Tanjung Selor (Antara
News Kaltara) – Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), dalam 20 tahun terakhir Pantai
Sebatik, Kabupaten Nunukan mengalami abrasi yang cukup panjang. Tak pelak, hal
ini mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melalui DKP melakukan
kegiatan penanaman mangrove di sepanjang Pantai Sebatik, beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini dilaksanakan
bersama dengan perwakilan Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
(Lanal) Sebatik, Pramuka Satuan Karya (Saka) Bahari serta pemuda perbatasan di Pantai
Sungai Nyamuk, Sebatik. Demikian disampaikan kepala DKP Provinsi Kaltara H Amir
Bakri, Senin (10/7).
Amir mengungkapkan sebanyak
16 ribu bibit pohon mangrove lokal akan ditaman di Pantai Sebatik, guna mencegah
abrasi dan pemulihan beberapa organisme laut penghuni hutan mangrove seperti Kepiting
Bakau dan tempat pemijahan jenis organisme lainnya. “Banyak manfaat yang bisa
kita peroleh jika memiliki hutan mangrove, karena itu kita akan dorong terus
program penanaman mangrove ini,†kata H Amir.
Tahun ini, DKP menganggarkan
Rp 160 juta untuk merehabilitasi mangrove dengan luasan lahan sekitar 1,6
hektare di Sebatik. Sementara, potensi lokasi yang dapat direhabilitasi sekitar
5 ribu hektare. “Lokasinya mulai dari Sungai Pancang perbatasan negara tetangga,â€
jelas H Amir.
Kegiatan sejenis ditargetkan digelar tiap tahun,
dengan penganggaran diusulkan kepada World
Wide Fund for Nature (WWF) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Hutan
mangrove memiliki kemampuan 3 kali lipat dalam menyerap karbon dibandingkan dengan
hutan tropis,†tutupnya.
Atasi Abrasi dengan Rehab Hutan Mangrove
REHABILITASI : Kepala DKP Provinsi Kaltara H Amir Bakri kala melakukan penanaman bibit pohon mangrove di bantaran Pantai Sebatik, Kabupaten Nunukan, beberapa waktu lalu. (dok humas)
REHABILITASI : Kepala DKP Provinsi Kaltara H Amir Bakri kala melakukan penanaman bibit pohon mangrove di bantaran Pantai Sebatik, Kabupaten Nunukan, beberapa waktu lalu. (dok humas)