Tanjung Selor (ANTARA) - Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 5.200 orang dan jumlah ini diprediksi terus bertambah seiring pengembangan kawasan.
“Selain KIHI, sektor industri lain yang turut berkontribusi penyerapan tenaga kerja adalah industri bubur kertas di Tarakan,” kata Penata Kelola Ahli Muda Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Kaltara, Rahman Putrayani di Tanjung Selor, Selasa.
Pada tahap awal, industri bubur kertas itu diproyeksikan menyerap 800 tenaga kerja.
Potensi penyerapan tenaga kerja di Kaltara diyakini masih besar, terutama di sektor pertanian, perikanan, dan manufaktur. Hal ini menjadi motivasi pemerintah daerah untuk terus mengupayakan pengembangan sektor-sektor tersebut.
“Ketiga sektor tersebut memiliki peluang besar untuk penyerapan tenaga kerja. Dalam waktu dekat, investor juga akan masuk untuk mengembangkan kawasan pertanian di Bulungan," ujar Rahman.
Menurut Rahman, masuknya investasi baru ini sejalan dengan arahan Gubernur Kaltara, untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyerapan tenaga kerja lokal.
Ia optimistis, investasi yang masuk saat ini mulai banyak menyerap tenaga kerja, khususnya di sektor energi dan manufaktur. Dan Pemprov Kaltara memproyeksikan kedua sektor ini akan menyerap sekitar tujuh hingga delapan ribu tenaga kerja," tuturnya.
Rahman mencontohkan sektor energi, yang terdapat dua proyek besar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang sedang berjalan di Kaltara, yaitu PLTA Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan dan PLTA Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau.
Pemprov Kaltara berkomitmen terus mendukung pengembangan sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Hal itu diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebelumnya juga, Bupati Bulungan, Syarwani meminta investor proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade memprioritaskan tenaga kerja lokal.
“Bulungan memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap untuk bekerja di proyek PLTA Kayan Cascade,” kata Syarwani di Tanjung Selor.
Ia optimistis, keberadaan investasi di Kabupaten Bulungan, mampu meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja. Proyek PLTA Kayan Cascade dibangun dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) ditargetkan rampung pada 2035.
Bupati mengatakan, Kayan Cascade akan menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara dan akan memprioritaskan suplai kebutuhan sumber energi listrik untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berdasarkan pemaparan dari pihak investor, pembangunan PLTA Kayan Cascade telah dilakukan sejak 2011 dengan total nilai investasi mencapai US$ 17,8 miliar atau setara Rp275,9 triliun.
Diperkirakan, 10.000 lapangan pekerjaan tercipta selama masa konstruksi dan 3.000 orang akan terserap saat PLTA beroperasi. Peluang usaha baru pun akan bermunculan, menggerakkan roda ekonomi lokal.
PLTA Kayan dibangun dalam lima tahap, dengan tahap pertama berkapasitas 900 Mega Watt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Baca juga: Komitmen Pemberantasan Korupsi, Gubernur Ikuti Rapat Koordinasi Penguatan Peran APIP
Baca juga: Gubernur Kaltara Raih Piagam dan Lencana Abdi Inovasi Desa dari Kemendes PDTT
“Selain KIHI, sektor industri lain yang turut berkontribusi penyerapan tenaga kerja adalah industri bubur kertas di Tarakan,” kata Penata Kelola Ahli Muda Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Kaltara, Rahman Putrayani di Tanjung Selor, Selasa.
Pada tahap awal, industri bubur kertas itu diproyeksikan menyerap 800 tenaga kerja.
Potensi penyerapan tenaga kerja di Kaltara diyakini masih besar, terutama di sektor pertanian, perikanan, dan manufaktur. Hal ini menjadi motivasi pemerintah daerah untuk terus mengupayakan pengembangan sektor-sektor tersebut.
“Ketiga sektor tersebut memiliki peluang besar untuk penyerapan tenaga kerja. Dalam waktu dekat, investor juga akan masuk untuk mengembangkan kawasan pertanian di Bulungan," ujar Rahman.
Menurut Rahman, masuknya investasi baru ini sejalan dengan arahan Gubernur Kaltara, untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyerapan tenaga kerja lokal.
Ia optimistis, investasi yang masuk saat ini mulai banyak menyerap tenaga kerja, khususnya di sektor energi dan manufaktur. Dan Pemprov Kaltara memproyeksikan kedua sektor ini akan menyerap sekitar tujuh hingga delapan ribu tenaga kerja," tuturnya.
Rahman mencontohkan sektor energi, yang terdapat dua proyek besar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang sedang berjalan di Kaltara, yaitu PLTA Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan dan PLTA Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau.
Pemprov Kaltara berkomitmen terus mendukung pengembangan sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Hal itu diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebelumnya juga, Bupati Bulungan, Syarwani meminta investor proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade memprioritaskan tenaga kerja lokal.
“Bulungan memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap untuk bekerja di proyek PLTA Kayan Cascade,” kata Syarwani di Tanjung Selor.
Ia optimistis, keberadaan investasi di Kabupaten Bulungan, mampu meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja. Proyek PLTA Kayan Cascade dibangun dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) ditargetkan rampung pada 2035.
Bupati mengatakan, Kayan Cascade akan menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara dan akan memprioritaskan suplai kebutuhan sumber energi listrik untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berdasarkan pemaparan dari pihak investor, pembangunan PLTA Kayan Cascade telah dilakukan sejak 2011 dengan total nilai investasi mencapai US$ 17,8 miliar atau setara Rp275,9 triliun.
Diperkirakan, 10.000 lapangan pekerjaan tercipta selama masa konstruksi dan 3.000 orang akan terserap saat PLTA beroperasi. Peluang usaha baru pun akan bermunculan, menggerakkan roda ekonomi lokal.
PLTA Kayan dibangun dalam lima tahap, dengan tahap pertama berkapasitas 900 Mega Watt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Baca juga: Komitmen Pemberantasan Korupsi, Gubernur Ikuti Rapat Koordinasi Penguatan Peran APIP
Baca juga: Gubernur Kaltara Raih Piagam dan Lencana Abdi Inovasi Desa dari Kemendes PDTT