Tarakan (ANTARA) - PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk tertarik berinvestasi di sektor perikanan, perkebunan serta pertanian di Kalimantan Utara.
“Siang tadi kita ketemu dan berdisuksi ringan bersama para petinggi Japfa Group. Mereka tertarik dengan kekayaan alam yang dimiliki Kaltara. Seperti di bidang perikanan, pertambakan, pertanian, perkebunan dan lainnya,” kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang dalam keterangan tertulis yang diterima di Tarakan, Kamis.
Perusahaan ternama di Tanah Air ini melirik sektor perikanan, perkebunan serta pertanian yang ada di Bumi Benuanta. Termasuk pengembangan sumber daya petani dan nelayan.
Ketertarikan tersebut disampaikan oleh petinggi Japfa Group kepada Zain saat bertemu di Jakarta, Kamis (18/3). Petinggi Japfa Group yang ditemui adalah Ito Sumardi selaku Komisaris Japfa Group, Ardi Budiono sebagai Senior Vice President Head of Aquaculture Division dan Riko S. Handoko selaku Chief Excecutive Officer Sampoerna Kayoe.
Gubernur mengatakan kekayaan alam yang dimiliki Kaltara perlu dikelola dengan baik. “Itulah yang menjadi alasan mereka kenapa melirik Kaltara,” kata Zainal.
Dari hasil diskusi yang berlangsung selama dua jam itu, rencana ini akan ditindak lanjuti oleh manajemen Jafpa Group untuk berkunjung ke Kaltara. Kunjungan ini sekaligus mensurvei sektor-sektor SDA yang punya potensi lebih untuk dikembangkan.
“Mereka juga nantinya akan membantu SDM (sumber daya manusia) Kaltara dari berbagai sektor itu, baik dalam pengelolaannya maupun pemasarannya,” Gubernur.
Japfa merupakan salah satu supplier benur perikanan seperti benur ikan dan udang di dalam negeri maupun luar negeri.
Tak hanya itu, Jafpa Group khususnya pada divisi perikanan rencananya akan menjalin kerja sama dengan Universitas Borneo Tarakan (UBT) terkait peningkatan SDM.
Riko S. Handoko selaku Chief Excecutive Officer Sampoerna Kayoe saat dikonfirmasi mengatakan, pertemuan dengan Pemprov Kaltara hari ini merupakan tahap awal.
Selanjutnya akan dilakukan pertemuan kedua dalam waktu dekat sebelum melihat langsung potensi alam yang ada di Kaltara.
“Karena kita masih membutuhkan hal-hal lain sebagai data pendukung sebelum melihat secara langsung potensinya, khususnya industri kehutanan yang ada di Kaltara,” kata Riko.
Baca juga: Bahlil ungkap awal mula usul buka investasi miras di empat provinsi
“Siang tadi kita ketemu dan berdisuksi ringan bersama para petinggi Japfa Group. Mereka tertarik dengan kekayaan alam yang dimiliki Kaltara. Seperti di bidang perikanan, pertambakan, pertanian, perkebunan dan lainnya,” kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang dalam keterangan tertulis yang diterima di Tarakan, Kamis.
Perusahaan ternama di Tanah Air ini melirik sektor perikanan, perkebunan serta pertanian yang ada di Bumi Benuanta. Termasuk pengembangan sumber daya petani dan nelayan.
Ketertarikan tersebut disampaikan oleh petinggi Japfa Group kepada Zain saat bertemu di Jakarta, Kamis (18/3). Petinggi Japfa Group yang ditemui adalah Ito Sumardi selaku Komisaris Japfa Group, Ardi Budiono sebagai Senior Vice President Head of Aquaculture Division dan Riko S. Handoko selaku Chief Excecutive Officer Sampoerna Kayoe.
Gubernur mengatakan kekayaan alam yang dimiliki Kaltara perlu dikelola dengan baik. “Itulah yang menjadi alasan mereka kenapa melirik Kaltara,” kata Zainal.
Dari hasil diskusi yang berlangsung selama dua jam itu, rencana ini akan ditindak lanjuti oleh manajemen Jafpa Group untuk berkunjung ke Kaltara. Kunjungan ini sekaligus mensurvei sektor-sektor SDA yang punya potensi lebih untuk dikembangkan.
“Mereka juga nantinya akan membantu SDM (sumber daya manusia) Kaltara dari berbagai sektor itu, baik dalam pengelolaannya maupun pemasarannya,” Gubernur.
Japfa merupakan salah satu supplier benur perikanan seperti benur ikan dan udang di dalam negeri maupun luar negeri.
Tak hanya itu, Jafpa Group khususnya pada divisi perikanan rencananya akan menjalin kerja sama dengan Universitas Borneo Tarakan (UBT) terkait peningkatan SDM.
Riko S. Handoko selaku Chief Excecutive Officer Sampoerna Kayoe saat dikonfirmasi mengatakan, pertemuan dengan Pemprov Kaltara hari ini merupakan tahap awal.
Selanjutnya akan dilakukan pertemuan kedua dalam waktu dekat sebelum melihat langsung potensi alam yang ada di Kaltara.
“Karena kita masih membutuhkan hal-hal lain sebagai data pendukung sebelum melihat secara langsung potensinya, khususnya industri kehutanan yang ada di Kaltara,” kata Riko.
Baca juga: Bahlil ungkap awal mula usul buka investasi miras di empat provinsi