Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat untuk mematuhi larangan mudik Lebaran guna mencegah lonjakan kasus COVID-19 agar tidak terjadi kasus yang sama seperti di India.
"Kita jangan sampai seperti di India. Kenapa, karena mereka eforia, lupa menaati protokol kesehatan, berkerumunan, tidak pakai masker, dan tidak menjaga jarak," kata Mendagri saat memberikan pengarahan kepada jajaran Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dihadiri Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah dan Wakilnya, Hj Sitti Rohmi Djalilah di Pendopo Gubernur NTB di Kota Mataram, Sabtu.
Mendagri menegaskan apa yang terjadi di India karena dalam beberapa bulan terakhir ada acara-acara besar termasuk acara pilkada di lima negara bagian dan keagamaan yang menimbulkan kerumunan yang sangat besar pula.
Baca juga: WNA India ditindak tegas bila langgar masa karantina
Salah satu yang paling besar adalah acara ritual Kumb Mela, di mana jutaan umat Hindu mandi di Sungai Gangga, tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Di sana, ribuan orang mendatangi ritual tersebut. Akibatnya kasus COVID-19 di India melonjak drastis dalam sehari mencapai angka tertinggi di dunia.
"Belum lagi stadion dimana-mana penuh, penontonmya tanpa memakai masker, sehingga apa yang terjadi di India kita bisa saksikan saat ini. Belum lagi ditambah adanya varian baru COVID-19 yang berasal dari India," ujar mantan Kapolri Tito Karnavian.
Baca juga: Pakar: Penurunan semu kasus bisa picu badai pandemi seperti di India
Menurut Mendagri, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di India, bisa saja terjadi di Indonesia jika pemerintah tidak melakukan upaya antisipasi, salah satunya memberlakukan larangan mudik Lebaran.
"Makanya kita minta masyarakat bisa memahami dan memetik pelajaran dari kasus yang terjadi di India sehingga tidak terjadi di Indonesia," katanya.
Baca juga: Epidemiolog sarankan pelaku perjalanan internasional di tes ulang
"Kita jangan sampai seperti di India. Kenapa, karena mereka eforia, lupa menaati protokol kesehatan, berkerumunan, tidak pakai masker, dan tidak menjaga jarak," kata Mendagri saat memberikan pengarahan kepada jajaran Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dihadiri Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah dan Wakilnya, Hj Sitti Rohmi Djalilah di Pendopo Gubernur NTB di Kota Mataram, Sabtu.
Mendagri menegaskan apa yang terjadi di India karena dalam beberapa bulan terakhir ada acara-acara besar termasuk acara pilkada di lima negara bagian dan keagamaan yang menimbulkan kerumunan yang sangat besar pula.
Baca juga: WNA India ditindak tegas bila langgar masa karantina
Salah satu yang paling besar adalah acara ritual Kumb Mela, di mana jutaan umat Hindu mandi di Sungai Gangga, tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Di sana, ribuan orang mendatangi ritual tersebut. Akibatnya kasus COVID-19 di India melonjak drastis dalam sehari mencapai angka tertinggi di dunia.
"Belum lagi stadion dimana-mana penuh, penontonmya tanpa memakai masker, sehingga apa yang terjadi di India kita bisa saksikan saat ini. Belum lagi ditambah adanya varian baru COVID-19 yang berasal dari India," ujar mantan Kapolri Tito Karnavian.
Baca juga: Pakar: Penurunan semu kasus bisa picu badai pandemi seperti di India
Menurut Mendagri, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di India, bisa saja terjadi di Indonesia jika pemerintah tidak melakukan upaya antisipasi, salah satunya memberlakukan larangan mudik Lebaran.
"Makanya kita minta masyarakat bisa memahami dan memetik pelajaran dari kasus yang terjadi di India sehingga tidak terjadi di Indonesia," katanya.
Baca juga: Epidemiolog sarankan pelaku perjalanan internasional di tes ulang
Pewarta: Nur Imansyah