Tarakan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara bersama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kaltara berupaya mendorong diversifikasi produk anyaman di kalangan perajin dari bahan baku pelepah pisang.

“Pelepah pisang dipilih karena memang tren saat ini, kemudian sangat mudah ditemui di Kaltara. Apalagi bisa dikombinasikan dengan rotan yang juga banyak ditemui di sini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltara, Hasriyani di Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara, Minggu.

Dia menilai jika produk kerajinan pelepah pisang memiliki nilai jual yang bagus. Sehingga potensial secara ekonomi untuk terus dikembangkan. 

“Sebagai awalan, kita ingin mereka tahu tekniknya dulu bagaimana. Kalau sudah bisa, pasti dapat menangkap peluang pasar,” katanya.

Sebelumnya Disperindagkop Kaltara menggelar Bimbingan Teknis Diversifikasi Produk Anyaman bagi 20 Wirausaha Baru (WUB) Industri Kecil Menengah di Tanjung Selor, Bulungan, Senin (21/3). 

Dia mengatakan bahwa produk kerajinan pelepah pisang bersifat unik dan natural, sehingga menjadi komposisi yang pas dan sesuai dengan minat masyarakat. Salah satunya di kalangan ibu rumah tangga untuk menghias hunian rumah.

“Kita selama ini kalau keluar (daerah) pasti mencari barang-barang yang unik. Kalau bisa disediakan sendiri di dalam daerah lebih bagus,” katanya.

Saat menggelar Bimbingan Teknis Diversifikasi Produk Anyaman bagi 20 WUB Industri Kecil Menengah, Disperindagkop mengundang pemateri langsung dari Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta. 

Narasumber juga diminta untuk melatih peserta agar bisa memanfaatkan bahan baku pelepah pisang hingga menjadi produk siap jual.

“Kita datangkan langsung dari BBKB Yogyakarta, karena mereka yang berkompeten di bidang ini,” jelasnya.

Kegiatan tersebut difasilitasi dana dekonsentrasi dari pemerintah pusat. Hasriyani menargetkan bisa kolaborasikan dengan APBD untuk tindak-lanjut tahun depan.

“Harapan ke depan kita bisa sinergikan itu semua. Karena kita ingin ada tindak-lanjut sampai hasilnya benar-benar terlihat,” katanya 

Secara teknis, Hasriyani memahami jika penting bagi pemerintah menjadi pionir yang menyerap produk para pengrajin. Ini dinilai bisa memacu semangat dan memberi motivasi bagi mereka.

“Produk yang sudah ada memang harus terserap, paling tidak kita dulu di pemerintah, kita akan mengawali. Apalagi sekarang ada konsep bela pengadaan, dimana produk lokal difasilitasi agar bisa terserap di semua sektor pemerintahan,” kata Hasriyani.

Disperindagkop Kaltara juga akan mendorong adanya regulasi keterlibatan instansi vertikal dan sektor swasta untuk turut berkontribusi. Permintaan dari mereka dinilai bisa menggerakkan roda produksi cukup masif.
Baca juga: Kaltara ditunjuk jadi tuan rumah pemilihan Duta Wisata Nasional
Baca juga: Pemprov Kaltara terima sertifikat lahan Kota Baru Mandiri
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024