Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang berharap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) terletak di Tanah Kuning-Mangkupadi, Bulungan bermanfaat untuk masyarakat.
"Saya berharap ketika PLTA ini beroperasi, tentunya dapat memberikan banyak manfaat selain kebutuhan industri. Misalnya pemanfaatan warga setempat sebagai tenaga kerjanya,” kata Zainal saat memulai audiensi dengan jajaran PT KHE dipimpin langsung oleh Chandra Limanjaya di Kantor Gubernur, Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.
Dia mengatakan desa yang terdampak juga dapat diuntungkan dengan adanya mega proyek ini.
Bendungan yang diramalkan bakal menghasilkan listrik 9.000 megawatt (MW) itu memproyeksikan investasi sebesar 17,6 miliar dolar AS.
Selain itu, hadirnya PLTA tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi baru di provinsi termuda ini. Mengingat pemerintah pusat telah menaruh perhatiannya terhadap pengembangan kawasan industri hijau yang terletak di Tanah Kuning-Mangkupadi.
Diketahui ada total lima bendungan yang akan dibangun untuk memasok listrik ke tenant-tenant yang sudah masuk ke kawasan industri hijau.
Total kapasitas pembangkitan listrik dari kelima bendungan ini mencapai kurang lebih 9.000 MW. Perinciannya, Bendungan I akan memiliki kapasitas sekitar 900 MW, Bendungan II 1.200 MW, Bendungan III 1.800 MW, Bendungan IV 1.800 MW dan Bendungan V 3.300 MW.
Total investasi untuk kelima bendungan diproyeksikan kurang lebih 17,6 miliar dolar AS.
Sementara itu,Chandra mengatakan, investasi 17,6 miliar dolar AS ini akan memanfaatkan modal perusahaan dan juga pendanaan dari perbankan.
Komposisinya yakni sekitar 15 persen sampai 20 persen berasal dari modal perusahaan, sedang sisanya pinjaman perbankan.
“Kami sudah mengamankan pendanaan perbankan dari dalam negeri maupun dari luar negeri,” kata Chandra.
Sejauh ini, PT KHE sudah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Bendungan I belum lama ini.
Dengan IPPKH yang sudah didapat, pengerjaan konstruksi untuk Bendungan I yang investasinya sekitar 2,8 miliar dolar AS ini direncanakan dimulai tahun 2022 dengan target operasi komersial alias commercial operation date (COD) di tahun 2026.
Sebelum IPPKH keluar, KHE sudah melakukan pekerjaan pra konstruksi persiapan pembukaan jalan dan sebagainya di luar kawasan yang memerlukan IPPKH.
Baca juga: Pemprov Kaltara raih predikat sangat baik sistem akuntabilitas kinerja
"Saya berharap ketika PLTA ini beroperasi, tentunya dapat memberikan banyak manfaat selain kebutuhan industri. Misalnya pemanfaatan warga setempat sebagai tenaga kerjanya,” kata Zainal saat memulai audiensi dengan jajaran PT KHE dipimpin langsung oleh Chandra Limanjaya di Kantor Gubernur, Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.
Dia mengatakan desa yang terdampak juga dapat diuntungkan dengan adanya mega proyek ini.
Bendungan yang diramalkan bakal menghasilkan listrik 9.000 megawatt (MW) itu memproyeksikan investasi sebesar 17,6 miliar dolar AS.
Selain itu, hadirnya PLTA tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi baru di provinsi termuda ini. Mengingat pemerintah pusat telah menaruh perhatiannya terhadap pengembangan kawasan industri hijau yang terletak di Tanah Kuning-Mangkupadi.
Diketahui ada total lima bendungan yang akan dibangun untuk memasok listrik ke tenant-tenant yang sudah masuk ke kawasan industri hijau.
Total kapasitas pembangkitan listrik dari kelima bendungan ini mencapai kurang lebih 9.000 MW. Perinciannya, Bendungan I akan memiliki kapasitas sekitar 900 MW, Bendungan II 1.200 MW, Bendungan III 1.800 MW, Bendungan IV 1.800 MW dan Bendungan V 3.300 MW.
Total investasi untuk kelima bendungan diproyeksikan kurang lebih 17,6 miliar dolar AS.
Sementara itu,Chandra mengatakan, investasi 17,6 miliar dolar AS ini akan memanfaatkan modal perusahaan dan juga pendanaan dari perbankan.
Komposisinya yakni sekitar 15 persen sampai 20 persen berasal dari modal perusahaan, sedang sisanya pinjaman perbankan.
“Kami sudah mengamankan pendanaan perbankan dari dalam negeri maupun dari luar negeri,” kata Chandra.
Sejauh ini, PT KHE sudah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Bendungan I belum lama ini.
Dengan IPPKH yang sudah didapat, pengerjaan konstruksi untuk Bendungan I yang investasinya sekitar 2,8 miliar dolar AS ini direncanakan dimulai tahun 2022 dengan target operasi komersial alias commercial operation date (COD) di tahun 2026.
Sebelum IPPKH keluar, KHE sudah melakukan pekerjaan pra konstruksi persiapan pembukaan jalan dan sebagainya di luar kawasan yang memerlukan IPPKH.
Baca juga: Pemprov Kaltara raih predikat sangat baik sistem akuntabilitas kinerja