Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyebut inflasi pada Agustus 2025 merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara bank sentral dan pemerintah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin (1/9), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2025 tercatat deflasi sebesar 0,08 persen (month-to-month/mtm), sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 2,31 persen (year-on-year/yoy). BI mencatat, inflasi Agustus 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran.
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2025 dan 2026,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, inflasi kelompok inti pada Agustus 2025 tercatat sebesar 0,06 persen mtm, lebih rendah dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,13 persen (mtm).
Realisasi inflasi inti pada Agustus 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas biaya pendidikan, yakni uang kuliah akademi/perguruan tinggi dan Sekolah Dasar (SD), serta emas perhiasan.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh faktor musiman dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan harga komoditas emas global, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga.
Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2025 tercatat sebesar 2,17 persenyoy, menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,32 persen (yoy).
Sementara itu, kelompok volatile food pada Agustus 2025 mengalami deflasi sebesar 0,61 persen (mtm), menurun dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,25 persen (mtm).
Deflasi kelompok volatile food disumbang antara lain oleh komoditas tomat, cabai rawit, dan bawang putih seiring dengan peningkatan pasokan selama periode panen komoditas hortikultura dan realisasi impor bawang putih.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 4,47 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,82 persen (yoy).
“Ke depan, inflasi 'volatile food' diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui GNPIP di berbagai daerah,” kata Ramdan.
Adapun kelompok administered prices juga mengalami deflasi. Kelompok administered prices pada Agustus 2025 mengalami deflasi sebesar 0,08 persen (mtm), menurun dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm).
Deflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif angkutan udara dan bensin.
Perkembangan tersebut didorong oleh implementasi diskon harga tiket pesawat dalam rangka peringatan HUT RI 2025 dan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.
Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat inflasi sebesar 1,00 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,32 persen (yoy).
Baca juga: BI: Inflasi Pada Juli 2025 Tetap Terjaga Dalam Kisaran Target
Baca juga: Perwakilan BI Kaltara Gelar Capacity Building Untuk Media