Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan merupakan energi baru terbarukan (EBT) dan 100 persen ramah lingkungan.
'Saya mengharapkan PLTA Kayan ini cepat selesai. Dan ketika dalam pengerjaannya nanti, diprioritaskan pekerja-pekerja lokal yang merupakan warga Kaltara," kata Zainal di Tarakan, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa progres PLTA Kayan hingga saat ini terus berproses, baik persoalan teknis, izin dan lainnya.
Pada akhir tahun ini PT Kayan Hydro Energy (KHE) menargetkan pembangunan satu dari di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan bendungan PLTA Sungai Kayan berkapasitas 9000 Mega Watt (MW) tersebut bakal rampung.
Sementara untuk pembangunan bendungan lainnya yang dilakukan secara paralel setiap tahunnya akan selesai hingga 2026 mendatang.
Sementara itu, Direktur PT KHE, Khaeroni mengatakan bahwa hingga saat ini progres pembangunan fisik bendungan PLTA Sungai Kayan masih menunggu izin penetapan kawasan hutan.
"Akan tetapi kegiatan lapangan atau pra konstruksi terus berjalan, seperti buat jalan penghubung, gudang bahan peledak dan lainnya. Direncanakan gudang itu di bulan Juli nanti selesai," katanya.
Pembangunan infrastruktur jalan dari jalan kabupaten menuju fasilitas umum kemudian lanjut ke bendungan sepanjang empat kilometer dan tujuh kilometer ditargetkan selesai Oktober tahun ini.
"Setelah dapat izin penetapan kawasan hutan atau pinjam pakai, kami langsung melakukan konstruksi bendungan. Dan direncanakan Oktober. Lama pembangunan bendungan kurang lebih empat sampai lima tahun," jelas Khaeroni.
"Targetnya 2025 bendungan satu sudah bisa beroperasi, kemudian lanjut bendungan dua yang pembangunannya paralel dengan bendungan satu dan 2026 ditarget sudah selesai," tambahnya.
Ia menyebutkan dari 9.000 PLTA Sungai Kayan ini meliputi untuk bendungan Kayan satu bisa menampung hingga 900 MW. Sementara bendungan Kayan dua berkapasitas 1.200 MW, dan masing-masing 1.300 MW untuk bendungan Kayan tiga dan empat, serta 3.200 MW untuk Kayan lima.
"Suplai listriknya nanti bekerjasama dengan PLN. Kedua kami pakai untuk KIPI (Kawasan Industri Pelabuhan Internasional) Tanah Kuning," kata Khaeroni.
Kemudian nantinya kalau terpakai PLN akan terkoneksi se-Kalimantan, dan bisa dipakai untuk lokasi ibukota negara di Kalimantan Timur.
Baca juga: Pemprov Kaltara Terus Dukung BNNP Cegah Peredaran Narkoba
'Saya mengharapkan PLTA Kayan ini cepat selesai. Dan ketika dalam pengerjaannya nanti, diprioritaskan pekerja-pekerja lokal yang merupakan warga Kaltara," kata Zainal di Tarakan, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa progres PLTA Kayan hingga saat ini terus berproses, baik persoalan teknis, izin dan lainnya.
Pada akhir tahun ini PT Kayan Hydro Energy (KHE) menargetkan pembangunan satu dari di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan bendungan PLTA Sungai Kayan berkapasitas 9000 Mega Watt (MW) tersebut bakal rampung.
Sementara untuk pembangunan bendungan lainnya yang dilakukan secara paralel setiap tahunnya akan selesai hingga 2026 mendatang.
Sementara itu, Direktur PT KHE, Khaeroni mengatakan bahwa hingga saat ini progres pembangunan fisik bendungan PLTA Sungai Kayan masih menunggu izin penetapan kawasan hutan.
"Akan tetapi kegiatan lapangan atau pra konstruksi terus berjalan, seperti buat jalan penghubung, gudang bahan peledak dan lainnya. Direncanakan gudang itu di bulan Juli nanti selesai," katanya.
Pembangunan infrastruktur jalan dari jalan kabupaten menuju fasilitas umum kemudian lanjut ke bendungan sepanjang empat kilometer dan tujuh kilometer ditargetkan selesai Oktober tahun ini.
"Setelah dapat izin penetapan kawasan hutan atau pinjam pakai, kami langsung melakukan konstruksi bendungan. Dan direncanakan Oktober. Lama pembangunan bendungan kurang lebih empat sampai lima tahun," jelas Khaeroni.
"Targetnya 2025 bendungan satu sudah bisa beroperasi, kemudian lanjut bendungan dua yang pembangunannya paralel dengan bendungan satu dan 2026 ditarget sudah selesai," tambahnya.
Ia menyebutkan dari 9.000 PLTA Sungai Kayan ini meliputi untuk bendungan Kayan satu bisa menampung hingga 900 MW. Sementara bendungan Kayan dua berkapasitas 1.200 MW, dan masing-masing 1.300 MW untuk bendungan Kayan tiga dan empat, serta 3.200 MW untuk Kayan lima.
"Suplai listriknya nanti bekerjasama dengan PLN. Kedua kami pakai untuk KIPI (Kawasan Industri Pelabuhan Internasional) Tanah Kuning," kata Khaeroni.
Kemudian nantinya kalau terpakai PLN akan terkoneksi se-Kalimantan, dan bisa dipakai untuk lokasi ibukota negara di Kalimantan Timur.
Baca juga: Pemprov Kaltara Terus Dukung BNNP Cegah Peredaran Narkoba