Samarinda (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) memperluas jangkauan uji coba _full cycle_ QR Code Program Subsidi Tepat untuk pembelian BBM jenis solar bersubsidi di Kalimantan. Program ini sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2017, sesuai dengan aturan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas.
Menurut Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, program Subsidi Tepat terus diuji coba untuk memaksimalkan jangkauan penerapannya. Sebab, penggunaan fuel card di lapangan yang berjalan sejak tahun lalu belum maksimal. Karena itu penggunaan fuel card ini disinkronisasikan bersama _QR Code_.
“Jadi ini namanya uji coba _full cyle_, di mana sudah diterapkan secara sistem maupun penerapannya di lapangan. Nanti jika berjalan lancar, akan kita implementasikan secara penuh,” kata Arya.
Saat ini Pertamina tengah memperluas uji coba Program Subsidi Tepat di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Perluasan ini dilakukan lantaran animo masyarakat dalam uji coba progam Subsidi Tepat terus meningkat.
Uji coba _full cycle_ Program Subsidi Tepat di seluruh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur berlangsung sejak 28 Maret 2023. "Ini karena Program Subsidi Tepat dinilai mampu menjaga distribusi BBM bersubsidi kepada masyarakat yang berhak. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mendaftarkan kendaraanya," ujarnya.
Program Subsidi Tepat saat ini baru diperuntukan untuk membeli Solar Subsidi. Sebab, kata Arya, dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak baru mengatur secara jelas untuk Solar Subsidi.
"Mengapa baru produk Solar Subsidi? Karena untuk Pertalite masih menunggu revisi Perpres oleh Presiden. Jadi nanti kalau Perpres sudah selesai direvisi, tentunya akan kita jalankan sesuai hasil revisi Perpres itu," ujarnya.
Menurut Guru Besar Teknik Pertambangan Unversitas Sriwijaya, Prof Eddy Ibrahim BBM bersubsidi yang tepat sasaran sangat penting. Sebab, tujuan subsidi BBM salah satunya menggerakkan perekonomian. "Ini tantangan bagi stakeholder, dan bagi penegak hukum, bagaimana menerapkan subsidi tepat sasaran," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan Survei KedaiKOPI, tidak banyak responden yang tahu bahwa biosolar masuk BBM yang disubsidi Pemerintah. Hanya 4,5% responden yang faham. Survei juga menunjukkan, nelayan dan petani, supir jasa transportasi online dan pengusaha UMKM menjadi kelompok yang paling berhak menikmati BBM bersubsidi. Survei ini dilakukan secara tatap muka terhadap 2400 pengendara bermotor di 34 Provinsi pada 28 Nov-13 Desember 2022. ##
***
Baca juga: Masyarakat tak akan kesulitan gunakan QR Code saat beli BBM bersubsidi
Baca juga: Pertamina Menjamin Ketersediaan BBM dan LPG Menjelang Idul Fitri di Kaltara
Baca juga: Program Subsidi Tepat Mampu Menjaga Distribusi BBM Bersubsidi Kepada Warga yang Berhak
Baca juga: Pertamina salurkan 339 KL pertalite ke Kaltara setiap hari
Baca juga: Tajak Sumur Minyak Pamusian Harapan Energi Baru Bangsa
Menurut Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, program Subsidi Tepat terus diuji coba untuk memaksimalkan jangkauan penerapannya. Sebab, penggunaan fuel card di lapangan yang berjalan sejak tahun lalu belum maksimal. Karena itu penggunaan fuel card ini disinkronisasikan bersama _QR Code_.
“Jadi ini namanya uji coba _full cyle_, di mana sudah diterapkan secara sistem maupun penerapannya di lapangan. Nanti jika berjalan lancar, akan kita implementasikan secara penuh,” kata Arya.
Saat ini Pertamina tengah memperluas uji coba Program Subsidi Tepat di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Perluasan ini dilakukan lantaran animo masyarakat dalam uji coba progam Subsidi Tepat terus meningkat.
Uji coba _full cycle_ Program Subsidi Tepat di seluruh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur berlangsung sejak 28 Maret 2023. "Ini karena Program Subsidi Tepat dinilai mampu menjaga distribusi BBM bersubsidi kepada masyarakat yang berhak. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mendaftarkan kendaraanya," ujarnya.
Program Subsidi Tepat saat ini baru diperuntukan untuk membeli Solar Subsidi. Sebab, kata Arya, dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak baru mengatur secara jelas untuk Solar Subsidi.
"Mengapa baru produk Solar Subsidi? Karena untuk Pertalite masih menunggu revisi Perpres oleh Presiden. Jadi nanti kalau Perpres sudah selesai direvisi, tentunya akan kita jalankan sesuai hasil revisi Perpres itu," ujarnya.
Menurut Guru Besar Teknik Pertambangan Unversitas Sriwijaya, Prof Eddy Ibrahim BBM bersubsidi yang tepat sasaran sangat penting. Sebab, tujuan subsidi BBM salah satunya menggerakkan perekonomian. "Ini tantangan bagi stakeholder, dan bagi penegak hukum, bagaimana menerapkan subsidi tepat sasaran," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan Survei KedaiKOPI, tidak banyak responden yang tahu bahwa biosolar masuk BBM yang disubsidi Pemerintah. Hanya 4,5% responden yang faham. Survei juga menunjukkan, nelayan dan petani, supir jasa transportasi online dan pengusaha UMKM menjadi kelompok yang paling berhak menikmati BBM bersubsidi. Survei ini dilakukan secara tatap muka terhadap 2400 pengendara bermotor di 34 Provinsi pada 28 Nov-13 Desember 2022. ##
***
Baca juga: Masyarakat tak akan kesulitan gunakan QR Code saat beli BBM bersubsidi
Baca juga: Pertamina Menjamin Ketersediaan BBM dan LPG Menjelang Idul Fitri di Kaltara
Baca juga: Program Subsidi Tepat Mampu Menjaga Distribusi BBM Bersubsidi Kepada Warga yang Berhak
Baca juga: Pertamina salurkan 339 KL pertalite ke Kaltara setiap hari
Baca juga: Tajak Sumur Minyak Pamusian Harapan Energi Baru Bangsa