Nunukan (ANTARA) - Meskipun Malaysia masih pandemi COVID-19, sekolah-sekolah anak WNI/TKI di Sabah mulai dibuka untuk kegiatan belajar mengajar secara tatap muka sesuai dengan arahan
Kementerian Pendidikan Malaysia tertanggal 19 Februari 2021.
Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Sabah, Krisnha Djelani melalui siaran tertulisnya, Sabtu menyatakan mengacu pada surat Kementerian Pendidikan Malaysia tersebut maka sekolah-sekolah bagi WNI/TKI telah dibuka sejak 8 Maret 2021.
Dari 98 satuan pendidikan anak-anak Indonesia termasuk community learning center (CLC) di wilayah kerjanya, sebagian besar mulai melakukan pembelajaran tatap muka di kelas kecuali di wilayah Keningau dan Nabawan karena daerah itu masih berstatus zona merah COVID-19.
"Semua satuan pendidikan di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu telah memulai pembelajaran tatap muka (PTM)," ujar Krisnha. Hari pertama pelaksanaan belajar tatap muka ini dipantau langsung oleh oleh Pelaksana Fungsi Sosial dan Budaya Debbi Oktarossa di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).
Dilanjutkan dengan pemantauan di CLC Grace Centre di Penampang dan CLC Hanim di Kota Kinabalu. Hanya saja, pembelajaran tatap muka ini tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan mewajibkan memakai masker dan menjaga jarak .
"Tidak ada hambatan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran," terang Konjen RI Kota Kinabalu ini. Ia pun mengatakan pembelajaran tatap muka ini merupakan pertama kali dilaksanakan setelah dihentikan pada Oktober 2020 akibat COVID-19.
Krisnha mengakui belajar tatap muka ini dilakukan secara bertahap, dimulai pada SIKK pada jenjang
SMA/SMK terlebih dahulu dan CLC dari jenjang SD dengan metode pembagian waktu sesuai kapasitas ruang kelas.
Konjen RI Kota Kinabalu menyerukan kepada seluruh tenaga pendidik, orang tua dan siswa agar senantiasa mematuhi Garis Panduan dan
Pengoperasian Sekolah Dalam Norma Baharu 2.0 dan SOP/Protokol Kesehatan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Malaysia dan Kerajaan Negeri Sabah.
Jumlah anak WNI/TKI yang menempuh pendidikan di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu sebanyak 10.433 orang dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.
Kementerian Pendidikan Malaysia tertanggal 19 Februari 2021.
Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Sabah, Krisnha Djelani melalui siaran tertulisnya, Sabtu menyatakan mengacu pada surat Kementerian Pendidikan Malaysia tersebut maka sekolah-sekolah bagi WNI/TKI telah dibuka sejak 8 Maret 2021.
Dari 98 satuan pendidikan anak-anak Indonesia termasuk community learning center (CLC) di wilayah kerjanya, sebagian besar mulai melakukan pembelajaran tatap muka di kelas kecuali di wilayah Keningau dan Nabawan karena daerah itu masih berstatus zona merah COVID-19.
"Semua satuan pendidikan di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu telah memulai pembelajaran tatap muka (PTM)," ujar Krisnha. Hari pertama pelaksanaan belajar tatap muka ini dipantau langsung oleh oleh Pelaksana Fungsi Sosial dan Budaya Debbi Oktarossa di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).
Dilanjutkan dengan pemantauan di CLC Grace Centre di Penampang dan CLC Hanim di Kota Kinabalu. Hanya saja, pembelajaran tatap muka ini tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan mewajibkan memakai masker dan menjaga jarak .
"Tidak ada hambatan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran," terang Konjen RI Kota Kinabalu ini. Ia pun mengatakan pembelajaran tatap muka ini merupakan pertama kali dilaksanakan setelah dihentikan pada Oktober 2020 akibat COVID-19.
Krisnha mengakui belajar tatap muka ini dilakukan secara bertahap, dimulai pada SIKK pada jenjang
SMA/SMK terlebih dahulu dan CLC dari jenjang SD dengan metode pembagian waktu sesuai kapasitas ruang kelas.
Konjen RI Kota Kinabalu menyerukan kepada seluruh tenaga pendidik, orang tua dan siswa agar senantiasa mematuhi Garis Panduan dan
Pengoperasian Sekolah Dalam Norma Baharu 2.0 dan SOP/Protokol Kesehatan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Malaysia dan Kerajaan Negeri Sabah.
Jumlah anak WNI/TKI yang menempuh pendidikan di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu sebanyak 10.433 orang dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.