Bandung (ANTARA) - Membangun kesepahaman dan upaya pencegahan radikal terorisme dengan melibatkan organisasi agama dan kelompok perempuan juga upaya yang BNPT tempuh guna penanggulangan terorisme yang menyeluruh di tiap lini. Karenanya, BNPT hadir dalam Sarasehan Kebangsaan: Spiritualitas Islam dan Semangat Kebangsaan sebagai Kunci Kedamaian NKRI yang digelar Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Barat.
Bertempat di The Jayakarta Suite Hotel Dago, Kota Bandung Jawa Barat, Sarasehan digelar pada Selasa (29/12) pagi. Acara ini juga bertepatan dengan Pelantikan Pengurus Fordaf (Forum Da’iyah Fatayat NU) Jawa Barat Masa Khidmat 2020-2025.
Fatayat Nahdlatul ‘Ulama adalah sebuah organisasi pemudi (wanita muda) Islam, merupakan salah satu lembaga otonom di lingkungan Nahdlatul ‘Ulama. Didirikan di Surabaya 24 April 1950 M, anggotanya sebagai dai’ah-dai’ah yang berada di tengah masyarakat diharapkan dapat memberikan kesejukan beragama dan bermasyarakat ditengah gelombang virus radikal intoleran. Kepala BNPT, Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar mengatakan ulama telah lama berperan andil dalam memerdekan dan menjaga kemerdekaan hingga saat ini dengan terus menyuarakan semangat kebangsaan. Upaya-upaya yang dijalankan ke depannya dapat menjaga masyarakat agar tidak mudah terpengaruh paham yang tidak sejalan 4 konsensus bangsa.
“Dengan kerja sama yang dibangun antara BNPT dan Fatayat NU kita harapkan programnya yang dimana-mana secara periodik bisa mengajak seluruh elemen bangsa untuk kita bersatu bersama membangun Indonesia negeri Darussalam. Dari pengalaman kita diperlukan dai’ah, ustadzah lebih banyak figur ulama yang mengedepankan Islam moderat, ini sumbangsih kita kepada negara Indonesia,” ujar Kepala BNPT.
Upaya tersebut diharapkan dapat menjadi teladan dan gambaran umat Islam yang dapat hidup rukun antar umat beragama lainnya, membawa kesejukan dan keyakinan dapat terwujudnya keberagaman di Indonesia.
Selanjutnya, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid dan Ketua PW Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Peningkatan Kapasitas Diri Dalam Rangka Pencegahan Radikal Terorisme. Adapun ruang lingkup kerja sama dalam perjanjian kerja sama nomor HK.02.00/28/2020 dan nomor 227/C/PWFNU/XII/2020 ini meliputi peningkatan kapasitas diri dalam rangka pencegahan radikal terorisme melalui sejumlah program serta kegiatan dan kerja sama lainnya yang dikembangkan berdasarkan kesepakatan para pihak.
Perjanjian kerja sama antara Direktorat Pencegahan BNPT dan Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Barat tersebut menjadi landasan dan dasar bagi kedua bela pihak untuk mewujudkan kerja sama yang efektif sesuai dengan tugas fungsi dan peran masing-masing. Melalui penandatanganan PKS ini pula, diharapkan kerja sama dan sinergisitas penyelenggaraan kerja sama program dapat terwujud.
Dalam Sarasehan yang dihadiri puluhan anggota dan pengurus, sejumlah narasumber menyumbangkan arahan dan pandangan dalam tema spiritualitas islam dan semangat kebangsaan sebagai kunci kedamaian NKRI. Narasumber tersebut meliputi Kepala Kesbangpol Jawa Barat Dr. Drs. Rd. Iip Hidajat, Ketua MUI Jawa Barat Prof. Dr. KH. Rahmat Syafe’i, dan Ketua LDNU Jawa Barat KH. Amin Baejuri Asnaf.
Baca juga: BNPT-UNUSIA bedah buku mantan napi teroris
Baca juga: Ponpes Al-Hidayah, buah manis program mitra deradikalisasi BNPT
Bertempat di The Jayakarta Suite Hotel Dago, Kota Bandung Jawa Barat, Sarasehan digelar pada Selasa (29/12) pagi. Acara ini juga bertepatan dengan Pelantikan Pengurus Fordaf (Forum Da’iyah Fatayat NU) Jawa Barat Masa Khidmat 2020-2025.
Fatayat Nahdlatul ‘Ulama adalah sebuah organisasi pemudi (wanita muda) Islam, merupakan salah satu lembaga otonom di lingkungan Nahdlatul ‘Ulama. Didirikan di Surabaya 24 April 1950 M, anggotanya sebagai dai’ah-dai’ah yang berada di tengah masyarakat diharapkan dapat memberikan kesejukan beragama dan bermasyarakat ditengah gelombang virus radikal intoleran. Kepala BNPT, Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar mengatakan ulama telah lama berperan andil dalam memerdekan dan menjaga kemerdekaan hingga saat ini dengan terus menyuarakan semangat kebangsaan. Upaya-upaya yang dijalankan ke depannya dapat menjaga masyarakat agar tidak mudah terpengaruh paham yang tidak sejalan 4 konsensus bangsa.
“Dengan kerja sama yang dibangun antara BNPT dan Fatayat NU kita harapkan programnya yang dimana-mana secara periodik bisa mengajak seluruh elemen bangsa untuk kita bersatu bersama membangun Indonesia negeri Darussalam. Dari pengalaman kita diperlukan dai’ah, ustadzah lebih banyak figur ulama yang mengedepankan Islam moderat, ini sumbangsih kita kepada negara Indonesia,” ujar Kepala BNPT.
Upaya tersebut diharapkan dapat menjadi teladan dan gambaran umat Islam yang dapat hidup rukun antar umat beragama lainnya, membawa kesejukan dan keyakinan dapat terwujudnya keberagaman di Indonesia.
Selanjutnya, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid dan Ketua PW Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Peningkatan Kapasitas Diri Dalam Rangka Pencegahan Radikal Terorisme. Adapun ruang lingkup kerja sama dalam perjanjian kerja sama nomor HK.02.00/28/2020 dan nomor 227/C/PWFNU/XII/2020 ini meliputi peningkatan kapasitas diri dalam rangka pencegahan radikal terorisme melalui sejumlah program serta kegiatan dan kerja sama lainnya yang dikembangkan berdasarkan kesepakatan para pihak.
Perjanjian kerja sama antara Direktorat Pencegahan BNPT dan Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Barat tersebut menjadi landasan dan dasar bagi kedua bela pihak untuk mewujudkan kerja sama yang efektif sesuai dengan tugas fungsi dan peran masing-masing. Melalui penandatanganan PKS ini pula, diharapkan kerja sama dan sinergisitas penyelenggaraan kerja sama program dapat terwujud.
Dalam Sarasehan yang dihadiri puluhan anggota dan pengurus, sejumlah narasumber menyumbangkan arahan dan pandangan dalam tema spiritualitas islam dan semangat kebangsaan sebagai kunci kedamaian NKRI. Narasumber tersebut meliputi Kepala Kesbangpol Jawa Barat Dr. Drs. Rd. Iip Hidajat, Ketua MUI Jawa Barat Prof. Dr. KH. Rahmat Syafe’i, dan Ketua LDNU Jawa Barat KH. Amin Baejuri Asnaf.
Baca juga: BNPT-UNUSIA bedah buku mantan napi teroris
Baca juga: Ponpes Al-Hidayah, buah manis program mitra deradikalisasi BNPT