Tarakan (ANTARA) - Dalam rangka memperingati hari Lahan Basah Sedunia dengan melakukan aksi penanaman bibit mangrove Rhizopora sebanyak 1.500 bibit di Kelurahan Kampung Empat, Tarakan, Rabu.
“Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sebagai sentral bagi kehidupan di bumi," kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pelaksanaan SDGs dan Riset Lingkungan Henry Bastaman saat aksi penanaman bibit mangrove Rhizopora di Tarakan.
Dia mengatakan aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.
"Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon,” kata Henry.
Aksi ini sejalan dengan misi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk memulihkan gambut, menghijaukan mangrove, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka perayaan hari lahan basah sedunia, BRGM bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan aksi penanaman pohon serentak di ekosistem gambut dan ekosistem mangrove pada tanggal 7 Februari 2024.
Kegiatan penanaman serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, namun untuk BRGM pelaksanaannya di wilayah kerja BRGM yaitu Provinsi Riau, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Kemudian Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat.
Jajaran Forkompinda provinsi Kalimantan Utara beserta Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM turun langsung melakukan penanaman bibit mangrove Rhizopora sebanyak 1500 bibit.
Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu dari 13 provinsi yang menjadi lokasi penanaman pohon serentak pada peringatan hari lahan basah sedunia.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN), luas mangrove eksisting Provinsi Kalimantan Utara adalah sekitar 178 ribu hektare dan memiliki potensi habitat mangrove mencapai 122 ribu hektare.
Oleh karena itu, Provinsi Kaltara termasuk dalam salah satu wilayah prioritas BRGM untuk pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove.
Selama tahun 2021 hingga kini, BRGM telah melakukan percepatan rehabilitasi mangrove di Provinsi Kalimantan Utara melalui penanaman lebih dari tiga juta bibit mangrove di atas lahan seluas 1.565 hektare.
Dalam pelaksanaannya, program percepatan rehabilitasi mangrove yang telah berjalan selama tiga tahun ini telah melibatkan 1.012 orang di 14 desa yang tersebar pada empat kabupaten/kota, yaitu Tarakan, Tana Tidung, Bulungan dan Nunukan.
Kegiatan tersebut mengundang seluruh pihak-pihak yang terkait, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta, mitra pembangunan, LSM, TNI-Polri, masyarakat, hingga Pramuka untuk melakukan seremoni penanaman mangrove secara bersama-sama pada lahan seluas satu hektare milik Pemkot Tarakan.
Dukungan dan partisipasi dari Pemerintah Daerah turut menjadi bagian penting dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove Provinsi Kalimantan Utara.
Dukungan itu diutarakan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltara Bustan yang hadir langsung memimpin kegiatan penanaman serentak di Kelurahan Kampung Empat.
Menurutnya kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bukti komitmen serius dari pemerintah dalam mengupayakan pemulihan lingkungan hidup.
“Atas nama pemerintah provinsi Kaltara, saya mengajak Masyarakat, khususnya pemerintah Kota Tarakan untuk bersama-sama terlibat aktif dalam kegiatan ini," kata Bustan.
Kegiatan tersebut adalah upaya penting untuk mengembalikan fungsi ekosistem, yang kelak akan bermanfaat bagi lintas generasi dan penyelamatan masa depan bangsa.
Sedangkan Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama dalam sambutannya mewakili Kepala BRGM menjelaskan fungsi mangrove sebagai pelindung daerah pesisir.
Sekaligus untuk perlindungan dari abrasi, angin kencang dan tsunami, pariwisata, menyediakan berbagai hasil hutan, mendukung produksi perikanan laut, sebagai habitat flora dan fauna, serta mitigasi perubahan iklim.
Oleh karena itu, aksi penanaman pohon ini diharapkan menjadi motivasi masyarakat agar ikut berpartisipasi menjaga ekosistem lahan basah di Indonesia.
Baca juga: Mengembalikan ekosistem mangrove Kalimantan Utara
Baca juga: Indosat dan GSMA kolaborasi program digitalisasi konservasi mangrove di Kaltara
“Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sebagai sentral bagi kehidupan di bumi," kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pelaksanaan SDGs dan Riset Lingkungan Henry Bastaman saat aksi penanaman bibit mangrove Rhizopora di Tarakan.
Dia mengatakan aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.
"Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon,” kata Henry.
Aksi ini sejalan dengan misi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk memulihkan gambut, menghijaukan mangrove, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka perayaan hari lahan basah sedunia, BRGM bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan aksi penanaman pohon serentak di ekosistem gambut dan ekosistem mangrove pada tanggal 7 Februari 2024.
Kegiatan penanaman serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, namun untuk BRGM pelaksanaannya di wilayah kerja BRGM yaitu Provinsi Riau, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Kemudian Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat.
Jajaran Forkompinda provinsi Kalimantan Utara beserta Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM turun langsung melakukan penanaman bibit mangrove Rhizopora sebanyak 1500 bibit.
Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu dari 13 provinsi yang menjadi lokasi penanaman pohon serentak pada peringatan hari lahan basah sedunia.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN), luas mangrove eksisting Provinsi Kalimantan Utara adalah sekitar 178 ribu hektare dan memiliki potensi habitat mangrove mencapai 122 ribu hektare.
Oleh karena itu, Provinsi Kaltara termasuk dalam salah satu wilayah prioritas BRGM untuk pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove.
Selama tahun 2021 hingga kini, BRGM telah melakukan percepatan rehabilitasi mangrove di Provinsi Kalimantan Utara melalui penanaman lebih dari tiga juta bibit mangrove di atas lahan seluas 1.565 hektare.
Dalam pelaksanaannya, program percepatan rehabilitasi mangrove yang telah berjalan selama tiga tahun ini telah melibatkan 1.012 orang di 14 desa yang tersebar pada empat kabupaten/kota, yaitu Tarakan, Tana Tidung, Bulungan dan Nunukan.
Kegiatan tersebut mengundang seluruh pihak-pihak yang terkait, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta, mitra pembangunan, LSM, TNI-Polri, masyarakat, hingga Pramuka untuk melakukan seremoni penanaman mangrove secara bersama-sama pada lahan seluas satu hektare milik Pemkot Tarakan.
Dukungan dan partisipasi dari Pemerintah Daerah turut menjadi bagian penting dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove Provinsi Kalimantan Utara.
Dukungan itu diutarakan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltara Bustan yang hadir langsung memimpin kegiatan penanaman serentak di Kelurahan Kampung Empat.
Menurutnya kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bukti komitmen serius dari pemerintah dalam mengupayakan pemulihan lingkungan hidup.
“Atas nama pemerintah provinsi Kaltara, saya mengajak Masyarakat, khususnya pemerintah Kota Tarakan untuk bersama-sama terlibat aktif dalam kegiatan ini," kata Bustan.
Kegiatan tersebut adalah upaya penting untuk mengembalikan fungsi ekosistem, yang kelak akan bermanfaat bagi lintas generasi dan penyelamatan masa depan bangsa.
Sedangkan Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama dalam sambutannya mewakili Kepala BRGM menjelaskan fungsi mangrove sebagai pelindung daerah pesisir.
Sekaligus untuk perlindungan dari abrasi, angin kencang dan tsunami, pariwisata, menyediakan berbagai hasil hutan, mendukung produksi perikanan laut, sebagai habitat flora dan fauna, serta mitigasi perubahan iklim.
Oleh karena itu, aksi penanaman pohon ini diharapkan menjadi motivasi masyarakat agar ikut berpartisipasi menjaga ekosistem lahan basah di Indonesia.
Baca juga: Mengembalikan ekosistem mangrove Kalimantan Utara
Baca juga: Indosat dan GSMA kolaborasi program digitalisasi konservasi mangrove di Kaltara