Tarakan (ANTARA) - Seorang pemuda mengalami depresi bernama Muhammad Silvanam Tanjung (27) ditemukan tewas gantung diri di kebun milik ibunya di Jalan Padaelok Kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara pada Jumat pagi sekitar pukul 10.00 WITA.
"Polisi mendapatkan informasi dari Ketua RT 70, Kecamatan Tanjung Selor, Samsu (38) terkait dengan adanya penemuan mayat dengan cara gantung diri kemudian pukul 11.00 Wita personel Identifikasi Polres dan Polda Kaltara, piket Intelkam dan piket Reskrim mendatangi tempat kejadian perkara," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bulungan, Iptu Komaini di Tanjung Selor, Bulungan, Jumat.
Dia mengatakan bahwa penemuan mayat dengan cara gantung diri di kebun belakang rumah Umar di Jalan Padaelok merupakan kebun yang dibeli oleh ibu korban.
Sebelum saksi Samsu sebagai RT setempat mendapat informasi tersebut dari beberapa warga yaitu Dani dan Sahdi. Kemudian Samsu langsung mengecek di kebun tersebut ada orang gantung diri setelah dilihat wajah korban Silvanam.
"Selanjutnya Pak RT menghubungi ibu korban yang bernama Rusmini (53)," kata Komaini.
Dari keterangan ibu korban menyampaikan bahwa korban Silvanam sejak tahun 2014 mengalami depresi atau sakit jiwa dimana pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit di Samarinda dan Rumah Sakit di Tarakan setelah satu tahun mengidap sakit tersebut.
Selama proses penyembuhan Silvanam sering marah - marah di rumah dan pernah terucapkan mendapatkan bisikan - bisikan untuk gantung diri dan masih mengkonsumsi obat penenang.
"Pada hari Jumat pukul 09.00 Wita Silvanam berpamitan kepada ibu kandungnya untuk pergi ke kebun dengan berkendaraan motor dan membawa alat - alat tukang," katanya.
Setelah beberapa jam Rusmini mendapatkan kabar bahwa anaknya sudah meninggal gantung diri di lahan miliknya.
Komaini mengatakan bahwa belum diketahui motif dari kejadian tersebut sehingga korban melakukan bunuh diri dengan gantung diri.
Keluarga korban bersepakat untuk divisum luar karena keluarga meminta segera untuk dimakamkan dan membuat surat pernyataan untuk tidak diotopsi.
"Keterangan dari dokter tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada korban," katanya.
Baca juga: Pembahasan tipe Polres Bulungan dan KTT
"Polisi mendapatkan informasi dari Ketua RT 70, Kecamatan Tanjung Selor, Samsu (38) terkait dengan adanya penemuan mayat dengan cara gantung diri kemudian pukul 11.00 Wita personel Identifikasi Polres dan Polda Kaltara, piket Intelkam dan piket Reskrim mendatangi tempat kejadian perkara," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bulungan, Iptu Komaini di Tanjung Selor, Bulungan, Jumat.
Dia mengatakan bahwa penemuan mayat dengan cara gantung diri di kebun belakang rumah Umar di Jalan Padaelok merupakan kebun yang dibeli oleh ibu korban.
Sebelum saksi Samsu sebagai RT setempat mendapat informasi tersebut dari beberapa warga yaitu Dani dan Sahdi. Kemudian Samsu langsung mengecek di kebun tersebut ada orang gantung diri setelah dilihat wajah korban Silvanam.
"Selanjutnya Pak RT menghubungi ibu korban yang bernama Rusmini (53)," kata Komaini.
Dari keterangan ibu korban menyampaikan bahwa korban Silvanam sejak tahun 2014 mengalami depresi atau sakit jiwa dimana pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit di Samarinda dan Rumah Sakit di Tarakan setelah satu tahun mengidap sakit tersebut.
Selama proses penyembuhan Silvanam sering marah - marah di rumah dan pernah terucapkan mendapatkan bisikan - bisikan untuk gantung diri dan masih mengkonsumsi obat penenang.
"Pada hari Jumat pukul 09.00 Wita Silvanam berpamitan kepada ibu kandungnya untuk pergi ke kebun dengan berkendaraan motor dan membawa alat - alat tukang," katanya.
Setelah beberapa jam Rusmini mendapatkan kabar bahwa anaknya sudah meninggal gantung diri di lahan miliknya.
Komaini mengatakan bahwa belum diketahui motif dari kejadian tersebut sehingga korban melakukan bunuh diri dengan gantung diri.
Keluarga korban bersepakat untuk divisum luar karena keluarga meminta segera untuk dimakamkan dan membuat surat pernyataan untuk tidak diotopsi.
"Keterangan dari dokter tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada korban," katanya.
Baca juga: Pembahasan tipe Polres Bulungan dan KTT