Jakarta (ANTARA) - Seperti yang diketahui bahwa pandemi COVID-19 belumlah berakhir. Akan tetapi, pemerintah Indonesia bersama dengan stakeholder terkait telah memberikan usaha terbaik untuk mempercepat status vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Laju kesembuhan dan vaksinasi terus meningkat, namun di samping itu masyarakat Indonesia tengah menghadapi varian Omicron di mana varian ini lebih mudah menular dibandingkan bagian yang sebelumnya.
Tak hanya cepat menular, masa inkubasi dari varian Omicron juga cenderung lebih cepat dibandingkan dari varian yang lain sehingga masyarakat dibuat khawatir dengan hadirnya varian Omicron, teturama karena cepat menyebar pada balita dan juga anak-anak.
“Perkembangan kondisi COVID-19 dan Vaksinasi di Indonesia per Senin kemarin tanggal 21 Februari 2021 sebanyak 5 juta sekian masyarakat Indonesia terkonfirmasi terpapar covid. Angkanya terus mengalami penambahan setiap harinya, namun angka sembuhnya juga menambah setiap hari yakni sebanyak 4 juta sekian jiwa masyarakat Indonesia. Hal ini tentu karena upaya pemerintah terhadap pandemi melalui vaksinasi yang diadakan oleh pemerintah terus bergerak cepat jadi sehingga masyarakat ini yang terkonfirmasi cepat untuk sembuh,” kata Pemimpin Redaksi HerStory Indonesia, Clara Aprilia Sukandar saat Webinar Kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?”, Selasa (22/2/2022).
Clara dalam siaran pers menambahkan bahwa ada juga dampak buruk yang dialami perempuan di tengah pandemi. Selain menjadi kaum yang paling rentan terpapar covid-19, peran perempuan selama pandemi ini sangatlah penting, seperti membangun rasa aman dan nyaman bagi keluarganya dan menjaga kesehatan keluarga, terutama anak yang rentan terpapar COVID-19.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Erna Mulati, MSc., CMFM yang juga hadir dalam webinar menjelaskan bahwa sebagai orang tua penting untuk menjaga kesehatan si kecil di masa pandemi ini lantaran anak merupakan aset berharga suatu bangsa.
“Anak adalah generasi penerus yang harus memiliki daya saing dan kualitas tinggi pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang merupakan kewajiban kita bersama dan juga pemerintah demi mendapatkan generasi cerdas yang berkualitas salah satu pemenuhan hak tumbuh dan berkembang yaitu hak untuk diperhatikan masalah kesehatannya intervensi kesehatan pada kelompok anak dari balita sampai dengan usia 18 tahun,” ujar dr. Erna.
Upaya pencegahan COVID-19 pada anak dilakukan melalui vaksinasi. Tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6% untuk yang pertama, 25,85% untuk dosis yang kedua.
Baca juga: Sistem Kerja ASN Pemprov Kaltara Menyesuaikan Asesmen Situasi COVID-19
Baca juga: 100 Nakes Terpapar COVID-19 di UPTD RSUD Tarakan, Kaltara Ditutup
Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73% dan dosis yang kedua adalah 72,7%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian.
“Berdasarkan data orang yang terinfeksi covid-19 pada periode 21 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 sekitar 69% belum melakukan vaksinasi. Adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerjasama dari berbagai lintas Kementerian komunitas sektor dan juga berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi,” tukas dr. Erna.
Di saat yang sama, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia juga mengatakan bahwa berdasarkan data internal IDAI kini sedang terjadi peningkatan kasus infeksi COVID-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar Jawa.
“Memang sedang prihatin kasus COVID-19, khususnya yang varian Omicron. Berdasarkan survei IDAI internal dari 70 kasus di awal januari hingga 14 Februari sudah naik 350 kali lipat. Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat,” tutur dr. Piprim.
Selain itu, dr. Piprim juga mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi COVID-19, namun juga tidak boleh menganggap remeh lantaran masih ada risiko masalah kesehatan yang fatal.
“Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan covid varian apapun,” terang dr. Piprim.
“Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak kita. Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negative,” sambung dr. Piprim lagi.
dr. Fify Mulyani, MARS Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun menjelaskan bahwa saat ini untuk tempat isolasi di rumah sakit itu kapasitasnya masih 51% ya per hari Selasa (22/2/2022).
Begitu juga dengan data ICU terisi sekitar 48%
Kemudian terkait datang dengan data tempat isolasi yang disiapkan ada 56 tempat, namun yang terisi baru 5 dan kapasitas sekitar 16 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar adalah gejala ringan.
dr. Fify pun menjelaskan pada umumnya untuk gejala pada bayi itu meliputi kesulitan bernapas atau kemudian batuk yang terus-menerus disertai dengan nafas yang pendek, adanya penurunan intensitas buang air kecil, bayi menolak untuk disusui dan juga mengalami demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.
Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita gejala infeksi COVID-19 Omicron paling sering dilaporkan alami pilek, sakit kepala, demam dan yang paling umum adalah mengeluh sakit tenggorokan.
Untuk menjaga imunitas si kecil, dr. Sherly Indriani Head of Medical Affairs & CME Darya-Varia Laboratoria pun menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc.
“Seiring dengan meningkatnya angka COVID-19 di Indonesia yang juga menginfeksi anak-anak. Salah satu tatalaksana penanganan COVID-19 pada anak-anak itu adalah memberikan vitamin C dan Zinc. Kami di PT Darya-Varia mempunyai produk dengan komposisi tersebut yang kami namakan Imunped di mana ada dua kesediaan, yaitu drops untuk anak 1-2 tahun dosisnya 1 ml per hari dan sirup untuk anak 2-6 tahun dosisnya 2,5 ml per hari dan sirup untuk anak 7-12 tahun dosisnya 5 ml per hari,” ujar dr. Sherly.
Indikasi dari pemberian Imunped ini sebagai suplemen tambahan untuk anak-anak. Seperti diketahui bahwa Zinc dan vitamin C baik sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama di masa pandemi.
Baca juga: Vaksinasi serentak 4.988 tempat, Kapolri ingatkan ancaman lonjakan COVID-19
Baca juga: Catatan Ilham Bintang - Penyanyi Fryda Lucyana, rekor tiga kali terjangkit COVID-19
Selain itu, Indriyanti Rafi Sukmawati Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk menambahkan bahwa penting untuk memeriksakan diri secara rutin. Prodia memiliki misi untuk terus berkembang melayani masyarakat di tengah pandemic COVID-19.
“Prodia merespon pandemic COVID-19 dengan mendevelop pemeriksaan yang terkait dengan testing, dimulai dengan antibodi kualitatif dan kuantitatif. Kemudian juga antigen dan swab PCR. Kemudian juga karena masyarakat menginginkan layanan-layanan yang bisa mendukung kebutuhan secara aman, kami support pemeriksaan-pemeriksaan baru karena Prodia merupakan pioneer dalam menyediakan pemeriksaan tersebut. Selain membuat aman bagi masyarakat, yang tak kalah penting juga bisa melayani konsultasi melalui prodia mobile dan hasil yang tidak perlu dating ke prodia, sudah bisa didownload melalui ponsel,” ujar Indriyanti.
Ada juga Prodia Children Health Centre yang merupakan klinik khusus anak usia 0-18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia. Layanannya meliputi panel pra vaksinasi COVID-19 pada anak, telekonsultasi dokter, vaksinasi untuk anak (non COVID), dan pengambilan darah di mobil.
Untuk diketahui, webinar kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?” Ini diselenggarakan oleh HerStory Indonesia dan dikelola oleh Quadrant 1 Komunika yang merupakan salah satu grup bisnis Warta Ekonomi.
Baca juga: 135.209.233 orang peroleh vaksin COVID-19 dosis lengkap di Indonesia
Baca juga: Omicron melonjak, ini Surat Edaran Kemenag atur pelaksanaan kegiatan keagamaan
Laju kesembuhan dan vaksinasi terus meningkat, namun di samping itu masyarakat Indonesia tengah menghadapi varian Omicron di mana varian ini lebih mudah menular dibandingkan bagian yang sebelumnya.
Tak hanya cepat menular, masa inkubasi dari varian Omicron juga cenderung lebih cepat dibandingkan dari varian yang lain sehingga masyarakat dibuat khawatir dengan hadirnya varian Omicron, teturama karena cepat menyebar pada balita dan juga anak-anak.
“Perkembangan kondisi COVID-19 dan Vaksinasi di Indonesia per Senin kemarin tanggal 21 Februari 2021 sebanyak 5 juta sekian masyarakat Indonesia terkonfirmasi terpapar covid. Angkanya terus mengalami penambahan setiap harinya, namun angka sembuhnya juga menambah setiap hari yakni sebanyak 4 juta sekian jiwa masyarakat Indonesia. Hal ini tentu karena upaya pemerintah terhadap pandemi melalui vaksinasi yang diadakan oleh pemerintah terus bergerak cepat jadi sehingga masyarakat ini yang terkonfirmasi cepat untuk sembuh,” kata Pemimpin Redaksi HerStory Indonesia, Clara Aprilia Sukandar saat Webinar Kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?”, Selasa (22/2/2022).
Clara dalam siaran pers menambahkan bahwa ada juga dampak buruk yang dialami perempuan di tengah pandemi. Selain menjadi kaum yang paling rentan terpapar covid-19, peran perempuan selama pandemi ini sangatlah penting, seperti membangun rasa aman dan nyaman bagi keluarganya dan menjaga kesehatan keluarga, terutama anak yang rentan terpapar COVID-19.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Erna Mulati, MSc., CMFM yang juga hadir dalam webinar menjelaskan bahwa sebagai orang tua penting untuk menjaga kesehatan si kecil di masa pandemi ini lantaran anak merupakan aset berharga suatu bangsa.
“Anak adalah generasi penerus yang harus memiliki daya saing dan kualitas tinggi pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang merupakan kewajiban kita bersama dan juga pemerintah demi mendapatkan generasi cerdas yang berkualitas salah satu pemenuhan hak tumbuh dan berkembang yaitu hak untuk diperhatikan masalah kesehatannya intervensi kesehatan pada kelompok anak dari balita sampai dengan usia 18 tahun,” ujar dr. Erna.
Upaya pencegahan COVID-19 pada anak dilakukan melalui vaksinasi. Tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6% untuk yang pertama, 25,85% untuk dosis yang kedua.
Baca juga: Sistem Kerja ASN Pemprov Kaltara Menyesuaikan Asesmen Situasi COVID-19
Baca juga: 100 Nakes Terpapar COVID-19 di UPTD RSUD Tarakan, Kaltara Ditutup
Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73% dan dosis yang kedua adalah 72,7%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian.
“Berdasarkan data orang yang terinfeksi covid-19 pada periode 21 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 sekitar 69% belum melakukan vaksinasi. Adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerjasama dari berbagai lintas Kementerian komunitas sektor dan juga berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi,” tukas dr. Erna.
Di saat yang sama, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia juga mengatakan bahwa berdasarkan data internal IDAI kini sedang terjadi peningkatan kasus infeksi COVID-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar Jawa.
“Memang sedang prihatin kasus COVID-19, khususnya yang varian Omicron. Berdasarkan survei IDAI internal dari 70 kasus di awal januari hingga 14 Februari sudah naik 350 kali lipat. Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat,” tutur dr. Piprim.
Selain itu, dr. Piprim juga mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi COVID-19, namun juga tidak boleh menganggap remeh lantaran masih ada risiko masalah kesehatan yang fatal.
“Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan covid varian apapun,” terang dr. Piprim.
“Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak kita. Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negative,” sambung dr. Piprim lagi.
dr. Fify Mulyani, MARS Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun menjelaskan bahwa saat ini untuk tempat isolasi di rumah sakit itu kapasitasnya masih 51% ya per hari Selasa (22/2/2022).
Begitu juga dengan data ICU terisi sekitar 48%
Kemudian terkait datang dengan data tempat isolasi yang disiapkan ada 56 tempat, namun yang terisi baru 5 dan kapasitas sekitar 16 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar adalah gejala ringan.
dr. Fify pun menjelaskan pada umumnya untuk gejala pada bayi itu meliputi kesulitan bernapas atau kemudian batuk yang terus-menerus disertai dengan nafas yang pendek, adanya penurunan intensitas buang air kecil, bayi menolak untuk disusui dan juga mengalami demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.
Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita gejala infeksi COVID-19 Omicron paling sering dilaporkan alami pilek, sakit kepala, demam dan yang paling umum adalah mengeluh sakit tenggorokan.
Untuk menjaga imunitas si kecil, dr. Sherly Indriani Head of Medical Affairs & CME Darya-Varia Laboratoria pun menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc.
“Seiring dengan meningkatnya angka COVID-19 di Indonesia yang juga menginfeksi anak-anak. Salah satu tatalaksana penanganan COVID-19 pada anak-anak itu adalah memberikan vitamin C dan Zinc. Kami di PT Darya-Varia mempunyai produk dengan komposisi tersebut yang kami namakan Imunped di mana ada dua kesediaan, yaitu drops untuk anak 1-2 tahun dosisnya 1 ml per hari dan sirup untuk anak 2-6 tahun dosisnya 2,5 ml per hari dan sirup untuk anak 7-12 tahun dosisnya 5 ml per hari,” ujar dr. Sherly.
Indikasi dari pemberian Imunped ini sebagai suplemen tambahan untuk anak-anak. Seperti diketahui bahwa Zinc dan vitamin C baik sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama di masa pandemi.
Baca juga: Vaksinasi serentak 4.988 tempat, Kapolri ingatkan ancaman lonjakan COVID-19
Baca juga: Catatan Ilham Bintang - Penyanyi Fryda Lucyana, rekor tiga kali terjangkit COVID-19
Selain itu, Indriyanti Rafi Sukmawati Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk menambahkan bahwa penting untuk memeriksakan diri secara rutin. Prodia memiliki misi untuk terus berkembang melayani masyarakat di tengah pandemic COVID-19.
“Prodia merespon pandemic COVID-19 dengan mendevelop pemeriksaan yang terkait dengan testing, dimulai dengan antibodi kualitatif dan kuantitatif. Kemudian juga antigen dan swab PCR. Kemudian juga karena masyarakat menginginkan layanan-layanan yang bisa mendukung kebutuhan secara aman, kami support pemeriksaan-pemeriksaan baru karena Prodia merupakan pioneer dalam menyediakan pemeriksaan tersebut. Selain membuat aman bagi masyarakat, yang tak kalah penting juga bisa melayani konsultasi melalui prodia mobile dan hasil yang tidak perlu dating ke prodia, sudah bisa didownload melalui ponsel,” ujar Indriyanti.
Ada juga Prodia Children Health Centre yang merupakan klinik khusus anak usia 0-18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia. Layanannya meliputi panel pra vaksinasi COVID-19 pada anak, telekonsultasi dokter, vaksinasi untuk anak (non COVID), dan pengambilan darah di mobil.
Untuk diketahui, webinar kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?” Ini diselenggarakan oleh HerStory Indonesia dan dikelola oleh Quadrant 1 Komunika yang merupakan salah satu grup bisnis Warta Ekonomi.
Baca juga: 135.209.233 orang peroleh vaksin COVID-19 dosis lengkap di Indonesia
Baca juga: Omicron melonjak, ini Surat Edaran Kemenag atur pelaksanaan kegiatan keagamaan