Tarakan (ANTARA) - Tepat 1 Maret 2019, pasangan dr. H. Khairul, M.Kes dan Effendhi Djuprianto resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan.
Dengan mengusung visi Terwujudnya Tarakan sebagai Kota Maju dan Sejahtera melalui smart city, kedua pasangan ini segera bekerja untuk mewujudkan berbagai target pembangunan yang telah dicanangkan.
Di minggu-minggu pertamanya, Wali Kota segera merealisasikan janjinya untuk mengoperasionalkan Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, membuka kembali layanan Puskesmas 24 jam dan menjalankan layanan 112 one call one number.
Sebuah langkah berani yang bila dilihat dari “kacamata” masa kini, keputusan tersebut sangat tepat mengingat persis satu tahun setelahnya Indonesia dihadapkan pada pandemi.
Infrastruktur yang andal dan pelayanan kesehatan yang prima telah banyak sekali berperan dalam penanganan pandemi COVID-19 di Kota Tarakan.
Pandemi pun membawa efek yang luar biasa, bukan hanya di sektor kesehatan, namun juga di bidang perekonomian, sosial dan kemasyarakatan.
Pemerintah Kota Tarakan pun dihadapkan pada potensi penurunan Pendapatan Asli Daerah yang tergerus akibat pandemi.
Keterbatasan fiskal, yang memang selama ini menjadi tantangan, semakin dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan,
termasuk dengan adanya refocusing anggaran dalam rangka penanganan pandemi.
Namun sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Di setiap tantangan, selalu ada
peluang.
Dengan segudang pengalaman dan gaya kepemimpinan yang efektif bekal utama bagi Wali Kota dr. H. Khairul, M.Kes merealisasikan berbagai janji pembangunannya bagi Kota Tarakan bersama Wakil Wali Kota Effendhi Djuprianto.
Ia pun selalu berpesan bagi jajarannya untuk fokus pada hal-hal yang prioritas dan menjadi kebutuhan masyarakat. Tercatat, 16 program unggulan yang ditawarkannya bagi masyarakat telah terealisasi.
Mulai dari Pemberdayaan Rukun Tetangga yang melalui alokasi minimal Rp50 juta - Rp200 juta per RT saat ini telah banyak sekali menjadi solusi bagi jawaban aspirasi masyarakat, terutama dalam hal infrastruktur.
Di bidang pendidikan, dilakukan penguatan sarana dan prasarana baik bagi sekolah negeri maupun swasta.
Di bidang kesehatan, selain ditingkatkannya layanan kesehatan di tingkat Puskesmas hingga Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (yang telah terakreditasi dan melayani pasien BPJS).
Saat ini Tarakan telah memperoleh predikat Universal Health Coverage, yang artinya seluruh masyarakat Kota Tarakan telah terlindungi oleh jaminan kesehatan.
Di bidang pendidikan, sebanyak 4.272 pelajar SD dan SMP, termasuk Madrasah di Kota Tarakan menerima beasiswa, baik beasiswa apresiasi atas prestasi maupun beasiswa afirmasi/tidak mampu, setiap tahunnya. Pendidikan gratis pun terus dilanjutkan dan
pemenuhan kebutuhan ruang kelas baru terus dilanjutkan: SMPN 7 telah diresmikan, dan saat ini sedang dalam proses pembangunan Gedung SMPN 11, SMPN 13, dan SMPN 14 dan perluasan bangunan SMPN 12 dan rehabilitasi beberapa SD dan SMP yang rusak sedang-berat.
Demikian juga halnya dengan rehabilitasi infrastruktur sekolah yang lain terus berjalan. Di dalam banyak kesempatan, Wali Kota menyampaikan bahwa membangun sumber daya manusia melalui sektor pendidikan dan kesehatan merupakan prioritas di masa pemerintahannya,
"Investasi di bidang SDM ini memang akan dinikmati hasilnya tidak dalam waktu singkat, namun merupakan investasi jangka panjang,” ujarnya.
Kendati pun demikian, data statistik menyebutkan bahwa angka-angka indikator rata-rata lama sekolah dan usia harapan hidup masyarakat terus meningkat selama tiga tahun terakhir.
Janji untuk pemasangan sambungan rumah baru terealisasi lebih hingga 139 persen. Dari target 10 ribu sambungan gratis, ternyata mampu terpasang sebanyak 13.901 SR baru per Februari 2022.
Secara keseluruhan, saat ini 93 persen rumah di telah terlayani sambungan PDAM. Di sektor hulu, pemenuhan air baku juga dipenuhi dengan pembangunan embung baru (embung Indulung), Instalasi Pengolahan Air di embung Bengawan dan Pantai Amal serta pembuatan reservoar dan long storage.
Pembangunan infrastruktur publik yang andal diyakini juga memberikan pengaruh besar pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Konsep smart city yang menjadi pendekatan pembangunan Kota Tarakan dilakukan dengan strategi bagaimana mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki agar mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi terwujudnya Tarakan Maju dan Sejahtera.
Untuk itu, Pemerintah Kota Tarakan melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur, mulai penataan wisata pantai Amal, kawasan kuliner, pembangunan berbagai sarana olahraga, sentra kawasan industri, pasar, taman bermain ramah anak dan beberapa infrastruktur yang lain.
Serta diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), di antaranya melalui terobosan pada pemungutan pajak dan retribusi daerah.
Melalui skema parkir berlangganan secara elektronik dan optimalisasi pajak daerah
dengan menggandeng pengusaha rumah makan dan hotel. Dalam rangka menciptakan iklim investasi yang sehat.
Wali Kota sendiri berjanji untuk menyambut dengan tangan terbuka bagi investor yang hendak berusaha di Kota Tarakan, bahkan ia telah menyiapkan Mal Pelayanan Publik, yang akan semakin memudahkan masyarakat dan pelaku usaha untuk mengakses layanan publik, termasuk izin usaha.
Investasi, dipercaya dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Tarakan yang sempat terkontraksi di masa pandemi, namun pada 2021 telah mampu tumbuh positif.
PERBAIKAN DI INDIKATOR MAKRO
Secara makro, keberhasilan pembangunan daerah dapat diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, inflasi, Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran.
Kota Tarakan melalui kepemimpinan dr. Khairul M.Kes dan Effendi Djuprianto di tahun 2021 telah mencatatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tarakan 76,23, meningkat 0,14 poin dibanding tahun 2019, ketika pasangan ini mengawali masa jabatannya.
Capaian IPM kota Tarakan ini tertinggi di wilayah Kalimantan Utara, dan lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Kalimantan Utara yang mempunyai IPM sebesar 71,19 dan lebih tinggi dari IPM rata-rata nasional yang sebesar 72,29.
Agregat pembentuk IPM kota Tarakan adalah usia harapan hidup kota Tarakan, di mana angka harapan hidup di Kota Tarakan adalah 74,04 tahun.
Angka rata-rata lama sekolah 9,98 tahun, dan pengeluaran per kapita 11,201 juta per bulan.
Sebagaimana disebutkan, di atas, pertumbuhan ekonomi Tarakan sempat mengalami kontraksi
hingga minus 0,78 persen seiring dengan pandemi COVID-19 yang melanda bukan hanya secara nasional, melainkan di seluruh dunia.
Berbagai upaya telah dikerahkan, aktivitas perekonomian masyarakat pun tetap diperbolehkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dan seiring dengan membaiknya
aktivitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi Tarakan mencatatkan angka 4,02 persen dengan inflasi angka 2,83 persen.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kontraksi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, masih
menyisakan banyak tantangan bagi Pemerintah Kota Tarakan, angka kemiskinan tahun 2021 yang meningkat 0,56 persen dari tahun 2018, selain disebabkan pandemi COVID-19 juga karena standar garis kemiskinan Kota Tarakan meningkat dari Rp 613.593 (tahun 2018) menjadi Rp711.268 (tahun 2021).
Juga persoalan banjir dan infrastruktur jalan dan jembatan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Di sisi lain, tanda-tanda perbaikan tersebut sudah terlihat dengan angka pengangguran yang tercatat turun dari 5,94 persen di 2018 menjadi 4,94 persen di tahun 2021.
Dengan mengusung visi Terwujudnya Tarakan sebagai Kota Maju dan Sejahtera melalui smart city, kedua pasangan ini segera bekerja untuk mewujudkan berbagai target pembangunan yang telah dicanangkan.
Di minggu-minggu pertamanya, Wali Kota segera merealisasikan janjinya untuk mengoperasionalkan Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, membuka kembali layanan Puskesmas 24 jam dan menjalankan layanan 112 one call one number.
Sebuah langkah berani yang bila dilihat dari “kacamata” masa kini, keputusan tersebut sangat tepat mengingat persis satu tahun setelahnya Indonesia dihadapkan pada pandemi.
Infrastruktur yang andal dan pelayanan kesehatan yang prima telah banyak sekali berperan dalam penanganan pandemi COVID-19 di Kota Tarakan.
Pandemi pun membawa efek yang luar biasa, bukan hanya di sektor kesehatan, namun juga di bidang perekonomian, sosial dan kemasyarakatan.
Pemerintah Kota Tarakan pun dihadapkan pada potensi penurunan Pendapatan Asli Daerah yang tergerus akibat pandemi.
Keterbatasan fiskal, yang memang selama ini menjadi tantangan, semakin dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan,
termasuk dengan adanya refocusing anggaran dalam rangka penanganan pandemi.
Namun sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Di setiap tantangan, selalu ada
peluang.
Dengan segudang pengalaman dan gaya kepemimpinan yang efektif bekal utama bagi Wali Kota dr. H. Khairul, M.Kes merealisasikan berbagai janji pembangunannya bagi Kota Tarakan bersama Wakil Wali Kota Effendhi Djuprianto.
Ia pun selalu berpesan bagi jajarannya untuk fokus pada hal-hal yang prioritas dan menjadi kebutuhan masyarakat. Tercatat, 16 program unggulan yang ditawarkannya bagi masyarakat telah terealisasi.
Mulai dari Pemberdayaan Rukun Tetangga yang melalui alokasi minimal Rp50 juta - Rp200 juta per RT saat ini telah banyak sekali menjadi solusi bagi jawaban aspirasi masyarakat, terutama dalam hal infrastruktur.
Di bidang pendidikan, dilakukan penguatan sarana dan prasarana baik bagi sekolah negeri maupun swasta.
Di bidang kesehatan, selain ditingkatkannya layanan kesehatan di tingkat Puskesmas hingga Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (yang telah terakreditasi dan melayani pasien BPJS).
Saat ini Tarakan telah memperoleh predikat Universal Health Coverage, yang artinya seluruh masyarakat Kota Tarakan telah terlindungi oleh jaminan kesehatan.
Di bidang pendidikan, sebanyak 4.272 pelajar SD dan SMP, termasuk Madrasah di Kota Tarakan menerima beasiswa, baik beasiswa apresiasi atas prestasi maupun beasiswa afirmasi/tidak mampu, setiap tahunnya. Pendidikan gratis pun terus dilanjutkan dan
pemenuhan kebutuhan ruang kelas baru terus dilanjutkan: SMPN 7 telah diresmikan, dan saat ini sedang dalam proses pembangunan Gedung SMPN 11, SMPN 13, dan SMPN 14 dan perluasan bangunan SMPN 12 dan rehabilitasi beberapa SD dan SMP yang rusak sedang-berat.
Demikian juga halnya dengan rehabilitasi infrastruktur sekolah yang lain terus berjalan. Di dalam banyak kesempatan, Wali Kota menyampaikan bahwa membangun sumber daya manusia melalui sektor pendidikan dan kesehatan merupakan prioritas di masa pemerintahannya,
"Investasi di bidang SDM ini memang akan dinikmati hasilnya tidak dalam waktu singkat, namun merupakan investasi jangka panjang,” ujarnya.
Kendati pun demikian, data statistik menyebutkan bahwa angka-angka indikator rata-rata lama sekolah dan usia harapan hidup masyarakat terus meningkat selama tiga tahun terakhir.
Janji untuk pemasangan sambungan rumah baru terealisasi lebih hingga 139 persen. Dari target 10 ribu sambungan gratis, ternyata mampu terpasang sebanyak 13.901 SR baru per Februari 2022.
Secara keseluruhan, saat ini 93 persen rumah di telah terlayani sambungan PDAM. Di sektor hulu, pemenuhan air baku juga dipenuhi dengan pembangunan embung baru (embung Indulung), Instalasi Pengolahan Air di embung Bengawan dan Pantai Amal serta pembuatan reservoar dan long storage.
Pembangunan infrastruktur publik yang andal diyakini juga memberikan pengaruh besar pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Konsep smart city yang menjadi pendekatan pembangunan Kota Tarakan dilakukan dengan strategi bagaimana mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki agar mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi terwujudnya Tarakan Maju dan Sejahtera.
Untuk itu, Pemerintah Kota Tarakan melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur, mulai penataan wisata pantai Amal, kawasan kuliner, pembangunan berbagai sarana olahraga, sentra kawasan industri, pasar, taman bermain ramah anak dan beberapa infrastruktur yang lain.
Serta diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), di antaranya melalui terobosan pada pemungutan pajak dan retribusi daerah.
Melalui skema parkir berlangganan secara elektronik dan optimalisasi pajak daerah
dengan menggandeng pengusaha rumah makan dan hotel. Dalam rangka menciptakan iklim investasi yang sehat.
Wali Kota sendiri berjanji untuk menyambut dengan tangan terbuka bagi investor yang hendak berusaha di Kota Tarakan, bahkan ia telah menyiapkan Mal Pelayanan Publik, yang akan semakin memudahkan masyarakat dan pelaku usaha untuk mengakses layanan publik, termasuk izin usaha.
Investasi, dipercaya dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Tarakan yang sempat terkontraksi di masa pandemi, namun pada 2021 telah mampu tumbuh positif.
PERBAIKAN DI INDIKATOR MAKRO
Secara makro, keberhasilan pembangunan daerah dapat diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, inflasi, Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran.
Kota Tarakan melalui kepemimpinan dr. Khairul M.Kes dan Effendi Djuprianto di tahun 2021 telah mencatatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tarakan 76,23, meningkat 0,14 poin dibanding tahun 2019, ketika pasangan ini mengawali masa jabatannya.
Capaian IPM kota Tarakan ini tertinggi di wilayah Kalimantan Utara, dan lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Kalimantan Utara yang mempunyai IPM sebesar 71,19 dan lebih tinggi dari IPM rata-rata nasional yang sebesar 72,29.
Agregat pembentuk IPM kota Tarakan adalah usia harapan hidup kota Tarakan, di mana angka harapan hidup di Kota Tarakan adalah 74,04 tahun.
Angka rata-rata lama sekolah 9,98 tahun, dan pengeluaran per kapita 11,201 juta per bulan.
Sebagaimana disebutkan, di atas, pertumbuhan ekonomi Tarakan sempat mengalami kontraksi
hingga minus 0,78 persen seiring dengan pandemi COVID-19 yang melanda bukan hanya secara nasional, melainkan di seluruh dunia.
Berbagai upaya telah dikerahkan, aktivitas perekonomian masyarakat pun tetap diperbolehkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dan seiring dengan membaiknya
aktivitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi Tarakan mencatatkan angka 4,02 persen dengan inflasi angka 2,83 persen.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kontraksi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, masih
menyisakan banyak tantangan bagi Pemerintah Kota Tarakan, angka kemiskinan tahun 2021 yang meningkat 0,56 persen dari tahun 2018, selain disebabkan pandemi COVID-19 juga karena standar garis kemiskinan Kota Tarakan meningkat dari Rp 613.593 (tahun 2018) menjadi Rp711.268 (tahun 2021).
Juga persoalan banjir dan infrastruktur jalan dan jembatan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Di sisi lain, tanda-tanda perbaikan tersebut sudah terlihat dengan angka pengangguran yang tercatat turun dari 5,94 persen di 2018 menjadi 4,94 persen di tahun 2021.