Tarakan (ANTARA) - Kasus gagal ginjal akut ditemukan pada anak usia dua tahun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Jusuf SK Tarakan, Kalimantan Utara.

"Pasien tersebut saat ini masih mendapat perawatan di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit)," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalimantan Utara dr. Franky Sientoro Sp.A di Tarakan, Kamis.

Pasien dapat perawatan  intensif di ruang pediatri lalu ditopang bantuan alat ventilator supaya bisa bernafas dengan stabil karena sebelumnya pasien saat bernafas sedikit berat.

"Serta sedang penelitian lebih lanjut, dan pada pasien terjadi peningkatan kadar serum kreatinin, kadar ureum dan fungsi kadar livernya pun meningkat itu kecurigaan untuk terkena gagal ginjal," kata Franky. 

Pasien balita tersebut saat tiba pada hari Rabu (19/10) di RSUD dr Jusuf SK dalam kondisi badan lemas, muntah, lalu sesuai prosedur dengan anak-anak seperti itu diagnosa dehidrasi.

"Lalu kita beri cairan, ternyata respon anak tidak bisa buang air kecil, setelah kita penelitian lebih lanjut anak tidak bisa buang air kecil tiga hari. Dari situ kita mulai curiga dari awal kita hanya curiga dehidrasi biasa kita langsung periksa lengkap. Dari situ ketahuan ternyata peningkatan serum kreatinin sudah di tahap yang akut," katanya.

Franky mengatakan sebelumnya ada kasus pertama yang dicurigai gagal ginjal akut pada anak usia 15 tahun.

Gagal ginjal akut ini secara nasional untuk rujukan ada di 14 rumah sakit terutama rumah sakit pendidikan yang ada ahli ginjal anak dan RSUD dr Jusuf SK belum ada ahlinya, hanya ada ahli ginjal dewasa dan penyakit dalam.

Rencananya pasien ini akan dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Makassar.

"Sedangkan RSUD dr Jusuf SK untuk dilakukan cuci daerah dengan berat badan di atas 15 kilogram," kata Franky.

Indikasi sementara adalah obat yang dikonsumsi anak ini mengalami riwayat batuk dan pilek biasa, diantaranya obat Ambroxol dan Paracetamol dalam bentuk sirup dan obat - obatan ini akan dikirim untuk diteliti.

Saat ini, Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) bahan ini untuk mencampur puyer dan rasa pada sirup. Bagaimana bisa terjadi kerusakan kalau dimetabolisme lebih jauh itu menjadi kristal di ginjal dan merusak.

Sementara itu dr.Emma Ratna Fury, Sp.A yang mendampingi Franky menambahkan pasien anak usia dua tahun tersebut diketahui progresif gejala klinis diduga seperti terkena sakit gagal ginjal akut sangat cepat menyerang imunitas tubuh pasien. 

"Karena biasanya anak-anak dengan gagal ginjal akut itu penyebabnya bisa keliatan, ada bengkak, ada sesak. Tapi anak ini keluhannya hanya ISPA, berobat empat hari langsung mengalami gangguan di fungsi ginjalnya," katanya.

Sebelumnya dr.Emma Ratna Fury menceritakan kemarin orangtua anak bersama pasien datang ke RSUD dr Jusuf SK dalam kondisi tubuh lemas. Menurutnya penanganan lebih lanjut pada pasien anak usia dua tahun tersebut harus dilakukan cuci darah. 
Baca juga: Disebut: Ini tiga zat kimia berbahaya ditemukan pada obat pasien gagal ginjal akut



 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024