Tanjung Selor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nunukan minta seluruh camat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kasus demam berdarah dengue (DBD) menyusul meningkatnya suspek dengue di daerah itu.
“Melalui surat kami juga sampaikan bahwa jika ada anggota keluarga yang mengalami demam selama dua hari segera periksa di fasilitas kesehatan terdekat,” kata Kepala Dinkes Nunukan, Miskia, Senin.
Dinkes Kabupaten Nunukan juga terus melakukan pemantauan DBD melalui laporan surveilans dari masing-masing kecamatan.
Berdasarkan hasil laporan itu, DBD di Kabupaten Nunukan hingga pekan ke-13 rahun 2024 tercatat mencapai 192 kasus suspek yang tersebar di 13 fasilitas kesehatan.
“Dari kasus suspek itu, terdapat 92 penderita positif DBD,” katanya.
Dinkes dan UPTD Puskesmas bekerja sama dengan camat dan kepala desa sudah melakukan beberapa upaya pencegahan dan pemberantasan kasus DBD. Antara lain melakukan penyuluhan, pemberian pemahaman pola hidup sehat serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 4M yaitu menguras, menutup, mendaur ulang atau mengubur, memantau.
“Segera bawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat jika ada yang mengalami demam turun naik dua hari berturut-turut,” ujarnya.
Masyarakat juga telah diminta menggalakkan bersih-bersih di lingkungan tempat tinggalnya.
Adapun petugas kesehatan telah digerakkan melakukan pemantauan jentik dan memberikan bubuk abate kepada warga.
Di wilayah desa yang terdapat kasus positif DBD telah dilakukan penyemprotan untuk membunuh jentik nyamuk.
Dinkes Nunukan mencatat sudah ada dua kasus kematian akibat DBD di Kabupaten Nunukan, yaitu pasien positif di Desa Butas Bagu, Kecamatan Sembakung pada akhir Maret dan warga Desa Patal, Kecamatan Lumbis pada 6 April 2024. Keduanya meninggal dunia di RSUD Kabupaten Malinau.
Miskia mengharapkan kepala puskesmas dan jajarannya terus memantau dan tidak berhenti memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat tentang upaya pencegahan DBD dan melakukan penyemprotan di desa yang terdapat penderita positif DBD.
“Semua pihak kami mohon kerja samanya mulai camat hingga kepala desa dan ketua RT, semoga tidak ada lagi kasus kematian akibat DBD di Nunukan,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Tarakan mengaktifkan kader jumantik
Baca juga: Kasus DBD Kaltara Turun 74 Persen
Baca juga: Beda gejala demam dengue dan DBD
Baca juga: 500 kasus DBD per hari di Indonesia
Baca juga: DBD sebabkan 15 meninggal Jabar
Baca juga: DBD di Tarakan didominasi anak SD
“Melalui surat kami juga sampaikan bahwa jika ada anggota keluarga yang mengalami demam selama dua hari segera periksa di fasilitas kesehatan terdekat,” kata Kepala Dinkes Nunukan, Miskia, Senin.
Dinkes Kabupaten Nunukan juga terus melakukan pemantauan DBD melalui laporan surveilans dari masing-masing kecamatan.
Berdasarkan hasil laporan itu, DBD di Kabupaten Nunukan hingga pekan ke-13 rahun 2024 tercatat mencapai 192 kasus suspek yang tersebar di 13 fasilitas kesehatan.
“Dari kasus suspek itu, terdapat 92 penderita positif DBD,” katanya.
Dinkes dan UPTD Puskesmas bekerja sama dengan camat dan kepala desa sudah melakukan beberapa upaya pencegahan dan pemberantasan kasus DBD. Antara lain melakukan penyuluhan, pemberian pemahaman pola hidup sehat serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 4M yaitu menguras, menutup, mendaur ulang atau mengubur, memantau.
“Segera bawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat jika ada yang mengalami demam turun naik dua hari berturut-turut,” ujarnya.
Masyarakat juga telah diminta menggalakkan bersih-bersih di lingkungan tempat tinggalnya.
Adapun petugas kesehatan telah digerakkan melakukan pemantauan jentik dan memberikan bubuk abate kepada warga.
Di wilayah desa yang terdapat kasus positif DBD telah dilakukan penyemprotan untuk membunuh jentik nyamuk.
Dinkes Nunukan mencatat sudah ada dua kasus kematian akibat DBD di Kabupaten Nunukan, yaitu pasien positif di Desa Butas Bagu, Kecamatan Sembakung pada akhir Maret dan warga Desa Patal, Kecamatan Lumbis pada 6 April 2024. Keduanya meninggal dunia di RSUD Kabupaten Malinau.
Miskia mengharapkan kepala puskesmas dan jajarannya terus memantau dan tidak berhenti memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat tentang upaya pencegahan DBD dan melakukan penyemprotan di desa yang terdapat penderita positif DBD.
“Semua pihak kami mohon kerja samanya mulai camat hingga kepala desa dan ketua RT, semoga tidak ada lagi kasus kematian akibat DBD di Nunukan,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Tarakan mengaktifkan kader jumantik
Baca juga: Kasus DBD Kaltara Turun 74 Persen
Baca juga: Beda gejala demam dengue dan DBD
Baca juga: 500 kasus DBD per hari di Indonesia
Baca juga: DBD sebabkan 15 meninggal Jabar
Baca juga: DBD di Tarakan didominasi anak SD