Kebanyakan penguna Good Fern di Bunyu adalah KWT Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field dan warga pencinta tanaman hidroponik. Desa Bunyu Barat merupakan kegiatan sampingan Namun memberikan keuntungan.
Dalam kemasan Good Fern diproduksi Julianti dan rekan – rekannya dicantumkan juga manfaat Good Fern untuk pertanian hidroponik diantaranya sebagai media tanaman yang berkualitas dan murah, daya serap air cepat dan daya simpan air sangat baik, dapat digunakan berkali – kali, mengandung Nitrogen dan Kalium yang tinggi sangat cocok untuk tanaman bawang merah, mudah menjaga kadar oksigen media tanam dan tidak mudah lapuk dan mengotori instalasi hidroponik.
Sedangkan manfaat Good Fern untuk pertanian organik yakni kandungan Nitrogen tinggi sangat baik untuk masa pertumbuhan vegetative, memiliki unsur hara yang lengkap, baik sebagai media tanam organik, sangat baik sebagai media campuran untuk pupuk kompos organik dan menjadikan tanah berpori, sehingga mudah menyerap oksigen.
Sementara itu, Community Development Officer (CDO) PT. Pertamina EP Bunyu Field Gratha Ayunisa mengatakan kelebihan media Good Fern dapat digunakan berkali – kali, selain itu murah dan mudah didapat. Serta dengan melibatkan warga seperti Karang Taruna maka meningkatkan ekonomi masyarakat daerah operasi PT. Pertamina EP Bunyu Field.
“Dari sisi sosial juga berdampak, karena sekarang KWT sempat vakum karena tidak ada kegiatan yang rutin. Namun setelah dilakukan kerjasama dengan Karang Taruna mulai melakukan kegiatan kelompok produksi akar pakis,” kata Gratha.
Bahkan keuntungan dari produksi Good Fern oleh Karang Taruna dimanfaatkan untuk kegiatan lomba lari marathon di Desa Bunyu Barat. Selain itu, untuk mengembangkan sustainable agriculture business atau bisnis pertanian yang berkelanjutan. “Ujungnya ingin meningkatkan pertanian di Bunyu,” katanya.
Dengan menggunakan Good Fern produksi pertanian seperti sayur – mayur seperti salad, kangkung dan bayam sudah turut membantu ketahanan pangan di pulau ini. Bahkan warga yang dulu kebanyakan kurang mengkonsumsi sayur seperti selada karena dirasa pahit, saat ini menyukai daun selada karena tidak pahit lagi dimakan langsung.
Hal ini meningkatkan program guna memantau ketersediaan akses pangan untuk penuhi gizi anak menuju generasi Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Pertamina Salurkan Bantuan Bagi Korban Kebakaran Beringin 4 Tarakan
Baca juga: Pertamina EP Tarakan Lakukan Inovasi Pada Sumur Tidak Produktif
Suprapto merupakan Inovator dan Pendamping Teknis Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field di Pulau Bunyu, Bulungan, Kalimantan Utara yang melakukan inovasi akar pakis menjadi media tanam Good Fern. ANTARA/Susylo Asmalyah.
“Selama ini akar pakis oleh warga dianggap mengganggu karena susah dicangkul serta dianggap sampah, karena untuk membersihkan lahan dengan adanya akar pakis dengan cara dibakar,” kata Suprapto yang merupakan Inovator dan Pendamping Teknis Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field di Pulau Bunyu, Bulungan, Rabu (25/10).
Prapto biasa pria ini dipanggil kelahiran Malang, Jawa Timur pada 42 tahun yang lalu yang pertama kali memperkenalkan media tanam Good Fern adalah media tanam akar pakis press. Hampir di setiap wilayah Pulau Bunyu yang masih memiliki daerah hutan banyak ditumbuhi akar pakis oleh pihak PT Pertamina EP Bunyu Field akar pakis dimanfaatkan.
Perusahaan milik negara ini melakukan inovasi menjadi akar pakis press Good Fern, yaitu media tanam hidroponik yang berbahan dasar akar pakis dari jenis Stenochaelna Palustris atau pakis udang.
Ide membuat Good Fern yang tidak disengaja ini muncul saat Prapto merupakan lulusan Magister Manajemen dari Universitas Islam Malang (Unisma), menerima banyak keluhan para ibu pecinta tanaman hidroponik di Bunyu yang merasakan mahalnya media bertanam menggunakan rockwoll seharga Rp35.000,- perbal.
Prapto menceritakan saat mencari rumput untuk makan ternak milik orang tuanya, dia melihat tumbuhan akar pakis kelihatan lembut seratnya seperti cocopeat yang banyak digunakan dalam sistem hidroponik yang terbuat dari sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk. Bentuknya mirip dengan serbuk hasil gergaji, tapi lebih lembut.
“Pada waktu cari rumput itu, ada akar pakis yang sudah kering, setelah dipegang lembut akarnya. Saya juga teringat dulu di bawah pohon gaharu ada akar pakis sekitarnya dan pohon gaharu terlihat subur,” kata Prapto.
Akhirnya dia mengambil akar pakis yang oleh orang lokal biasa dikenal dengan nama Lembiding. Selanjutnya akar pakis yang diambil digunakan untuk media tanam untuk bawang merah, dimana kejadian itu pada tahun 2021. Hasilnya menggembirakan dengan mengalami peningkatan produksi dan mengurangi penggunaan pupuk.
Akar pakis yang lembut tersebut dan merupakan media yang menyerap air. Hal itulah dijadikan solusi oleh Prapto yang juga dilakukan untuk media tanam, walaupun ditemukan secara kebetulan namun dibarengi teori ilmu yang dimilikinya.
Menurutnya serat dari akar pakis ini tidak mudah busuk, menyerap air dan saling terkait satu sama lain akarnya sehingga bagus kalau untuk dibuat media hidroponik. Sebelum dikemas dalam kemasan dengan nama Good Fern diberi anti jamur kemudian dengan ukuran 100 gram dikemas dalam plastik dengan harga Rp15.000,-.
Penggunaan akar pakis ini memberikan dampak baik, bagi warga pencinta tanaman di Bunyu. Prapto mencontohkan penggunaan Good Fern untuk tanaman hidroponik di Green House Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field di Pulau Bunyu.
“Biasa menanam melon menggunakan media rockwoll hanya satu kali berbuah tiap pohonnya dan media tanam satu kali pakai, sedangkan menggunakan Good Fern bisa berbuah sampai empat buah perpohon dan rasa buah melon lebih manis serta tidak mudah mati tanamannya,” kata Prapto.
Selain itu, harga Good Fern lebih murah dapat digunakan berkali – kali, dibanding harga rockwoll yang hanya digunakan satu kali penanaman. Kemudian akar pakis yang kecil – kecil tidak masuk dalam kemasan dapat dijadikan pupuk organik dengan harga Rp40.000,- perkarung.
Mendapatkan hak paten
Inovasi media tanam Good Fern ini sudah melalui pengujian di dua laboratorium yakni Laboratorium PT. Saraswati Indo Genetech (SIG) di Bogor dan Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu serta Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Maret 2022.
Dari hasil pengujian di kedua laboratorium dapat diambil kesimpulan bahwa media tanam akar pakis Good Fern memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang lengkap terutama unsur N, P dan K yang sangat tinggi di atas nilai minimal yang telah ditetapkan SNI 19-7030-2004.
Kemudian inovasi dari akar pakis ini sudah mendapat sertifikat paten sederhana untuk PT. Pertamina EP Bunyu Field dengan pemegang paten PHI Zona 10 dan inventor Prapto bersama ketiga rekannya pada 29 Mei 2023 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Prestasi yang ditoreh dari inovasi Good Fern adalah meraih juara satu untuk Teknologi Tepat Guna (TTG) dari Pemerintah Provinsi Kaltara pada tahun 2022 dan dilanjutkan untuk tingkat nasional meraih juara ketiga dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Prapto yang mendapat penghargaan juara satu sebagai Inovator dari Kemendes PDTT sudah menularkan inovasi Good Fern kepada Karang Taruna, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan seluruh mitra binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field.
Prapto mengatakan media tanam Good Fern tersebut mampu menghemat biaya terutama dalam pengadaan media tanam hidroponik. “Sumber bahan baku yang melimpah dan dapat dikelola secara ramah lingkungan,” katanya. Hal ini dikarenakan tanaman Stenochaelna Palustris atau pakis udang dalam waktu tiga bulan sudah tumbuh kembali dengan cepat di Bunyu.
“Bangga aja kalau produk ini (Good Fern, red) di kembangkan di Kaltara dan bisa meningkatkan produksi pertanian di Kaltara. Terutama di lahan transmigrasi yang membuka lahan dengan dibakar, padahal bisa untuk campuran media tanam,” katannya.
PT. Pertamina EP Bunyu Field yang melakukan kemitraan di wilayah operasi dengan melalui komunikasi partisipatif menghasilkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) dengan mengelola secara ramah lingkungan.
Serta merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Pihak yang menjadi penerima bantuan program kemitraan disebut Mitra Binaan. Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang dijalankan merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) oleh PT. Pertamina EP Bunyu Field.
Warga memanfaatkan Good Fern.
Inovasi membuat media tanam Good Fern mulai menular di sebagian besar warga Bunyu dan mulai dilakukan produksi untuk dipasarkan. Salah satu yang mendapat manfaat adalah Karang Taruna Karya Muda Desa Bunyu Barat. Jurianti (41) merupakan Koordinator Ekonomi Kreatif Karang Taruna Karya Muda Desa Bunyu Barat bersama tujuh orang rekannya mulai melakukan produksi Good Fern.
Jurianti mulai melakukan kegiatan produksinya pada bulan Juni 2023 dengan mencari akar pakis di wilayah Pulau Bunyu, kemudian disortir dan diberi anti jamur dan dikemas. “Harga satu plastik Rp15.000,-, bulan ini pesanan lagi banyak sekitar 150 bungkus plastik,” katanya.
Kebanyakan penguna Good Fern di Bunyu adalah KWT Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field dan warga pencinta tanaman hidroponik. Desa Bunyu Barat merupakan kegiatan sampingan Namun memberikan keuntungan.
Dalam kemasan Good Fern diproduksi Julianti dan rekan – rekannya dicantumkan juga manfaat Good Fern untuk pertanian hidroponik diantaranya sebagai media tanaman yang berkualitas dan murah, daya serap air cepat dan daya simpan air sangat baik, dapat digunakan berkali – kali, mengandung Nitrogen dan Kalium yang tinggi sangat cocok untuk tanaman bawang merah, mudah menjaga kadar oksigen media tanam dan tidak mudah lapuk dan mengotori instalasi hidroponik.
Sedangkan manfaat Good Fern untuk pertanian organik yakni kandungan Nitrogen tinggi sangat baik untuk masa pertumbuhan vegetative, memiliki unsur hara yang lengkap, baik sebagai media tanam organik, sangat baik sebagai media campuran untuk pupuk kompos organik dan menjadikan tanah berpori, sehingga mudah menyerap oksigen.
Sementara itu, Community Development Officer (CDO) PT. Pertamina EP Bunyu Field Gratha Ayunisa mengatakan kelebihan media Good Fern dapat digunakan berkali – kali, selain itu murah dan mudah didapat. Serta dengan melibatkan warga seperti Karang Taruna maka meningkatkan ekonomi masyarakat daerah operasi PT. Pertamina EP Bunyu Field.
“Dari sisi sosial juga berdampak, karena sekarang KWT sempat vakum karena tidak ada kegiatan yang rutin. Namun setelah dilakukan kerjasama dengan Karang Taruna mulai melakukan kegiatan kelompok produksi akar pakis,” kata Gratha.
Bahkan keuntungan dari produksi Good Fern oleh Karang Taruna dimanfaatkan untuk kegiatan lomba lari marathon di Desa Bunyu Barat. Selain itu, untuk mengembangkan sustainable agriculture business atau bisnis pertanian yang berkelanjutan. “Ujungnya ingin meningkatkan pertanian di Bunyu,” katanya.
Dengan menggunakan Good Fern produksi pertanian seperti sayur – mayur seperti salad, kangkung dan bayam sudah turut membantu ketahanan pangan di pulau ini. Bahkan warga yang dulu kebanyakan kurang mengkonsumsi sayur seperti selada karena dirasa pahit, saat ini menyukai daun selada karena tidak pahit lagi dimakan langsung.
Hal ini meningkatkan program guna memantau ketersediaan akses pangan untuk penuhi gizi anak menuju generasi Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Pertamina Salurkan Bantuan Bagi Korban Kebakaran Beringin 4 Tarakan
Baca juga: Pertamina EP Tarakan Lakukan Inovasi Pada Sumur Tidak Produktif