Tarakan (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono melihat potensi yang cukup besar untuk budidaya rumput laut, baik di Kabupaten Nunukan maupun Kota Tarakan.
"Pemerintah ingin mengintegrasikan keduanya dari aspek hulu maupun hilirnya," kata Sakti Wahyu di Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis saat mengunjungi Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Tarakan dan menyerahkan bantuan perikanan.
Dia melihat potensinya cukup baik, ada budidaya rumput laut di Nunukan ataupun Kota Tarakan, akan mengintegrasikan keduanya, diharapkan dapat terwujud.
"Mudah - mudahan tahun ini bisa kita laksanakan yang kedua penangkapan tadi, yang cukup bagus potensinya dan pemasarannya ke tetangga sebelah (Malaysia,red)," kata Sakti Wahyu.
Hal ini mendorong, dimana ada 10 kampung nelayan maju diantaranya ada beberapa tempat yang salah satunya ada disini.
KKP akan membangun proyek percontohan 10 kampung nelayan maju terintegrasi yang berlokasi di sekitar zona penangkapan. Tarakan salah satunya untuk rencana pengembangan kampung nelayan maju (Kalaju) di Kampung Nelayan Tanjung Pasir.
Hal ini disebabkan fasilitas di Kampung Nelayan Tanjung Pasir sudah cukup bagus karena sudah ada pabrik es dan ruang pendingin, gudang penerimaan pembongkaran ikan.
Sarana lain di Kampung Nelayan Tanjung Pasir yang harus diperbaiki yakni galangan untuk perbaikan kapal itu salah satunya.
Satu kampung nelayan diperkirakan memerlukan dan sekitar Rp20 miliar sampai Rp21 miliar.
"Saya juga melihat potensi perikanan yang cukup bagus. Sehingga bisa menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat di Kaltara," katanya.
Saat mengunjungi masyarakat di Kampung Nelayan Tanjung Pasir Sakti Wahyu menyerahkan bantuan perikanan, sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap dan pembudidaya rumput laut dengan jumlah produksi lima ton dalam sehari.
Sebelumnya dia didampingi Wagub Kaltara Yansen juga melakukan peninjauan budidaya rumput laut di Desa Mamolo, Nunukan Selatan.
Baca juga: KKP Rencanakan Tarakan Jadi Kawasan Kepiting Terpadu
"Pemerintah ingin mengintegrasikan keduanya dari aspek hulu maupun hilirnya," kata Sakti Wahyu di Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis saat mengunjungi Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Tarakan dan menyerahkan bantuan perikanan.
Dia melihat potensinya cukup baik, ada budidaya rumput laut di Nunukan ataupun Kota Tarakan, akan mengintegrasikan keduanya, diharapkan dapat terwujud.
"Mudah - mudahan tahun ini bisa kita laksanakan yang kedua penangkapan tadi, yang cukup bagus potensinya dan pemasarannya ke tetangga sebelah (Malaysia,red)," kata Sakti Wahyu.
Hal ini mendorong, dimana ada 10 kampung nelayan maju diantaranya ada beberapa tempat yang salah satunya ada disini.
KKP akan membangun proyek percontohan 10 kampung nelayan maju terintegrasi yang berlokasi di sekitar zona penangkapan. Tarakan salah satunya untuk rencana pengembangan kampung nelayan maju (Kalaju) di Kampung Nelayan Tanjung Pasir.
Hal ini disebabkan fasilitas di Kampung Nelayan Tanjung Pasir sudah cukup bagus karena sudah ada pabrik es dan ruang pendingin, gudang penerimaan pembongkaran ikan.
Sarana lain di Kampung Nelayan Tanjung Pasir yang harus diperbaiki yakni galangan untuk perbaikan kapal itu salah satunya.
Satu kampung nelayan diperkirakan memerlukan dan sekitar Rp20 miliar sampai Rp21 miliar.
"Saya juga melihat potensi perikanan yang cukup bagus. Sehingga bisa menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat di Kaltara," katanya.
Saat mengunjungi masyarakat di Kampung Nelayan Tanjung Pasir Sakti Wahyu menyerahkan bantuan perikanan, sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap dan pembudidaya rumput laut dengan jumlah produksi lima ton dalam sehari.
Sebelumnya dia didampingi Wagub Kaltara Yansen juga melakukan peninjauan budidaya rumput laut di Desa Mamolo, Nunukan Selatan.
Baca juga: KKP Rencanakan Tarakan Jadi Kawasan Kepiting Terpadu