Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisne (BNPT) memaparkan sejumlah isu penting akhir tahun 2023, termasuk momentum yang segera dihadapi, yakni perayaan Natal dan Tahun Baru 2024.

"Ada enam  isu penting itu, termasuk perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 serta isu kedua, yakni Pilpres (pemilihan presiden) pada Februari 2024 agar bisa berjalan aman dan damai tanpa serangan teroris," kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Rycko Amelza Dahniel di Jakarta, Selasa malam.

Hal itu diungkapkan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) VII yang diikuti oleh sejumlah pengurus forum mitra strategis BNPT itu dari 34 provinsi se-Indonesia.

Isu ketiga disampaikan pada Rakornas yqng berlangsung dari 19-22 Desember 2023, yakni langkah strategis agar masyarakat jangan mudah terpancing isu terkait Gaza.

"Isu keempat, yakni pola serangan yang semula menggunakan 'hard approach' menjadi 'soft approach', yakni dari data grafik kita melihat serangan terorisme terus menurun jangan membuat kita terlena karena justru pola serangan yang mereka ubah," katanya.

Ia memperlihatkan grafik serangan yang terus menurun karena pola pendekatan serangan yang berubah, diduga kelompok dengan paham kekerasan ini justru memperkuat sel atau jaringan sambil menunggu momen untuk melakukan serangan.

Isu kelima, yakni mewaspadai meningkatnya radikalisme kepada kelompok rentan, yakni perempuan, anak-anak dan remaja.

"Isu terakhir, yakni upaya meningkatkan rasa keperdulian masyarakat serta partisipasi publik sehingga tercipta resiliensi masyarakat," katanya.

Resiliensi  adalah ketahanan psikologis, yakni kemampuan untuk mengatasi krisis secara mental dan emosional, atau untuk kembali ke status sebelum krisis dengan cepat.


"Pola serangan kelompok paham kekerasan ini sebenarnya bukan sekedar secara fisik namun keyakinan, tidak bisa menerima perbedaan karena yakin hanya mereka kelompok paling benar.  Bermula dari intoleransi, berujung ke radikalisme dan terorisme," paparnya.

Oleh sebab itu, Kepala BNPT menyerukan agar semua pihak meningkatkan keperdulian dalam melawan radikalisme dan terorisme, karena BNPT maupun Polri tidak efektif jika bekerja sendirian.

"Ini strategi kita dalam melawan mereka, yakni memperkuat kerja sama  semua pihak terkait serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa karena cara mereka ingin memperlemah kita dengan menimbulkan perpecahan,"  papar Ketua BNPT.


Baca juga: Penjurian nasional "Asik Bang" dan podcast digelar di Jakarta
Baca juga: BNPT: Perempuan berperan strategis cegah radikalisme
Baca juga: Telaah - Cegah radikalisme bagi generasi muda di beranda negara
Baca juga: Antusiasme pelajar cegah radikalisme melalui musik di Tarakan cukup tinggi
Baca juga: 110 pelajar SD Tarakan ikut pencegahan radikalisme
Baca juga: Ciptakan Desa Damai, FKPT Kaltara Gelar Kenduri
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024