Tarakan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara memberi dukungan pengembangan tanaman porang.
“Apa yang disampaikan, nanti akan saya sampaikan kepada Menteri Pertanian, termaksud rekanan modal untuk membuat pabrik porang. Apalagi, saat ini BUMN dari China sudah banyak melirik Kaltara,” kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang di Tanjung Selor, Bulungan, Kamis.
Hal tersebut terkait paparan oleh PT Indomaju Pratama Sejahtera (Impas) Kaltara. Dia meminta agar hal tersebut dapat diseriusi dengan membuat tim dan mengatur jadwal rancangan kerja, dalam kurun waktu tiga bulan, serat membuat kelompok taninya.
“Setelah semua sudah siap akan kita sampaikan ke Menteri Pertanian, begitu juga kelompok tani atau himpunan porang kita harapkan bisa dilantik langsung oleh menteri,” kata Zainal.
Diakui Gubernur, saat ini budidaya porang memang sedang digandrungi para petani di Kaltara dan sudah ada budidaya bibit porang di Bulungan.
Hal ini, tentu bisa dijadikan dasar dan dipelajari dengan baik untuk disampaikan kepada Menteri Pertanian.
“Nanti, Pemerintah Provinsi akan berkoordinasi dengan setiap daerah di Kaltara, untuk segera memetakan lahan yang tidak aktif untuk dijadikan lahan perkebunan porang,” kata Gubernur.
Dengan potensi yang menjanjikan itu, Gubernur berharap, masyarakat Kaltara dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Begitu juga dengan tim yang ingin membudidayakan tanaman porang dapat bekerja dengan cepat.
“Kita harus bisa bergerak cepat dan berlari agar dapat menyejahterahkan masyarakat, karena saya tidak mau melihat masyarakat Kaltara ada yang kesusahan atau miskin, di tengah potensi sumber daya alam (SDA) Kaltara yang sangat besar,” harap Zainal.
Porang adalah tumbuhan jenis umbi-umbian yang dapat di ekspor ke Jepang, Vietnam dan China sehingga memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan.
Kini, tumbuhan dengan nama latin Amorphophallus Muelleri itu mulai populer di kalangan petani, termasuk di provinsi termuda di Indonesia ini. Di Kaltara sendiri, tanaman porang sudah mulai dibudidayakan di Bulungan, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung.
Tidak hanya itu, di Bulungan sendiri diketahui telah ada budidaya bibit porang yang dapat memenuhi kebutuhan bibit, untuk para petani porang yang tersebar di beberapa daerah di provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Berdasarkan data yang ada, harga jual porang saat ini berkisar Rp5.000,- sampai Rp7.000,- perkilogram. Umbi-umbian ini, dapat dijadikan tepung porang (konjac powder) sebagai bahan baku makanan diet berupa beras shirataki, mie shirataki dan tahu shirataki.
Disamping itu, porang juga dapat menggantikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan jelly. Sebab, tekstur tepung porang mirip seperti jelly atau mengental jika terkena air, dengan kandungan viskositas yang tinggi.
Baca juga: PON Papua - Kaltara Sabet Satu Emas dan Satu Perak
“Apa yang disampaikan, nanti akan saya sampaikan kepada Menteri Pertanian, termaksud rekanan modal untuk membuat pabrik porang. Apalagi, saat ini BUMN dari China sudah banyak melirik Kaltara,” kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang di Tanjung Selor, Bulungan, Kamis.
Hal tersebut terkait paparan oleh PT Indomaju Pratama Sejahtera (Impas) Kaltara. Dia meminta agar hal tersebut dapat diseriusi dengan membuat tim dan mengatur jadwal rancangan kerja, dalam kurun waktu tiga bulan, serat membuat kelompok taninya.
“Setelah semua sudah siap akan kita sampaikan ke Menteri Pertanian, begitu juga kelompok tani atau himpunan porang kita harapkan bisa dilantik langsung oleh menteri,” kata Zainal.
Diakui Gubernur, saat ini budidaya porang memang sedang digandrungi para petani di Kaltara dan sudah ada budidaya bibit porang di Bulungan.
Hal ini, tentu bisa dijadikan dasar dan dipelajari dengan baik untuk disampaikan kepada Menteri Pertanian.
“Nanti, Pemerintah Provinsi akan berkoordinasi dengan setiap daerah di Kaltara, untuk segera memetakan lahan yang tidak aktif untuk dijadikan lahan perkebunan porang,” kata Gubernur.
Dengan potensi yang menjanjikan itu, Gubernur berharap, masyarakat Kaltara dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Begitu juga dengan tim yang ingin membudidayakan tanaman porang dapat bekerja dengan cepat.
“Kita harus bisa bergerak cepat dan berlari agar dapat menyejahterahkan masyarakat, karena saya tidak mau melihat masyarakat Kaltara ada yang kesusahan atau miskin, di tengah potensi sumber daya alam (SDA) Kaltara yang sangat besar,” harap Zainal.
Porang adalah tumbuhan jenis umbi-umbian yang dapat di ekspor ke Jepang, Vietnam dan China sehingga memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan.
Kini, tumbuhan dengan nama latin Amorphophallus Muelleri itu mulai populer di kalangan petani, termasuk di provinsi termuda di Indonesia ini. Di Kaltara sendiri, tanaman porang sudah mulai dibudidayakan di Bulungan, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung.
Tidak hanya itu, di Bulungan sendiri diketahui telah ada budidaya bibit porang yang dapat memenuhi kebutuhan bibit, untuk para petani porang yang tersebar di beberapa daerah di provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Berdasarkan data yang ada, harga jual porang saat ini berkisar Rp5.000,- sampai Rp7.000,- perkilogram. Umbi-umbian ini, dapat dijadikan tepung porang (konjac powder) sebagai bahan baku makanan diet berupa beras shirataki, mie shirataki dan tahu shirataki.
Disamping itu, porang juga dapat menggantikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan jelly. Sebab, tekstur tepung porang mirip seperti jelly atau mengental jika terkena air, dengan kandungan viskositas yang tinggi.
Baca juga: PON Papua - Kaltara Sabet Satu Emas dan Satu Perak