Deli Serdang (ANTARA) - Bertolak dari lokasi mitra deradikalisasi di bidang kewirausahaan, Kepala BNPT Boy Rafli Amar beserta jajaran menyambangi Pondok Pesantren Al-Hidayah di Kelurahan Sei Mincirim, kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatra Utara, pada Senin (30/11) siang.
Pondok pesantren yang juga merupakan mitra deradikalisasi tersebut berada di bawah pimpinan Uztads Khaerul Ghazali yang bergerak di bidang pendidikan.
Dalam kunjungan ini Kepala BNPT meninjau langsung pondok pesantren khususnya di perkebunan Ponpes Alh-Hidayah.
Di tempat inilah para santri menempa dan melatih "life skill" di bidang pertanian dan peternakan.
Pelatihan ini berjalan di bawah pengawasan pimpinan Pondok Pesantren Ustads Khaerul Ghazalli.
Ponpes Al-Hidayah, buah manis program mitra deradikalisasi BNPT
Pelatihan tersebut dikatakan sebagai upaya pembuktian kepada masyarakat dan negara atas stigma dan label yang melekat kepada mantan narapidana terorisme beserta keluarganya.
Baca juga: Rekor MURI pecah ! lomba video pendek BNPT Jakarta
Baca juga: "Perang" deradikalisasi kontra radikalisme di "cyber space"
“Santri di sini diberikan life skill bertani dan beternak agar mandiri, berkat kerja sama dengan BNPT juga. Kami berupaya untuk menunjukkan karya, bisa terlepas dari stigma yang ada. Semoga kunjungan Kepala BNPT ini diberkahi dan kita semua selalu dibawah lindungan Allah Shubhanallah Ta'ala,” ujar Ustads Khaerul Ghazalli.
Usai menunaikan ibadah shalat di Masjid Al-Hidayah, Boy Rafli Amar mengatakan Pondok Pesantren Al-Hidayah merupakan contoh program yang perlu terus dijalankan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada pelantikan Kepala BNPT di bulan Mei silam.
“Ini pertama kali saya kesini selama 6 bulan bertugas, selain merupakan bentuk amanat undang-undang, Presiden juga mengingatkan akan Ponpes Al-Hidayah sebagai bentuk program yang bagus. Kami senang melihat kemajuannya dan kelak lahir pemimpin bangsa Insha Allah dari Ponpes ini yang semangat maju pantang menyerah, tapi tidak lupa akan akhlakul karimah dan mampu menyelaraskannya dengan nilai-nilai nasionalisme,” ujar Kepala
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis mengatakan apabila intensitas perhatian dalam bentuk kunjungan agar dimaklumi dan bukanlah tanpa alasan.
Ponpes Al-Hidayah, buah manis program mitra deradikalisasi BNPT
“Kami melihat baik Yayasan Lingkar Perdamaian maupun Pondok Pesantren Al-Hidayah sudah cukup mandiri dan dukungan dari berbagai pihak sudah optimal, saat ini kita sedang memperhatikan mitra-mitra Deradikalisasi lainnya yang masih membutuhkan bantuan, mohon dimaklumi,” ujar Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis.
Saat ini santri dipulangkan ke kediaman masing-masing dan tidak ada kegiatan lain karena Kegiatan Belajar Mengajar dilakukan secara daring selama masa pandemi Covid-19. Untuk warga di sekitar Pondok Pesantren, kegiatan belajar secara tatap muka diadakan setiap hari Sabtu dari pukul 8.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Penceramah diharapkan hadir di medsos untuk deradikalisasi
Didirikan pada tahun 2015, awalnya berupa Rumah Tahfizh.
Pada tahun 2016 mendapat apresiasi dari BNPT dengan dibangunnya Mesjid dan ruang belajar serta fasilitas lainnya, dan mendapat izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang dan Kemenag Deli Serdang, Sumatera Utara.
Hingga saat ini Pondok Pesantren Al-Hidayah sudah dikenali hingga di tingkat internasional yang mengundang sejumlah negara berkunjung untuk mempelajari program Deradikalisasi ke Indonesia.
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan ancaman ideologi radikal di tengah pandemi
Ponpes Al-Hidayah, buah manis program mitra deradikalisasi BNPT
Pondok pesantren yang juga merupakan mitra deradikalisasi tersebut berada di bawah pimpinan Uztads Khaerul Ghazali yang bergerak di bidang pendidikan.
Dalam kunjungan ini Kepala BNPT meninjau langsung pondok pesantren khususnya di perkebunan Ponpes Alh-Hidayah.
Di tempat inilah para santri menempa dan melatih "life skill" di bidang pertanian dan peternakan.
Pelatihan ini berjalan di bawah pengawasan pimpinan Pondok Pesantren Ustads Khaerul Ghazalli.
Pelatihan tersebut dikatakan sebagai upaya pembuktian kepada masyarakat dan negara atas stigma dan label yang melekat kepada mantan narapidana terorisme beserta keluarganya.
Baca juga: Rekor MURI pecah ! lomba video pendek BNPT Jakarta
Baca juga: "Perang" deradikalisasi kontra radikalisme di "cyber space"
“Santri di sini diberikan life skill bertani dan beternak agar mandiri, berkat kerja sama dengan BNPT juga. Kami berupaya untuk menunjukkan karya, bisa terlepas dari stigma yang ada. Semoga kunjungan Kepala BNPT ini diberkahi dan kita semua selalu dibawah lindungan Allah Shubhanallah Ta'ala,” ujar Ustads Khaerul Ghazalli.
Usai menunaikan ibadah shalat di Masjid Al-Hidayah, Boy Rafli Amar mengatakan Pondok Pesantren Al-Hidayah merupakan contoh program yang perlu terus dijalankan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada pelantikan Kepala BNPT di bulan Mei silam.
“Ini pertama kali saya kesini selama 6 bulan bertugas, selain merupakan bentuk amanat undang-undang, Presiden juga mengingatkan akan Ponpes Al-Hidayah sebagai bentuk program yang bagus. Kami senang melihat kemajuannya dan kelak lahir pemimpin bangsa Insha Allah dari Ponpes ini yang semangat maju pantang menyerah, tapi tidak lupa akan akhlakul karimah dan mampu menyelaraskannya dengan nilai-nilai nasionalisme,” ujar Kepala
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis mengatakan apabila intensitas perhatian dalam bentuk kunjungan agar dimaklumi dan bukanlah tanpa alasan.
“Kami melihat baik Yayasan Lingkar Perdamaian maupun Pondok Pesantren Al-Hidayah sudah cukup mandiri dan dukungan dari berbagai pihak sudah optimal, saat ini kita sedang memperhatikan mitra-mitra Deradikalisasi lainnya yang masih membutuhkan bantuan, mohon dimaklumi,” ujar Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis.
Saat ini santri dipulangkan ke kediaman masing-masing dan tidak ada kegiatan lain karena Kegiatan Belajar Mengajar dilakukan secara daring selama masa pandemi Covid-19. Untuk warga di sekitar Pondok Pesantren, kegiatan belajar secara tatap muka diadakan setiap hari Sabtu dari pukul 8.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Penceramah diharapkan hadir di medsos untuk deradikalisasi
Didirikan pada tahun 2015, awalnya berupa Rumah Tahfizh.
Pada tahun 2016 mendapat apresiasi dari BNPT dengan dibangunnya Mesjid dan ruang belajar serta fasilitas lainnya, dan mendapat izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang dan Kemenag Deli Serdang, Sumatera Utara.
Hingga saat ini Pondok Pesantren Al-Hidayah sudah dikenali hingga di tingkat internasional yang mengundang sejumlah negara berkunjung untuk mempelajari program Deradikalisasi ke Indonesia.
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan ancaman ideologi radikal di tengah pandemi