Tanjung Selor (ANTARA) - Inflasi Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) turun pada Mei 2024 menjadi 0,07 persen, lebih rendah dibandingkan Maret yang mencapai 1,04 persen dan April 0,28 persen, dan disebut hasil upaya banyak pihak menjaga daya beli masyarakat.
"Penurunan inflasi ini patut diapresiasi dan perlu upaya berkelanjutan dan koordinasi yang solid antarstakeholder terkait untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat," ujar Asisten Administrasi Umum Kabupaten Nunukan Syafaruddin, di Nunukan, Kamis.
Ia juga menegaskan, komitmen Pemkab Nunukan terus berupaya mengendalikan inflasi melalui berbagai langkah strategis, seperti operasi pasar murah, pemantauan harga bahan pokok, dan sidak ke pasar.
Menurutnya, koordinasi antarstakeholder terkait dalam tim pengendalian inflasi daerah (TPID) sangat penting untuk memastikan efektivitas upaya pengendalian inflasi.
"Saya harap seluruh stakeholder dapat bersinergi dan proaktif dalam menjaga stabilitas harga di Nunukan," katanya menegaskan.
Kepala BPS Nunukan Iskandar Ahmaddien menyatakan penurunan inflasi Mei 2024 didorong oleh beberapa faktor, seperti melandainya harga komoditas pangan pasca Hari Raya Idul Fitri serta upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID Kabupaten Nunukan.
Meskipun inflasi menunjukkan tren positif, ia mengingatkan bahwa beberapa komoditas masih mengalami kenaikan harga, seperti cabai rawit, tomat, beras, bawang merah, dan bawang putih.
Komoditas penyumbang inflasi dari kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran adalah nasi dan lauk pauk.
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, BPS juga meminta Pemkab Nunukan melakukan pemantauan harga barang impor secara intensif.
“Karena itu berpotensi mempengaruhi inflasi domestik dan perlu juga berkoordinasi dengan pusat, untuk mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat terkait barang impor serta mengedepankan diversifikasi sumber impor untuk mengurangi ketergantungan pada negara tertentu,” ujar dia lagi.
"Penurunan inflasi ini patut diapresiasi dan perlu upaya berkelanjutan dan koordinasi yang solid antarstakeholder terkait untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat," ujar Asisten Administrasi Umum Kabupaten Nunukan Syafaruddin, di Nunukan, Kamis.
Ia juga menegaskan, komitmen Pemkab Nunukan terus berupaya mengendalikan inflasi melalui berbagai langkah strategis, seperti operasi pasar murah, pemantauan harga bahan pokok, dan sidak ke pasar.
Menurutnya, koordinasi antarstakeholder terkait dalam tim pengendalian inflasi daerah (TPID) sangat penting untuk memastikan efektivitas upaya pengendalian inflasi.
"Saya harap seluruh stakeholder dapat bersinergi dan proaktif dalam menjaga stabilitas harga di Nunukan," katanya menegaskan.
Kepala BPS Nunukan Iskandar Ahmaddien menyatakan penurunan inflasi Mei 2024 didorong oleh beberapa faktor, seperti melandainya harga komoditas pangan pasca Hari Raya Idul Fitri serta upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID Kabupaten Nunukan.
Meskipun inflasi menunjukkan tren positif, ia mengingatkan bahwa beberapa komoditas masih mengalami kenaikan harga, seperti cabai rawit, tomat, beras, bawang merah, dan bawang putih.
Komoditas penyumbang inflasi dari kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran adalah nasi dan lauk pauk.
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, BPS juga meminta Pemkab Nunukan melakukan pemantauan harga barang impor secara intensif.
“Karena itu berpotensi mempengaruhi inflasi domestik dan perlu juga berkoordinasi dengan pusat, untuk mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat terkait barang impor serta mengedepankan diversifikasi sumber impor untuk mengurangi ketergantungan pada negara tertentu,” ujar dia lagi.