Tarakan (ANTARA) - Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada bulan Desember 2019 tumbuh sebesar 7,76 persen (year on year/yoy) yaitu dari Rp11,57 triliun pada Desember 2018 menjadi Rp12,47 triliun pada Desember 2019.
"Pertumbuhan ini terutama terjadi pada sisi giro," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Yufrizal di Tarakan, Minggu.
Adapun rinciannya yakni
tabungan yang memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 51,90 persen dari total DPK, tumbuh sebesar 5,43 persen (yoy) dari Rp6,14 triliun menjadi Rp6,47 triliun.
Giro dengan pangsa 19,01 persen tumbuh sebesar 23,26 persen (yoy) yaitu dari Rp1,92 triliun menjadi Rp2,37 triliun.
Deposito yang memiliki pangsa 29,08 persen tumbuh sebesar 3,33 persen (yoy) yaitu dari Rp3,51 triliun menjadi Rp3,62 triliun.
"Menurut jenis kegiatannya, pangsa DPK perbankan konvensional pada Desember 2019 mencapai 96,51 persen sementara pangsa DPK perbankan syariah sebesar 3,49 persen terhadap total DPK perbankan di Provinsi Kaltara," kata Yufrizal.
Posisi kredit atau pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Provinsi Kaltara pada Desember 2019 tercatat tumbuh positif sebesar 3,11 persen (yoy) yaitu dari Rp9,81 triliun menjadi Rp10,12 triliun.
Pertumbuhan ini masih didukung oleh kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL (Non Performing Loan) di level 1,25 persen, meskipun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,81 persen.
"NPL tersebut masih di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5 persen," kata Yufrizal.
Adapun untuk Kota Tarakan, posisi kredit bulan Desember 2019 turun sebesar -0,64 persen (yoy) yaitu dari Rp4,04 triliun menjadi Rp4,02 triliun dengan NPL sebesar 1,05 persen atau membaik dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Kaltara Harus Mampu Lewati "Musim Dingin"
Baca juga: Tinjau Lokasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia
"Pertumbuhan ini terutama terjadi pada sisi giro," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Yufrizal di Tarakan, Minggu.
Adapun rinciannya yakni
tabungan yang memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 51,90 persen dari total DPK, tumbuh sebesar 5,43 persen (yoy) dari Rp6,14 triliun menjadi Rp6,47 triliun.
Giro dengan pangsa 19,01 persen tumbuh sebesar 23,26 persen (yoy) yaitu dari Rp1,92 triliun menjadi Rp2,37 triliun.
Deposito yang memiliki pangsa 29,08 persen tumbuh sebesar 3,33 persen (yoy) yaitu dari Rp3,51 triliun menjadi Rp3,62 triliun.
"Menurut jenis kegiatannya, pangsa DPK perbankan konvensional pada Desember 2019 mencapai 96,51 persen sementara pangsa DPK perbankan syariah sebesar 3,49 persen terhadap total DPK perbankan di Provinsi Kaltara," kata Yufrizal.
Posisi kredit atau pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Provinsi Kaltara pada Desember 2019 tercatat tumbuh positif sebesar 3,11 persen (yoy) yaitu dari Rp9,81 triliun menjadi Rp10,12 triliun.
Pertumbuhan ini masih didukung oleh kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL (Non Performing Loan) di level 1,25 persen, meskipun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,81 persen.
"NPL tersebut masih di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5 persen," kata Yufrizal.
Adapun untuk Kota Tarakan, posisi kredit bulan Desember 2019 turun sebesar -0,64 persen (yoy) yaitu dari Rp4,04 triliun menjadi Rp4,02 triliun dengan NPL sebesar 1,05 persen atau membaik dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Kaltara Harus Mampu Lewati "Musim Dingin"
Baca juga: Tinjau Lokasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia