Tanjung Selor (ANTARA) - Pemerintah melalui Kantor Staf Presiden (KSP) belum lama ini, membuka pendaftaran Sekolah Staf Presiden (SSP) 2023 dengan perbagai persyaratan cukup menantang.
Sekolah yang di bawah Kantor Staf Presiden (KSP) mengumumkan persyaratan yang wajib dipenuhi pendaftar untuk seluruh Indonesia dan semua profesi ini merupakan Warga Negara Indonesia berusia 20-26 tahun.
Tercatat ada 66.239 pendaftar, dan akhirnya terpilih 35 pemuda dari seluruh Indonesia, salah satunya Utari Widya Ardhana, asal Kota Tarakan yang menjadi perwakilan Kalimantan Utara.
Melihat jumlah peminat yang mencapai puluhan ribu, tentu prestasi Utari Widya Ardhana itu cukup membanggakan sehingga berhak ikut pendidikan salah satu program SSP Batch 2 dari Kantor Staf Presiden yang bekerja sama dengan Pertamina selama 14 hari dari 2 Juli – 14 Juli 2023 secara offline di Jakarta tepatnya Kantor Staf Presiden.
Utari Widya Ardhana yang merupakan mahasiswa asal Tarakan, Kalimantan Utara ini mengikuti beberapa rangkaian yang cukup panjang dan memakan banyak pikiran seperti pendaftaran, pembuatan esai, CV Screening hingga wawancara dilakukan oleh Utari secara online.
"Pada seleksi SSP batch 2 ini juga sangat sulit karena pendaftar yang melonjak hingga angka 66.239 pendaftar dari seluruh Indonesia sehingga persaingan pun sangat ketat," tuturnya.
Ia mengaku seperti mimpi untuk bisa lolos karena melihat dan merasakan persaingan begitu ketat.
“Jujur kak, untuk tahap seleksi esai itu susah banget, karena bener-bener harus punya solusi untuk permasalahan pemuda di Indonesia ,” tuturnya.
Habis pengumuman lolos, ia mengaku masih tak percaya bisa wakili Kalimantan Utara apalagi saat wawancara dilakukan oleh Ketua Deputi dan salah satu dosen. "Hampir menyerah karena dari semua wawancara ini wawancara paling susah, tapi berkat doa ibu serta usaha, Alhamdulillah bisa lolos dan menginjakkan kaki di Kantor Staf Presiden,” katanya.
Utari juga bercerita bahwa perjalanannya hingga ke tahap ini tidaklah mudah, terlebih beberapa kali dianggap remeh karena berasal dari Kalimantan Utara yang sulit dikenali oleh masyarakat yang berasal dari luar pulau.
Namun, dengan tekad yang besar dan ingin mengharumkan Kalimantan Utara, ia berhasil lolos.
"Prestasi bisa dari mana saja, yang terpenting terus cari pengalaman dan aktif di media sosial untuk mengedukasi adalah modal untuk menjadi pemuda Kalimantan Utara yang dapat bersaing di tingkat Nasional hingga Internasional," pesannya bagi generasi muda Kaltara.
Agaknya prestasi Utari ini bisa menjadi contoh dan teladan bagi generasi muda Kaltara untuk jangan takut mencoba.“Jangan pernah menyerah untuk sesuatu yang sudah menjadi mimpi kamu, “ pesan Utari.
Sekolah Staf Presiden adalah suatu program inkubator kepemimpinan nasional yang dilaksanakan selama 14 hari untuk upskilling, reskilling, dan newskilling para pemimpin muda daerah untuk menjadi negarawan masa depan.
Kantor Staf Presiden berupaya memilih talenta muda-mudi terbaik untuk belajar kerja-kerja strategis, taktis, dan praktis di lingkungan Istana Kepresidenan.
Program ini adalah pelatihan kepemimpinan dan magang di 5 deputi Kantor Staf presiden. Mereka juga belajar tentang tata kelola negara.
Baca juga: Telaah - Melihat perspektif teori gender terhadap pembangunan di Kalimantan Utara
Baca juga: Catatan Meidyatama Suryodiningrat - Keteguhan dan keberpihakan Indonesia di tengah kemunafikan "G19"
Baca juga: Kiat-kiat tetap produktif di tengah rutinitas
Baca juga: Opini - Mari berselancar sehat di dunia maya, "stop bullying"
Baca juga: Telaah - Kerawanan generasi muda terpapar radikalisme dan pencegahannya
Baca juga: Peranan strategis perempuan dalam deradikalisasi
Cerita Utari Widya Ardhana lolos ke Sekolah Staf Presiden, bersaing dengan 66.239 pendaftar (Ist)
Sekolah yang di bawah Kantor Staf Presiden (KSP) mengumumkan persyaratan yang wajib dipenuhi pendaftar untuk seluruh Indonesia dan semua profesi ini merupakan Warga Negara Indonesia berusia 20-26 tahun.
Tercatat ada 66.239 pendaftar, dan akhirnya terpilih 35 pemuda dari seluruh Indonesia, salah satunya Utari Widya Ardhana, asal Kota Tarakan yang menjadi perwakilan Kalimantan Utara.
Melihat jumlah peminat yang mencapai puluhan ribu, tentu prestasi Utari Widya Ardhana itu cukup membanggakan sehingga berhak ikut pendidikan salah satu program SSP Batch 2 dari Kantor Staf Presiden yang bekerja sama dengan Pertamina selama 14 hari dari 2 Juli – 14 Juli 2023 secara offline di Jakarta tepatnya Kantor Staf Presiden.
Utari Widya Ardhana yang merupakan mahasiswa asal Tarakan, Kalimantan Utara ini mengikuti beberapa rangkaian yang cukup panjang dan memakan banyak pikiran seperti pendaftaran, pembuatan esai, CV Screening hingga wawancara dilakukan oleh Utari secara online.
"Pada seleksi SSP batch 2 ini juga sangat sulit karena pendaftar yang melonjak hingga angka 66.239 pendaftar dari seluruh Indonesia sehingga persaingan pun sangat ketat," tuturnya.
Ia mengaku seperti mimpi untuk bisa lolos karena melihat dan merasakan persaingan begitu ketat.
“Jujur kak, untuk tahap seleksi esai itu susah banget, karena bener-bener harus punya solusi untuk permasalahan pemuda di Indonesia ,” tuturnya.
Habis pengumuman lolos, ia mengaku masih tak percaya bisa wakili Kalimantan Utara apalagi saat wawancara dilakukan oleh Ketua Deputi dan salah satu dosen. "Hampir menyerah karena dari semua wawancara ini wawancara paling susah, tapi berkat doa ibu serta usaha, Alhamdulillah bisa lolos dan menginjakkan kaki di Kantor Staf Presiden,” katanya.
Utari juga bercerita bahwa perjalanannya hingga ke tahap ini tidaklah mudah, terlebih beberapa kali dianggap remeh karena berasal dari Kalimantan Utara yang sulit dikenali oleh masyarakat yang berasal dari luar pulau.
Namun, dengan tekad yang besar dan ingin mengharumkan Kalimantan Utara, ia berhasil lolos.
"Prestasi bisa dari mana saja, yang terpenting terus cari pengalaman dan aktif di media sosial untuk mengedukasi adalah modal untuk menjadi pemuda Kalimantan Utara yang dapat bersaing di tingkat Nasional hingga Internasional," pesannya bagi generasi muda Kaltara.
Agaknya prestasi Utari ini bisa menjadi contoh dan teladan bagi generasi muda Kaltara untuk jangan takut mencoba.“Jangan pernah menyerah untuk sesuatu yang sudah menjadi mimpi kamu, “ pesan Utari.
Sekolah Staf Presiden adalah suatu program inkubator kepemimpinan nasional yang dilaksanakan selama 14 hari untuk upskilling, reskilling, dan newskilling para pemimpin muda daerah untuk menjadi negarawan masa depan.
Kantor Staf Presiden berupaya memilih talenta muda-mudi terbaik untuk belajar kerja-kerja strategis, taktis, dan praktis di lingkungan Istana Kepresidenan.
Program ini adalah pelatihan kepemimpinan dan magang di 5 deputi Kantor Staf presiden. Mereka juga belajar tentang tata kelola negara.
Baca juga: Telaah - Melihat perspektif teori gender terhadap pembangunan di Kalimantan Utara
Baca juga: Catatan Meidyatama Suryodiningrat - Keteguhan dan keberpihakan Indonesia di tengah kemunafikan "G19"
Baca juga: Kiat-kiat tetap produktif di tengah rutinitas
Baca juga: Opini - Mari berselancar sehat di dunia maya, "stop bullying"
Baca juga: Telaah - Kerawanan generasi muda terpapar radikalisme dan pencegahannya
Baca juga: Peranan strategis perempuan dalam deradikalisasi