Tarakan (ANTARA) - Wabah virus Corona yang menyebar di China menyebabkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Long Peso, Bulungan terhambat.
"Kemungkinan proyek PLTA Kayan tertunda, karena wabah Corona," kata Gubernur Kalimanta Utara, Irianto Lambrie di Tarakan, Jumat.
Hal tersebut disebabkan, karena salah satu investor pembangunan proyek dari China yakni Powerchina International Group. Rencananya pada 2020 mulai dilaksanakan pra konstruksi tapi terhambat.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan ditandai dengan kontrak kerja sama antara PT Kayan Hydro Energy dan Powerchina International Group yang ditandatangani pada 31 Oktober 2018.
Pembangunan PLTA tersebut dilakukan setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT PT Kayan Hydro Energy selaku pihak yang membangun PLTA dengan dua BUMN yakni PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan Indonesia IV.
"Hal tersebut dikarenakan warga China lagi di karantina di negaranya dan tidak bisa keluar, dan orang kita (Indonesia)," kata Irianto.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti mengenai waktu Pemerintah China menghentikan isolasi untuk warganya.
Rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan ini dibangun di atas lahan 12.000 hektare untuk menghasilkan listrik hingga 9.000 MW (Megawatt).
Presiden Joko Widodo menegaskan akan memantau terus perkembangannya dan sudah melihat lokasi pembangunannya beberapa waktu lalu.
Presiden menegaskan PLTA Sungai Kayan merupakan salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
Baca juga: China Survei ke KIPI dan PLTA Kayan
Baca juga: Tim RCEC GMF-BRI akan Kunjungi KIPI dan PLTA Kayan
"Kemungkinan proyek PLTA Kayan tertunda, karena wabah Corona," kata Gubernur Kalimanta Utara, Irianto Lambrie di Tarakan, Jumat.
Hal tersebut disebabkan, karena salah satu investor pembangunan proyek dari China yakni Powerchina International Group. Rencananya pada 2020 mulai dilaksanakan pra konstruksi tapi terhambat.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan ditandai dengan kontrak kerja sama antara PT Kayan Hydro Energy dan Powerchina International Group yang ditandatangani pada 31 Oktober 2018.
Pembangunan PLTA tersebut dilakukan setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT PT Kayan Hydro Energy selaku pihak yang membangun PLTA dengan dua BUMN yakni PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan Indonesia IV.
"Hal tersebut dikarenakan warga China lagi di karantina di negaranya dan tidak bisa keluar, dan orang kita (Indonesia)," kata Irianto.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti mengenai waktu Pemerintah China menghentikan isolasi untuk warganya.
Rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan ini dibangun di atas lahan 12.000 hektare untuk menghasilkan listrik hingga 9.000 MW (Megawatt).
Presiden Joko Widodo menegaskan akan memantau terus perkembangannya dan sudah melihat lokasi pembangunannya beberapa waktu lalu.
Presiden menegaskan PLTA Sungai Kayan merupakan salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
Baca juga: China Survei ke KIPI dan PLTA Kayan
Baca juga: Tim RCEC GMF-BRI akan Kunjungi KIPI dan PLTA Kayan