Tanjung Selor (ANTARA) - Di tengah pandemi COVID-19, orang melakukan berbagai cara untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie yang dalam usia 62 tahun masih tampak sangat bugar.

Dilaporkan di Tanjung Selor, Minggu bahwa pria kelahiran di Rantau, Tapin (Kalsel), 18 Desember 1958 itu mengaku salah satu kiatnya menjaga kebugaran adalah rutin minum jamu herbal yang dirancik sendiri.

Irianto menuturkan bahan racikan jamu herbal, antara lain
kunyit, jahe, dan serai, tamu lawak dan gula aren ternyata sudah rutin diminum sebelum pandemi terjadi.

Setiap pagi, ia rutin meminum jamu herbal hangat yang langsung bisa membuat tubuh berkeringat itu.

"Sudah tentu di masa pandemi ini harus benar-benar mematuhi protokol kesehatan, antara lain menggunakan masker, jaga jarak dan jaga kebersihan tubuh," paparnya.

Rahasia lain, imbuh dia guna menjaga imun tubuh adalah "memelihara kesehatan hati dan pikiran".

Hati dan pikiran sakit akan menyebabkan tubuh sakit sehingga penting agar tidak stres menghadapi berbagai masalah kehidupan.

Kunci agar tidak stres, ujar ayah tiga anak itu,  kembali kepada agama agar selalu bersabar, berikhtiar, tawaqal dan bersyukur.

"Kunci sukses lain bagi Pemprov Kaltara dalam menghadapi COVID-19, 
berkat koordinasi bagus semua pihak, baik daerah maupun pusat," ujarnya.

Kiat lainnya, yakni upaya terus menerus dan masif melalui media sosial dan media massa untuk mendisiplinkan dan memberi pemahaman yang benar tentang COVID-19 bagi warga Kaltara.

Melalui upaya tersebut, ujar mantan Sekprov Kaltim itu, berbagai program bisa dilaksanakan dengan baik oleh warga termasuk memahami pentingnya menjalankan protokol kesehatan.

Berkat hal itu Kaltara kini Kalimantan Utara tercatat nomor lima terendah nasional laju reproduksi efektif atau "reproduction Number" (Rt) penyebaran virus corona, yakni level 0,75 per 8 Mei 2020.

Ia mengutip data  Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC19) Nasional di situs Bonza, reproduksi virus corona di Kaltara makin mendekati nol yaitu di level 0,75 per 8 Mei 2020.

Jika Rt di atas 1,0 berarti setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain atau virus menyebar dengan cepat.

Sebagai contoh, jika Rt menunjukkan angka 2 berarti satu pasien yang terinfeksi akan menulari rata-rata dua pasien lainnya.

Dari 11 provinsi yang laju reproduksi virusnya sudah di bawah level 1.0, Provinsi Kaltara dengan tingkat Rt nomor 5 terendah di Tanah Air.

Sedang provinsi dengan tingkat reproduksi tertinggi terjadi di Sumatera Utara, yakni level 1,74. Pada 30 Maret, Sumatera Utara mencapai puncak Rt tertinggi yakni 3,84.

Berdasarkan data itu, ujarnya, sebelas provinsi Rt terendah atau di bawah 1 adalah Aceh (0,17), Sumatera Barat (0,65), Riau (0,71), Sulawesi Tenggara (0,74), Kaltara (0,75), Jambi (0,81), Jawa Barat (0,88), DI Yogyakarta (0,97), Papua Barat (0,97), Lampung (0,99), dan Bengkulu (0,99).





 

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024