Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Rencana pemerintah melalui Kementerian Politik Hukum dan Keamanan
(Kemenko Polhukam) RI melakukan pergeseran pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke wilayah
perbatasan bakal dimulai tahun ini. Setelah melalui pertimbangan, dipastikan
Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi lokasi untuk penempatan TNI.
Kepastian ini disampaikan oleh Sekretaris Deputi
pada Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Laksamana
Pertama (Laksma) TNI Semi
Djoni Putra yang berkunjung langsung ke Kaltara, Rabu (29/3) kemarin. “Ini atas
perintah langsung dari Bapak Presiden, makanya segera kita tindak lanjuti. Pak
Menko (Menkopolhukam) memerintahkan kami untuk berkoordinasi dengan pemerintah
daerah. Hari ini (kemarin, Red.) dan
beberapa hari ke depan kami akan meninjau ke lokasi-lokasi yang memungkinkan
ditinjau,†ungkap Djoni di sela melakukan pertemuan bersama pihak Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Biro Perbatasan Kaltara.
Djoni mengatakan, setelah mendapatkan paparan
dari pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara, dari 11
titik calon lokasi penempatan TNI di Kaltara, disimpulkan menjadi tiga lokasi
yang akan menjadi prioritas utama untuk menjadi lokasi awal yang segera
dibangun menjadi markas TNI di perbatasan. Ketiga lokasi itu, antara lain di
Long Nawang, Kabupaten Malinau, serta Long Midang dan Tau Lumbis Kabupaten
Nunukan.
Dipilihnya ketiga lokasi itu menjadi prioritas
utama, kata Djoni, karena
posisinya yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Sehingga
tingkat kerawanan terhadap pertahanan negara cukup tinggi. “Penempatannya
secara bertahap. Untuk tahap awal kita
utamakan yang paling prioritas dulu. Sementara lokasi yang lainnya, nanti
bertahap menyusul. Karena memang pergeseran ini tidak sekaligus, tapi menyesuaikan dengan personel TNI yang
akan ditempatkan,†jelasnya.
Penempatan TNI di perbatasan ini sendiri,
dimungkinkan bisa dimulai tahun ini. Diawali dengan koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait. Selain
dengan pemerintah daerah, koordinasi juga akan dilakukan dengan kementerian
lain. Salah satunya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berkaitan dengan alih fungsi lahan.
Karena beberapa titik di antaranya berada di kawasan hutan lindung dan
konservasi.
“Yang jelas secepatnya. Sekali lagi ini perintah
langsung dari presiden, jadi tidak main-main. Setelah kembali dari, kami akan
segera laporkan ke Pak Menteri. Kalau semua sudah beres, kemungkinan besar
tahun ini sudah dimulai,†kata Perwira Tinggi TNI Angkatan Laut Bintang Satu
itu.
Sebelumnya, pihak Pemprov Kaltara melalui Kepala
Bappeda Frederick Ellia Gugkang memaparkan, menindaklanjuti rencana pemerintah
melakukan pergeseran pasukan ke perbatasan, atas perintah langsung Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie pihaknya bersama tim telah menentukan 11 lokasi untuk penempatannya. Tak hanya di kawasan perbatasan, dari 11 lokasi itu ada beberapa titik di antaranya di kawasan
strategis atau objek vital. Seperti di Kawasan Industri Tanah Kuning, lokasi
PLTA, Pulau Bunyu dan beberapa lainnya.
“Dari beberapa lokasi ini, ada yang berada di
kawasan hutan konservasi. Meski persentasenya sangat kecil, hanya 0,09 persen
dari kawasan hutan yang ada. Namun tetap juga perlu dikoordinasikan dengan
pihak Kementrian terkait. Lokasi lainnya ada yang masuk kawasan hutan produksi
dan status lainnya. Yang jelas, kebanyakan bukan di daerah pemukiman penduduk,â€
jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Kaltara Dr H Irianto
Lambrie mengaku optimistis Kaltara yang menjadi prioritas dalam rencana
pergeseran TNI di perbatasan tersebut. Selain sebagai provinsi yang paling
siap, letak geografisnya juga sangat strategis, karena berbatasan langsung
dengan negara lain.
Seperti diketahui, Kaltara memiliki garis
perbatasan darat terpanjang. Yaitu sepanjang 1.170,35 kilometer (KM) atau
kurang lebih sepanjang Pulau Jawa. “Selain itu ada perbatasan laut, di sekitar
Ambalat yang memiliki potensi migas sangat besar,†ungkapnya lagi.
Ditambahkan, sesuai keinginan pihak Kemenko
Polhukam, Pemprov menyiapkan lahan seluas 50.000 hektare (Ha). Dari 11 lokasi
yang ditetapkan ini, luasan totalnya sekitar 26.000 Ha. Kurangnya, atau sekira
24.000 Ha-nya akan dipenuhi secara bertahap sesuai permintaan pusat.
Irianto mengatakan, selain untuk memperkuat
keamanan di perbatasan negara, program pergeseran TNI ini, diyakini juga dapat
menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat. “Wilayah tersebut akan menjadi
daerah baru, sehingga penduduk di Kaltara juga akan lebih merata. Kemudian
terhadap masyarakat sekitar juga akan berdampak positif pada peningkatan
ekonomi,†jelas gubernur.
Oleh pemerintah, lanjut Irianto, Kaltara hanya
diminta untuk merekomendasikan lahan yang akan ditempati. Mengenai pembebasan
hingga pembangunan infrastruktur nantinya menggunakan anggaran pertahanan dari
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Perintah Langsung Presiden, Penempatan Dipastikan di Kaltara--Pergeseran TNI ke Perbatasan Mulai Direalisasikan Tahun Ini
PERTEMUAN: Pertemuan antara Sekretaris Deputi pada Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Semi Djoni Putra dengan puhak pemprov melalui Kepala Bappeda, Frederick Ellia Gugkang. (dok humas)
PERTEMUAN: Pertemuan antara Sekretaris Deputi pada Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Semi Djoni Putra dengan puhak pemprov melalui Kepala Bappeda, Frederick Ellia Gugkang. (dok humas)