Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam-konsultan reumatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr RM Suryo Anggoro KW, SpPD-KR mengajak anak perempuan mewaspadai lupus sejak dini dengan memeriksakan kesehatannya secara berkala.
Dia mengatakan, anak-anak atau perempuan berusia muda memiliki risiko lebih tinggi terserang lupus jika memiliki faktor genetik atau keturunan dari anggota keluarga.
"Pada perempuan usia muda, kalau ada keluhan nyeri sendi dan ruam atau nyeri sendi dan anemia, atau ada ruam dan anemia, misalnya. Maka kemungkinan adanya lupus harus diwaspadai," kata Suryo dalam seminar RSCM terkait Lupus yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Kendati belum tentu dokter akan mendiagnosis seseorang terserang lupus jika mengalami gejala-gejala tersebut, namun potensi terserang lupus tetap ada jika perempuan yang mengalami gejala-gejala tersebut.
Jadi sebisa mungkin dokter pun melakukan serangkaian pemeriksaan tambahan untuk mengkonfirmasinya.
"Pada prinsipnya, kita mesti waspada adanya penyakit lupus ketika terasa gejala pada dua organ atau lebih, terutama pada perempuan berusia muda atau pada pasien yang anggota keluarganya juga ada yang mengalami sakit lupus," kata Suryo.
Menurut informasi yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, lupus adalah penyakit peradangan kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Penyakit yang disebut Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) ini dapat menyerang organ tubuh seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Faktor yang diduga memengaruhi terjadinya lupus antara lain faktor genetik, seperti riwayat penyakit lupus dalam keluarga, serta faktor lingkungan seperti infeksi virus atau bakteri, paparan sinar matahari, obat-obatan tertentu, dan stres.
Gejala lupus bisa bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala umum yang sering terjadi antara lain ruam kulit berbentuk seperti sayap kupu-kupu di pipi dan batang hidung, kelelahan yang berlebihan dan sulit diatasi, serta nyeri dan pembengkakan pada sendi, terutama di tangan dan kaki.
Lupus juga dapat memengaruhi organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan otak, menyebabkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada organ yang terkena.
Terapi pengobatan lupus dilakukan untuk mengendalikan peradangan, meringankan gejala, dan mencegah kerusakan organ.
Baca juga: TNI-Polri evakuasi warga perbatasan Indonesia-Malaysia yang sakit
Baca juga: Kondisi penyakit kanker lagenda sepak bola Pele memburuk
Dia mengatakan, anak-anak atau perempuan berusia muda memiliki risiko lebih tinggi terserang lupus jika memiliki faktor genetik atau keturunan dari anggota keluarga.
"Pada perempuan usia muda, kalau ada keluhan nyeri sendi dan ruam atau nyeri sendi dan anemia, atau ada ruam dan anemia, misalnya. Maka kemungkinan adanya lupus harus diwaspadai," kata Suryo dalam seminar RSCM terkait Lupus yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Kendati belum tentu dokter akan mendiagnosis seseorang terserang lupus jika mengalami gejala-gejala tersebut, namun potensi terserang lupus tetap ada jika perempuan yang mengalami gejala-gejala tersebut.
Jadi sebisa mungkin dokter pun melakukan serangkaian pemeriksaan tambahan untuk mengkonfirmasinya.
"Pada prinsipnya, kita mesti waspada adanya penyakit lupus ketika terasa gejala pada dua organ atau lebih, terutama pada perempuan berusia muda atau pada pasien yang anggota keluarganya juga ada yang mengalami sakit lupus," kata Suryo.
Menurut informasi yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, lupus adalah penyakit peradangan kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Penyakit yang disebut Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) ini dapat menyerang organ tubuh seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Faktor yang diduga memengaruhi terjadinya lupus antara lain faktor genetik, seperti riwayat penyakit lupus dalam keluarga, serta faktor lingkungan seperti infeksi virus atau bakteri, paparan sinar matahari, obat-obatan tertentu, dan stres.
Gejala lupus bisa bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala umum yang sering terjadi antara lain ruam kulit berbentuk seperti sayap kupu-kupu di pipi dan batang hidung, kelelahan yang berlebihan dan sulit diatasi, serta nyeri dan pembengkakan pada sendi, terutama di tangan dan kaki.
Lupus juga dapat memengaruhi organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan otak, menyebabkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada organ yang terkena.
Terapi pengobatan lupus dilakukan untuk mengendalikan peradangan, meringankan gejala, dan mencegah kerusakan organ.
Baca juga: TNI-Polri evakuasi warga perbatasan Indonesia-Malaysia yang sakit
Baca juga: Kondisi penyakit kanker lagenda sepak bola Pele memburuk