Tarakan (ANTARA) - Kementerian Pertanian menggelar Apel Siaga untuk menjamin ketahanan pangan di Sebatik, Kabupaten Nunukan, sebuah daerah di Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia bagian timur.
"Tujuan Apel Siaga ini antara lain menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian dalam mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan di titik-titik terluar Indonesia," kata Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Dr. Jan S.Maringka di Sebatik, Sabtu.
Hal itu disampaikan dalam "Apel Siaga Optimalisasi Fungsi Karantina Pertanian di Wilayah Perbatasan".
Sebagai bagian dari pemantauan kesiapan para pemangku kepentingan pertanian dalam menjaga pintu masuk dan keluar berbagai komoditas pertanian Indonesia di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
Apel siaga tersebut dilaksanakan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Jan menjelaskan bahwa apel siaga di PLBN Sebatik ini merupakan rangkaian kegiatan pemantauan di perbatasan Indonesia.
Perbatasan-perbatasan yang telah dipantau oleh Inspektur Jenderal yaitu Sabang, Merauke, Miangas, Pulau Rote, PLBN Entikong, PLBN Terpadu di Distrik Sota, dan PLBN Motaain.
"Pemantauan di perbatasan ini dilakukan dalam rangka memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan di titik terluar Indonesia," katanya.
Hal ini menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian dalam mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan di titik-titik terluar Indonesia.
Untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal melaksanakan program “Jaga Pangan” yang secara resmi telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 20 April 2022.
Program Jaga Pangan telah dilaksanakan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote dan di beberapa titik perbatasan PLBN Entikong, PLBN Terpadu di Distrik Sota dan PLBN Motaain dalam rangka memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan di titik terluar Indonesia.
Upaya yang sudah dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dalam menjaga ketahanan pangan ialah melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan administratif maupun fisik terhadap komoditas pertanian yang dikirim ke Malaysia maupun yang masuk Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk mencegah tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) terhadap komoditas pertanian serta hewan ternak demi menjaga keamanan pangan.
Dalam arahannya Inspektur Jenderal menyampaikan bahwa upaya menjaga keamanan dan ketahanan pangan di wilayah perbatasan tidak dapat dilakukan sendiri oleh karantina.
Untuk itu dilakukan juga patroli perbatasan bersama dengan melibatkan TNI, Polri, CIQ (Customs, Immigration, Quarantine), Badan Pengelola Perbatasan Daerah, Distrik Sebatik.
"Upaya lain yang dilakukan Karantina yakni melakukan pengawasan dan/atau pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan mutu pakan, serta pengawalan ekspor terhadap komoditas pertanian," kata Jan.
Baca juga: Karantina Pertanian Tarakan dukung pelestarian burung langka
"Tujuan Apel Siaga ini antara lain menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian dalam mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan di titik-titik terluar Indonesia," kata Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Dr. Jan S.Maringka di Sebatik, Sabtu.
Hal itu disampaikan dalam "Apel Siaga Optimalisasi Fungsi Karantina Pertanian di Wilayah Perbatasan".
Sebagai bagian dari pemantauan kesiapan para pemangku kepentingan pertanian dalam menjaga pintu masuk dan keluar berbagai komoditas pertanian Indonesia di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
Apel siaga tersebut dilaksanakan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Jan menjelaskan bahwa apel siaga di PLBN Sebatik ini merupakan rangkaian kegiatan pemantauan di perbatasan Indonesia.
Perbatasan-perbatasan yang telah dipantau oleh Inspektur Jenderal yaitu Sabang, Merauke, Miangas, Pulau Rote, PLBN Entikong, PLBN Terpadu di Distrik Sota, dan PLBN Motaain.
"Pemantauan di perbatasan ini dilakukan dalam rangka memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan di titik terluar Indonesia," katanya.
Hal ini menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian dalam mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan di titik-titik terluar Indonesia.
Untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal melaksanakan program “Jaga Pangan” yang secara resmi telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 20 April 2022.
Program Jaga Pangan telah dilaksanakan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote dan di beberapa titik perbatasan PLBN Entikong, PLBN Terpadu di Distrik Sota dan PLBN Motaain dalam rangka memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan di titik terluar Indonesia.
Upaya yang sudah dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dalam menjaga ketahanan pangan ialah melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan administratif maupun fisik terhadap komoditas pertanian yang dikirim ke Malaysia maupun yang masuk Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk mencegah tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) terhadap komoditas pertanian serta hewan ternak demi menjaga keamanan pangan.
Dalam arahannya Inspektur Jenderal menyampaikan bahwa upaya menjaga keamanan dan ketahanan pangan di wilayah perbatasan tidak dapat dilakukan sendiri oleh karantina.
Untuk itu dilakukan juga patroli perbatasan bersama dengan melibatkan TNI, Polri, CIQ (Customs, Immigration, Quarantine), Badan Pengelola Perbatasan Daerah, Distrik Sebatik.
"Upaya lain yang dilakukan Karantina yakni melakukan pengawasan dan/atau pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan mutu pakan, serta pengawalan ekspor terhadap komoditas pertanian," kata Jan.
Baca juga: Karantina Pertanian Tarakan dukung pelestarian burung langka