Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang mengatakan bahwa Kaltara merupakan daerah yang terbuka untuk investasi dan transfer teknologi.
"Termasuk investasi transisi energi yang berpeluang besar terbuka bagi pengembangan bahan bakar nabati dan energi lithium," kata Zainal di Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.
Dia mengatakan bahwa Kaltara memiliki Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional merupakan Green Industrial Park yang telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menjadi kawasan industri hijau terbesar dunia.
Dan pada tahun ini menjadi tahun pemulihan kembali ekonomi Indonesia yang harus disambut dengan penuh optimisme.
“Bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, investor adalah partner dalam rangka pembangunan berkelanjutan dengan tujuan utama kesejahteraan masyarakat Kaltara,” katanya.
Gubernur juga mengajak peserta forum Summit Investment Forum 2021 Kaltara membuka peluang kepada para penanam modal dalam dan luar negeri untuk datang dan menanamkan modalnya di Kaltara.
Dia mengajak untuk mengeksplorasi potensi yang ada pada provinsi termuda Indonesia ini.
"Dengan luas hutan 6,9 juta hektar, panjang garis pantai 4.000 kilometer, Kaltara memiliki potensi ekonomi yang siap dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Zainal.
Ekonomi Kaltara terus bergerak positif berdasarkan data Badan Pusat Statistik, (BPS) bertumbuh mencapai 5,42 persen pada triwulan ke-III tahun 2021. Angka ini tertinggi di regional Kalimantan.
Dianugerahi potensi alam yang melimpah, Kaltara sedang giat membangun dan mengejar ketertinggalan dengan semangat menata kota membangun desa, gubernur mengatakan akan terus mendorong kebijakan-kebijakan pro rakyat dan pro lingkungan.
“Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan sebesar 762.000 hektar yang diperuntukan untuk mendukung pengembangan energi baru, terbarukan yaitu rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan dan Sungai Mentarang.
"Serta pembangunan food estate, sentra perikanan dalam rangka dukungan pangan pada Ibukota Negara di Kalimantan Timur,” katanya.
"Termasuk investasi transisi energi yang berpeluang besar terbuka bagi pengembangan bahan bakar nabati dan energi lithium," kata Zainal di Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.
Dia mengatakan bahwa Kaltara memiliki Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional merupakan Green Industrial Park yang telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menjadi kawasan industri hijau terbesar dunia.
Dan pada tahun ini menjadi tahun pemulihan kembali ekonomi Indonesia yang harus disambut dengan penuh optimisme.
“Bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, investor adalah partner dalam rangka pembangunan berkelanjutan dengan tujuan utama kesejahteraan masyarakat Kaltara,” katanya.
Gubernur juga mengajak peserta forum Summit Investment Forum 2021 Kaltara membuka peluang kepada para penanam modal dalam dan luar negeri untuk datang dan menanamkan modalnya di Kaltara.
Dia mengajak untuk mengeksplorasi potensi yang ada pada provinsi termuda Indonesia ini.
"Dengan luas hutan 6,9 juta hektar, panjang garis pantai 4.000 kilometer, Kaltara memiliki potensi ekonomi yang siap dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Zainal.
Ekonomi Kaltara terus bergerak positif berdasarkan data Badan Pusat Statistik, (BPS) bertumbuh mencapai 5,42 persen pada triwulan ke-III tahun 2021. Angka ini tertinggi di regional Kalimantan.
Dianugerahi potensi alam yang melimpah, Kaltara sedang giat membangun dan mengejar ketertinggalan dengan semangat menata kota membangun desa, gubernur mengatakan akan terus mendorong kebijakan-kebijakan pro rakyat dan pro lingkungan.
“Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan sebesar 762.000 hektar yang diperuntukan untuk mendukung pengembangan energi baru, terbarukan yaitu rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan dan Sungai Mentarang.
"Serta pembangunan food estate, sentra perikanan dalam rangka dukungan pangan pada Ibukota Negara di Kalimantan Timur,” katanya.