Tarakan
Selor (Antara News Kaltara) – Perhatian pemerintah terhadap masyarakat khususnya bagi pelaku
koperasi dan usaha mikro kecil menengah sangat besar. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya dana bergulir. Hanya saja wakil Gubernur Kaltara H Udin Hianggio
menyayangkan bagi pelaku usaha yang tidak mengembalikan pinjaman dana tersebut.
“Ini sangat disayangkan, kalau bisa ini dibenahi lagi ke depan. Di
Tarakan contohnya, dana bergulir terus dilakukan evaluasi,†ujar Udin
Hianggio saat membuka Sosialisasi dan Bimtek Dana Bergulir Pengelolaan Dana
Bergulir bagi Koperasi dan UMKM oleh LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir)
KUMKM , kemarin (7/4) di Hotel Hall Tarakan Plaza.
Di Tarakan, lanjut Wagub, dana bergulir
disediakan pemerintah kota dengan bunga yang sangat kecil. Artinya, perhatian
pemerintah dalam memberdayakan masyarakat kecil cukup optimal. Hanya saja ia
sesalkan banyak yang salah pengertian dengan adanya dana bergulir.
“Terkadang mereka berpikir dana bergulir adalah bantuan sosial yang
tidak perlu dikembalikan. Nah, ini yang seharusnya diberikan pemahaman yang
kuat untuk masyarakat,†lanjut Udin. Pelaku koperasi dan usaha kecil diharap konsisten
dengan pinjaman yang diberikan.
Dana bergulir diakuinya tidak memberatkan
pelaku usaha karena bunga yang ditetapkan pemerintah melalui Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop-UMKM) tidak terlalu
besar dan ada yang disubsidi pemerintah, misal dana bergulir yang disediakan
oleh LPDB KUMKM yang dibawahi Kementerian Koperasi dan UKM RI.
“Ini memberikan manfaat bagi usaha kecil di Kaltara, sehingga ekonomi
di wilayah kita ini berkembang secara positif,†kata Udin. Dikatakan,
salah satu kunci bagi pelaku usaha kecil adalah memperkuat modal usaha. Selain
itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) juga perlu diperhatikan.
Dengan adanya sosialisasi yang diadakan
hasil kerja sama antara Disperindagkop-UMKM provinsi dengan LPDB KUMKM
Kementerian Koperasi dan UKM RI ini bisa diikuti oleh seluruh pelaku koperasi
dan UMKM di Kaltara dengan baik.
“Mohon ini dicermati dengan baik, pada dasarnya acara yang
diselenggarakan LPDB ini adalah supaya pelaku koperasi dan UMKM paham tata cara
dan mekanisme pembuatan proposal permohonan dana bergulir dan pengembaliannya,†jelasnya di
hadapan peserta sosialisasi dan bimtek dana bergulir.
Terpisah, Kepala Disperindagkop-UMKM
Kaltara Khaerumuddin menuturkan berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) di
Indonesia termasuk Kaltara adalah tantangan bagaimana usaha mikro kecil
menengah bisa berkembang dengan baik. Tentu penguatan modal salah satu cara
yang bisa membantu hal itu.
Data yang bersumber dari LPDB KUMKM hingga
April 2016 ini mencatat pinjaman UMKM Kota Tarakan sebanyak kurang lebih 100
pelaku usaha termasuk usaha mikro. Namun yang disetujui oleh LPDB KUMKM hanya
usaha kecil dan menengah.
“Sedangkan usaha mikro belum disetujui dan kita arahkan melalui jalur
pinjaman bank melalui kredit usaha rakyat,†ucap Khaerumuddin.
Sebagai informasi, pinjaman di LPDB KUMKM minimal Rp 250 juta dengan bunga 6
persen per tahun atau 0,5 persen per bulan.
“Usahanya minimal 2 tahun berjalan atau sudah memiliki SITU dan SIUP
serta persyaratan lain, atau kopeasi yang sudah beroperasi dua tahun
berturut-turut yang sudah melsanakan rapat anggota,†jelasnya. Pelaku usaha
yang ada di Kaltara diakui Khaerumuddin banyak yang antusias atas dana bergulir
yang disediakan LPDB KUMKM. Kepada LPDB KUMKM ia berharap, hal ini
ditindaklanjuti dan segera direspon.
Dana Bergulir Jangan Sampai Macet
PUKUL GONG: Pembukaan sosialisasi dan bimtek dana bergulir bagi koperasi dan pelaku usaha mikro kecil ditandai pemukulan gong oleh Wagub Udin Hianggio, kemarin (7/4) di Tarakan. (dok humas)
PUKUL GONG: Pembukaan sosialisasi dan bimtek dana bergulir bagi koperasi dan pelaku usaha mikro kecil ditandai pemukulan gong oleh Wagub Udin Hianggio, kemarin (7/4) di Tarakan. (dok humas)