Tarakan (ANTARA) - Usai menghadiri pembukaan Pekan Olahraga Nasional ke XX di Papua, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang langsung bertolak ke Jakarta untuk menghadiri beberapa pertemuan, salah satunya adalah pertemuan bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Dalam agendanya, pertemuan gubernur dengan Mendikbudristek yang berlangsung di Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi
(Dikti), Selasa (05/10) Gubernur Zainal membahas rencana pembukaan Program Studi Sarjana Kedokteran dan Program Studi Profesi Dokter di Universitas Borneo Tarakan.
“Saat ini memang pendirian FK (Fakultas,red) statusnya dalam kondisi moratorium. Jadi tidak diizinkan untuk membuka FK baru. Tetapi kita tentu akan melihat daerah-daerah yang belum ada universitas kedokterannya,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Dikti Nizam saat ditemui usai pertemuan.
Selain mempertimbangkan daerahnya, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat menjadi pertimbangan dalam pendirian Fakultas Kedokteran di daerah yang masih membutuhkan dokter.
“Alhamdulilah, mas menteri (Nadiem, red) memberikan arahan, ini perlu kita dorong dan kembangkan bersama-sama,” terangnya.
Ditemui di tempat yang sama, Adri Patton Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) memberikan apresiasi kepada Mendikbudristek beserta jajarannya khususnya Dirjen Dikti yang selalu aktif memberikan bantuan dalam proses pengembangan universitas.
“Saat ini ada mimpi besar kami, yang pada hari ini telah kita lakukan pertemuan yang difasilitasi langsung Dirjen Nizam dan langsung tadi kita melakukan teleconference dengan mas menteri (panggilan akrab Mendikbudristek, red),” terangnya.
Sejak Adri Patton menjabat sebagai rektor, UBT telah mendirikan sembilan program studi baru termasuk S1 Keperawatan Profesi Nurse, dan Kebidanan Profesi Bidan.
“Proses belum berakhir, masih ada tahapan-tahapan yang harus kita urus,” lanjut dia.
Rektor UBT ini juga mengatakan bahwa pendirian Fakultas Kedokteran di UBT akan dilakukan dengan pembinaan dari Universitas Gajah Mada.
“Agar Fakultas Kedokteran di Kaltara dapat berjalan dengan baik . Tanpa pembinaan UGM, tidak bisa melaksanakan proses ini dengan baik,” tutupnya.
Pertemuan ini dihadiri secara luring dan daring oleh LLDIKTI wilayah XI, Wali Kota Tarakan, Ketua DPRD Kaltara, Rektor Universitas Borneo Tarakan, berserta jajaran kepala perangkat daerah Pemerintah Provinsi Kaltara, termasuk Direktur RSUD dan RSKT.
Baca juga: Wagub Kaltara Tinjau Empat Kegiatan Pembangunan di Malinau
Dalam agendanya, pertemuan gubernur dengan Mendikbudristek yang berlangsung di Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi
(Dikti), Selasa (05/10) Gubernur Zainal membahas rencana pembukaan Program Studi Sarjana Kedokteran dan Program Studi Profesi Dokter di Universitas Borneo Tarakan.
“Saat ini memang pendirian FK (Fakultas,red) statusnya dalam kondisi moratorium. Jadi tidak diizinkan untuk membuka FK baru. Tetapi kita tentu akan melihat daerah-daerah yang belum ada universitas kedokterannya,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Dikti Nizam saat ditemui usai pertemuan.
Selain mempertimbangkan daerahnya, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat menjadi pertimbangan dalam pendirian Fakultas Kedokteran di daerah yang masih membutuhkan dokter.
“Alhamdulilah, mas menteri (Nadiem, red) memberikan arahan, ini perlu kita dorong dan kembangkan bersama-sama,” terangnya.
Ditemui di tempat yang sama, Adri Patton Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) memberikan apresiasi kepada Mendikbudristek beserta jajarannya khususnya Dirjen Dikti yang selalu aktif memberikan bantuan dalam proses pengembangan universitas.
“Saat ini ada mimpi besar kami, yang pada hari ini telah kita lakukan pertemuan yang difasilitasi langsung Dirjen Nizam dan langsung tadi kita melakukan teleconference dengan mas menteri (panggilan akrab Mendikbudristek, red),” terangnya.
Sejak Adri Patton menjabat sebagai rektor, UBT telah mendirikan sembilan program studi baru termasuk S1 Keperawatan Profesi Nurse, dan Kebidanan Profesi Bidan.
“Proses belum berakhir, masih ada tahapan-tahapan yang harus kita urus,” lanjut dia.
Rektor UBT ini juga mengatakan bahwa pendirian Fakultas Kedokteran di UBT akan dilakukan dengan pembinaan dari Universitas Gajah Mada.
“Agar Fakultas Kedokteran di Kaltara dapat berjalan dengan baik . Tanpa pembinaan UGM, tidak bisa melaksanakan proses ini dengan baik,” tutupnya.
Pertemuan ini dihadiri secara luring dan daring oleh LLDIKTI wilayah XI, Wali Kota Tarakan, Ketua DPRD Kaltara, Rektor Universitas Borneo Tarakan, berserta jajaran kepala perangkat daerah Pemerintah Provinsi Kaltara, termasuk Direktur RSUD dan RSKT.
Baca juga: Wagub Kaltara Tinjau Empat Kegiatan Pembangunan di Malinau