Tarakan (ANTARA) - Seorang siswa di salah satu SMP  di Tarakan ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi tempat tinggalnya di Kelurahan Sebengkok, Tarakan, Selasa sekitar 17.00 Wita yang mengaku sempat tertekan karena tugas sekolah.

ini tanggapan sejumlah warga di Tarakan, Rabu yang umumnya mengaku prihatin dan meminta agar pihak sekolah dan orangtua menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran.

"Innalillahi wa innalillahi roji'un. Selain banyak tugas tanpa orangtua sadari,  bentakan dan amarahan mereka  bisa kian menjadi beban mental anak tertekan," ujarnya Icha salah seorang pelajar menuturkan tekanan selama "studi from home" selama pandemi COVID-19.

Amy, salah seorang pelajar SMA Tarakan mengatakan bahwa bisa jadi hal itu dipicu orangtua yang kurang perhatian terhadap anak.

"Sekolah (proses mengajar belajar) tatap muka bukan jaminan jika orangtua kurang perhatian sehingga beban ditanggung sendiri anak, apalagi di masa pandemi ini tingkat stres tambah tinggi," ujarnya.

"Hal yang dikhawatirkan terjadi, bagaimana anak tidak stress, di sekolah mendapat beban bahkan ancaman dari pengajar terkait  nilai, belum lagi masalah biaya pulsa dan jaringan internet banyak bermasalah," kata Kartini, salah seorang orangtua pelajar di Tarakan.

Persoalan lain, peranan orangtua ikut membuat siswa banyak tertekan karena mereka memang tidak memiliki kemampuan ikut membimbing atau mengajar.

Ia berharap atas kejadian itu segera dievaluasi tentang sikap para guru serta sistem belajar mengajar jarak jauh ini.

Baca juga: Aktris Jepang Yuko Takeuchi meninggal, polisi selidiki kemungkinan bunuh diri

Baca juga: Pasien positif COVID-19 diduga bunuh diri di Surabaya


Sebelumnya, Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Tarakan, Iptu Muhammad Aldi saat dihubungi Antara, Selasa membenarkan kasus itu.

"Berdasarkan keterangan beberapa saksi, korban ini orangnya pendiam tapi pernah mengeluh karena banyak tugas dari sekolah," kata Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Tarakan Iptu Muhammad Aldi.

Tewasnya siswa yang berusia 15 tahun tersebut membuat geger warga sekitar tempat tinggal korban di RT. 32 Kelurahan Sebengkok.

Selanjutnya petugas dari Polresta Tarakan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan untuk dilakukan visum.

Baca juga: Siswi SMPN 147 Ciracas loncat dari lantai tiga

"Hasil visum tidak ditemukan tanda - tanda kekerasan. Posisi korban lidahnya tergigit dan mengeluarkan kotoran, dugaan awal kami memang merupakan murni gantung diri,” kata Aldi.

Penyidik juga sudah mendatangi memeriksa beberapa saksi menemukan pertama kali yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

"Saksi yang diperiksa baik itu dari keluarga atau dari kerabat yang diminta tolong, termasuk orang tua korban,” kata Aldi.

Baca juga: Prajurit TNI berhasil selamatkan warga coba bunuh diri di Tarakan

Baca juga: Seorang PDP coba bunuh diri di Tarakan

 

Pewarta : Susylo Asmalyah
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024