Tarakan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mengajak para pelaku usaha Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) dan nelayan untuk hilirisasi produk olahan perikanan,  khususnya udang dan ikan bandeng.

“Potensinya sangat besar mengingat selama ini permintaan dari pembeli adalah bahan baku dari kita. Pembeli yang minta bahan baku pasti akan mengelola bahan baku dan untuk dijual lagi ke buyer yang lain, artinya nilai jual udang dan ikan bandeng sangat tinggi,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara Rukhi Syayahdin di Tanjung Selor, Bulungan, Jumat. 

Dia mengatakan bahwa Kaltara memiliki potensi yang sangat besar pada hilirisasi produk olahan perikanan.

Kaltara memiliki potensi perikanan besar pada sektor kelautan dan perikanan karena memiliki panjang garis pantai 3.557,65 kilometer dengan luas perairan mencapai 776.845,39 hektare.

Potensi rumput laut di Kaltara misalnya pada 2022 sebesar 80 ribu ton per tahun, meningkat dari tahun sebelumnya hanya 67 ribu ton. 

Khusus bandeng dari Kota Tarakan saja produksi dalam per bulan bisa mencapai 1.000 ton ikan dari para nelayan tambak.

Sedangkan produksi udang windu se-Kaltara sekitar 4 ribu ton per tahun  (tangkap di laut). Khusus tambak, luas lahan di Kaltara 77 ribu hektare dengan total produksi sekitar 7,5 hingga 9 ribu ton per tahun
 

"Sebab selama ini Kaltara dengan produk olahan perikanannya selalu berbentuk bahan baku yang di jual ke pasaran jadi harganya tidak terlalu tinggi, " katanya. 

Dari sektor perikanan Kaltara ada empat produk perikanan unggulan yang bahkan dianggap bisa menunjang kebutuhan IKN di Kaltim, yakni kepiting, udang windu, ikan bandeng dan rumput laut.

Keempat produk perikanan ini sudah  diekspor ke pasar internasional.

“Dengan hilirisasi, produk tersebut kita olah jadi bahan setengah jadi atau bahan jadi itu siap dipasarkan sehingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi," kata Rukhi.

Kaltara dikenal lumbung ikan bandeng Indonesia lantaran produksinya yang cukup tinggi. Sejauh ini, nilai jual yang cukup tinggi berasal dari Surabaya, Jawa Timur.

“Berarti orang – orang daerah sana sangat menyukai bandeng kita karena kualitas yang sangat baik dibanding dari daerah terdekatnya sendiri,”ujarnya.

Lebih lanjut ia menuturkan ikan bandeng di Kaltara juga memiliki kualitas yang cukup bagus dibanding daerah lain.

Produk olahan perikanan di Kaltara sangat banyak dan beragam, tapi berdasarkan minat pasar dunia, pembeli lebih tertarik kepada produk – produk tertentu terutama bandeng dan udang.

Selain ke Surabaya, permintaan yang cukup tinggi juga datang dari Tawau, Malaysia. Ini juga termasuk produk hasil perikanan lainnya, seperti udang.

Baik, udang maupun ikan bandeng produk olahan dari Kaltara sudah cukup memenuhi kualitas ekspor. Sehingga yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kaltara saat ini berupaya meningkat produk olahan perikanan, yaitu dengan menarik investor.

“Kita tidak bisa mengelola sendiri, kita harus bekerja sama dengan orang lain untuk meningkatkan jual itu sendiri,” kata Rukhi.

Dalam mencapai tujuan hilirisasi tersebut pemerintah provinsi Kaltara gencar melakukan pembinaan kepala pelaku UMKM atau nelayan melalui pelatihan – pelatihan dengan mengundang narasumber dari luar untuk meningkatkan produk olahannya.

 

Pewarta : Susylo Asmalyah
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024